Ketika Mafia “Merampok” Rezeki Warga di Waduk Lambo

- Jurnalis

Senin, 6 Oktober 2025 - 13:09 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Steph Tupeng Witin

Steph Tupeng Witin

Oleh: Steph Tupeng Witin

MENULIS perihal dugaan kuat ada gerombolan mafia yang sedang mencengkeram leher Nagekeo saat ini merupakan sebuah tanggung jawab moral kemanusiaan. Moralitas kemanusiaan itu melampaui sekat-sekat primordial: suku, agama, geografi, ras dan bahkan golongan. Elemen-elemen ini sangat berbau Orde Baru.

Kita bisa membayangkan, orang yang hidup di zaman reformasi ini, meski banyak dimensi yang butuh pembenahan bersama, masih mengulang-ulang kelakukan yang basi, usang dan kedaluwarsa itu, tentu masih sangat terpencil dalam jagat moralitas kemanusiaan universal. Tapi kalau yang berpikir itu gerombolan mafia, tentu kita bisa sangat mengerti bahkan memahami. Mafia pasti membela mafia.

Sebuah opini tentu berbasis data dan fakta, ditulis dengan gaya dan bahasa penulisnya, dengan sangat memuliakan asas praduga tak bersalam dalam dimensi hukum. Data dan fakta pasti berasal dari investigasi dan wawancara dengan narasumber di lapangan dan sumber-sumber lain yang valid.

Baca Juga :  Tolak Geothermal, Lawan Kebohongan (Catatan Sekenanya atas Laporan Tim Satgas Geothermal Flores-Lembata)

Opini itu sebuah pendapat atas realitas yang bisa menggerakkan institusi dan pimpinan level lebih tinggi, semacam Kapolri, agar segera menindak aparatnya yang diduga sekian lama menjadi barisan gerombolan mafia meski berseragam negara.

Opini mesti dijawab dengan opini, bukan berkoar-koar dengan ancaman hukuman dan teror laporan ke polisi selevel Kapolsek sekalipun.

Kapolri Listyo Sigit saja, dalam level kekuasaan tertinggi kepolisian di Republik ini, sangat menghormati mekanisme media. Masa aparat level mafia lokal yang dibela gerombolan peneror di media sosial bertindak melebihi Kapolri? Ini sudah namanya tidak tahu diri dan sudah kehilangan kewarasan. Maka bantahan pasti sarat dengan makian, hinaan dan teror sebagai senjata andalan.

Tidak ada tulisan yang sempurna. Tulisan ini mungin hanya sekadar sebuah “wake up call” untuk membangunkan rakyat Nagekeo khususnya dan rakyat Flores-Lembata umumnya, agar mewaspadai menjalarnya bandit mafia yang kita duga dibekingi oleh orang-orang kita yang tinggal di “luar.”

Baca Juga :  Pater Niko “Konok” Strawn SVD Persembahkan Diri Hingga Titik Batas (Catatan di Usia 91 Tahun)

Mungkin saja ada yang pernah mencicipi kekuasaan negara. Tanah Flores dan Lembata ini jangan kita jadikan ruang cari makan orang-orang kita yang gagal di “luar” dengan titian memeras dan merampok hak rakyat kecil dengan kasar dan tidak manusiawi seperti yang kita duga kuat terjadi dalam kasus waduk Lambo di Nagekeo.

Tulisan ini menjadi bukti keberpihakan pada silent majority. Mayoritas publik yang diam. Mungkin takut dengan teror dari gerombolan mafia yang terpancing keluar dari liang persembunyian selama ini bagai ulat kepanasan di bibir waduk Lambo.

Cukuplah kalau tulisan ini jadi topik diskusi di rumah-rumah warga kecil, sederhana dan buta hukum setelah doa Rosario selama bulan Oktober ini. Semoga tulisan sederhana ini bisa jadi palu godam yang membentur dengan keras kepala para gerombolan mafia di tanah Nagekeo.

Berita Terkait

Hermien Kleden dan Jurnalisme “Tutu Koda”
Nagekeo dalam Cengkeraman Mafia?
Pater Niko “Konok” Strawn SVD Persembahkan Diri Hingga Titik Batas (Catatan di Usia 91 Tahun)
Warga Atakore Tolak Geothermal, Waiwejak Siap Dihancurkan PLN (Catatan untuk PLN dan Ketua Pokja PLTP Atadei)
Benahi DPRD, Kunci Perubahan Lembata
Jalan Pulang ke Masa Depan (Apresiasi Jalan Kreatif Festival Jelajah Maumere 2025)
Polres Nagekeo Harus Buka Tabir Kematian Vian Ruma
Teruslah Bersuara!
Berita ini 2,106 kali dibaca
REDAKSI: "ORING" hadir setiap Senin dan Kamis dalam sepekan. Hanya di Florespos.net

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 13:09 WITA

Ketika Mafia “Merampok” Rezeki Warga di Waduk Lambo

Kamis, 2 Oktober 2025 - 11:45 WITA

Hermien Kleden dan Jurnalisme “Tutu Koda”

Senin, 29 September 2025 - 12:26 WITA

Nagekeo dalam Cengkeraman Mafia?

Kamis, 25 September 2025 - 09:51 WITA

Pater Niko “Konok” Strawn SVD Persembahkan Diri Hingga Titik Batas (Catatan di Usia 91 Tahun)

Senin, 22 September 2025 - 11:50 WITA

Warga Atakore Tolak Geothermal, Waiwejak Siap Dihancurkan PLN (Catatan untuk PLN dan Ketua Pokja PLTP Atadei)

Berita Terbaru

Nusa Bunga

DPRD Tinjau Kembali Perda Manggarai Barat

Rabu, 8 Okt 2025 - 19:56 WITA

Nusa Bunga

Bupati Sikka Resmikan Puskesmas Wualadu, Naik Status Dari Pustu

Rabu, 8 Okt 2025 - 18:13 WITA