Tampak Pater Niko Strawn yang masih muda berpose di depan dua ekor kuda hitam dengan latar belakang rumah misi SVD yang kini menjadi Rumah Dekenat Lembata. Alam masih sangat asli. “Kuda-kuda ini menjadi kendaraan yang membawa kami patroli dan datang pertemuan di Lewoleba.”
Potret lain adalah gambar para misionaris SVD yang berkarya di tanah Lembata: Pater Bene Atok SVD, Pater Eugene Schmit SVD, Pater Arnold Dupont SVD, Pater Niko Strawn SVD, Pater Frans Soo SVD dan Pater John Suban Tukan SVD. Inilah kelompok misionaris SVD di tanah Lembata yang saling meneguhkan dalam seluruh karya pelayanan.

Pater Niko Strawn SVD lahir pada 24 September 1934 di Oelwein, negara bagian Iowa, Amerika Serikat. Wilayah tersebut terkenal sebagai daerah pertanian dan peternakan yang luas dan subur di bagian Midwest Amerika Serikat.
Pater Niko adalah putera keempat dari enam bersaudara buah kasih Lorens David Strawn dan Loretta Bauer. Mama Loretta berdarah Jerman dan Bapak Lorens berdarah Inggris karena orang tua adalah imigran dari Wales. Saudara-saudaranya adalah Loren, Dale, Delbert, Allan dan Paul.
Benih panggilan menjadi Imam tumbuh pada usia 12 tahun saat duduk di bangku sekolah dasar. Ia memang dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama.
Mama Loretta saat Niko masih kecil membuat sebuah altar kecil di rumah dan meletakkan patung Bunda Maria dengan bunga-bunga yang selalu segar.
Setelah makan malam, sekeluarga berkumpul dan berdoa. Salah satu intensi doa ibunya adalah agar salah satu anaknya terpanggil menjadi Imam.
Panggilan menjadi Imam yang mulai tumbuh ini semakin diteguhkan oleh kehadiran dan kesaksian hidup pamannya, Pater William Bauer SVD yang sering berkunjung ke rumahnya. Niko sangat mengagumi sosok Imam dalam diri pamannya itu.
Pada tahun 1948, saat berusia 14 tahun, ia masuk seminari hingga akhirnya ditahbiskan menjadi Imam pada 2 Februari 1962. Ia ingin menjadi misionaris di Indonesia namun untuk masuk ke Indonesia tidak mudah karena waktu itu Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia.
Tiba di Indonesia
Pater Niko Strawn SVD, misionaris muda belia ini akhirnya menginjakkan kakinya di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta 4 Desember 1963 setelah menempuh perjalanan laut selama kurang lebih dua bulan.