Futsal Ekasapta, Sumpah Pemuda dan Seribu Wajah Indonesia

- Jurnalis

Senin, 6 Oktober 2025 - 08:16 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Anselmus DW Atasoge

OLAHRAGA merupakan medium spiritual dan sosial yang menyatukan manusia dalam semangat kebersamaan yang melampaui sekat-sekat identitas, bahasa, dan latar budaya.

Di dalam gerak tubuh yang serempak, dalam sorak yang menyatu, dan dalam peluh yang sama-sama menetes, manusia menemukan ruang perjumpaan yang tulus dan egaliter.

Di dalamnya, dirayakanlah nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Kesetaraan, solidaritas, dan saling pengertian. Dan, dalam konteks Indonesia yang multikultur, olahraga menjadi jembatan yang menghubungkan ‘seribu wajah bangsa’.

Idealisme itu hendak ‘dibumikan’ pula oleh Pemuda Ekasapta, Larantuka, Flores Timur. Mereka menggelar turnamen terbuka pada Sabtu, 4 Oktober 2025.

Baca Juga :  Ketimpangan yang Membunuh

Lokasinya di Lapangan Guang Girak, Kelurahan Ekasapta, Kecamatan Larantuka, Flores Timur. Sebanyak 34 tim ikut serta. Tim dari Flores Timur dan Lembata bersatu dalam semangat olahraga.

Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, hadir membuka acara. Ia menyebut turnamen ini sebagai ajang kekeluargaan.

Ia mengajak semua pihak menjunjung sportivitas. Ia menekankan pentingnya menerima hasil pertandingan dengan lapang dada. Menang dan kalah adalah hal biasa. Yang luar biasa adalah semangat persatuan.

Baca Juga :  Future School, Sinergi Lokalitas dan Globalitas (Perspektif Filsafat Pendidikan)

Ketua Panitia, Andy Wongso, menyampaikan harapan besar. Ia ingin futsal menjadi ajang pencarian bakat. Ia ingin Flores Timur melahirkan atlet berkelas. Ia ingin olahraga menjadi jalan persaudaraan. Ia ingin pemuda bersatu dalam semangat Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda bukan sekadar sejarah. Ia adalah warisan. Ia adalah panggilan zaman. Ia adalah ikrar yang hidup.

Ikrar itu lahir dari semangat pengakuan. Pengakuan atas perbedaan. Pengakuan atas keberagaman. Pengakuan atas tanah air yang satu. Bangsa yang satu. Bahasa yang satu.

Berita Terkait

Human Trafficking, Retakan Moral Kolektif dan Tanggung Jawab Spiritual
Menuju Penyatuan Cakrawala
Dampak Stunting Bagi Pertumbuhan Anak
Mungkinkah Demokrasi Deliberatif dalam Kasus RS Pratama Solor
Martabat Manusia, Kekerasan Simbolik dan Krisis Sportivitas
“Yang Sakral dan Yang Sosial”
Perencanaan Strategis dan ‘Proses Menjadi’ (Sisip Gagas untuk Artikel Vinsensius Crispinus Lemba)
Bahasa, Jalan Menuju Hati dan Rekonsiliasi
Berita ini 383 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 09:05 WITA

Human Trafficking, Retakan Moral Kolektif dan Tanggung Jawab Spiritual

Kamis, 30 Oktober 2025 - 13:50 WITA

Menuju Penyatuan Cakrawala

Minggu, 26 Oktober 2025 - 19:34 WITA

Dampak Stunting Bagi Pertumbuhan Anak

Senin, 20 Oktober 2025 - 18:48 WITA

Mungkinkah Demokrasi Deliberatif dalam Kasus RS Pratama Solor

Jumat, 17 Oktober 2025 - 08:56 WITA

Martabat Manusia, Kekerasan Simbolik dan Krisis Sportivitas

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Rumah BUMN PLN Ende Salurkan Bantuan Sosial ke Hokeng, Flores Timur

Selasa, 11 Nov 2025 - 13:35 WITA