Oleh: Anselmus DW Atasoge
OLAHRAGA merupakan medium spiritual dan sosial yang menyatukan manusia dalam semangat kebersamaan yang melampaui sekat-sekat identitas, bahasa, dan latar budaya.
Di dalam gerak tubuh yang serempak, dalam sorak yang menyatu, dan dalam peluh yang sama-sama menetes, manusia menemukan ruang perjumpaan yang tulus dan egaliter.
Di dalamnya, dirayakanlah nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Kesetaraan, solidaritas, dan saling pengertian. Dan, dalam konteks Indonesia yang multikultur, olahraga menjadi jembatan yang menghubungkan ‘seribu wajah bangsa’.
Idealisme itu hendak ‘dibumikan’ pula oleh Pemuda Ekasapta, Larantuka, Flores Timur. Mereka menggelar turnamen terbuka pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
Lokasinya di Lapangan Guang Girak, Kelurahan Ekasapta, Kecamatan Larantuka, Flores Timur. Sebanyak 34 tim ikut serta. Tim dari Flores Timur dan Lembata bersatu dalam semangat olahraga.
Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, hadir membuka acara. Ia menyebut turnamen ini sebagai ajang kekeluargaan.
Ia mengajak semua pihak menjunjung sportivitas. Ia menekankan pentingnya menerima hasil pertandingan dengan lapang dada. Menang dan kalah adalah hal biasa. Yang luar biasa adalah semangat persatuan.
Ketua Panitia, Andy Wongso, menyampaikan harapan besar. Ia ingin futsal menjadi ajang pencarian bakat. Ia ingin Flores Timur melahirkan atlet berkelas. Ia ingin olahraga menjadi jalan persaudaraan. Ia ingin pemuda bersatu dalam semangat Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda bukan sekadar sejarah. Ia adalah warisan. Ia adalah panggilan zaman. Ia adalah ikrar yang hidup.
Ikrar itu lahir dari semangat pengakuan. Pengakuan atas perbedaan. Pengakuan atas keberagaman. Pengakuan atas tanah air yang satu. Bangsa yang satu. Bahasa yang satu.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya