Pater Wim van der Leur SVD dan Pater Piet Geurst SVD, misionaris-misionaris asal Belanda yang sedang bercerita di kamar, lalu bergegas menyambut kedatangan misionaris muda.
Betapa indah persahabatan yang terbangun di antara sesama misionaris yang bermisi di daerah terpencil seperti tanah Lomblen.
Pater Niko Strawn SVD mulai merasakan suasana misi di tanah Lomblen dengan mengikuti alur hidup di rumah misi SVD Lewoleba yang terasa sejuk karena berada di samping kebun kelapa yang sangat luas dibawah pimpinan Br. Patrisius Ratz SVD, misionaris asal Belanda.
Pohon-pohon kelapa yang telah berusia 30-an tahun tumbuh subur dan lebat dengan buah. Deru kendaraan berat, truk dan traktor berbaur dengan bunyi mesin-mesin pemotong kayu dan alat las datang dari bengkel besar di samping rumah penginapan.
Di samping rumah misi SVD, ada sebuah sekolah dan asrama bagi anak-anak sekolah yang datang dari kampung-kampung di seluruh Lembata. Sekolah itu berpelindungkan St. Pius X dan berkembang dari sebuah lembaga pendidikan guru sebagai persiapan untuk tenaga-tenaga guru sekolah dasar yang dikenal dengan nama sekolah guru bawah (SGB).
Ketika itu Lewoleba telah menjadi sebuah paroki yang umatnya merupakan bauran dari berbagai suku yang datang dari berbagai daerah sebagai pemukim yang baru. Pendopo rumah misi SVD menjadi tempat kegiatan pastoral, mulai dari pertemuan pribadi, urusan sakramen dan administrasi paroki.
Gereja paroki berdiri kurang lebih 1km dari rumah misi SVD yang dibangun pada tahun 1962 pada waktu Pater Ben Brabander SVD menjadi pastor paroki dengan pelindung St. Maria Banneaux.
Selama enam bulan di tanah Lembata, Pater Niko Strawan SVD bersama Pater Laurens Hambach SVD menjelajah dua paroki sekaligus yaitu Paroki Ile Ape dan Paroki Lerek.
Sejak awal kedatangan di Lembata, Pater Niko sudah bersedia untuk bekerja di Paroki Lerek yang terletak di Kecamatan Atadei. Hal ini pun sesuai dengan penugasan dari Uskup Larantuka, Mgr. Anton Thijsen SVD.
Menuju Lerek
Pada Februari 1964, Pater Niko bersama Pater Laurens Hambach bersiap-siap menuju Paroki Lerek. Koper dan tas-tas dengan segala kebutuhan dan kuda-kuda sebagai alat transportasi disiapkan oleh pelayan-pelayan misi yang terampil dan cekatan.