Oleh: Inosensius Enryco Mokos, M. I. Kom
SAAT mengetahui dan membaca berita tentang Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Indonesia mendapatkan pemotongan anggaran atau efisiensi anggaran sesuai Instruksi Presiden (Inpres), saya merasa bahwa pendidikan dasar dan menengah Indonesia bisa akan stagnan dan tidak akan meningkat kualitasnya.
Kemendikdasmen mendapatkan pemotongan anggaran 8 triliun. Ini adalah anggaran yang sangat besar yang sebenarnya sangat berguna untuk pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Jika sajaanggaran 8 triliun itu dikelola dengan baik dan tidak dipotong, berapa banyak guru honorer yang bisa sejahtera, berapa banyak gedung sekolah yang mendapatkan renovasi dan perbaikan, berapa banyak pengembangan dan penerapan tekologi yang dapat dilakukan sehingga pendidikan dasar di Indonesia dapat meningkat kualitasnya.
Melihat fenomena pemotongan anggaran yang didapatkan oleh Kemendikdasmen, saya merasa fokus dan arah peningkatan kualitas pendidikan dasar akan berdampak sangat besar dan bisa jadi segala rencana baik yang sudah direncanakan gagal dan pada akhirnya pendidikan dasar hanya akan berjalan di tempat.
Saya sebagai masyarakat pada awalnya merasa bahwa dalam Pemerintahan Presiden Prabowo yakin pendidikan dasar kita akan mengalami peningkatan yang signifikan karena jargon politik Prabowo adalah membuat kebijakan pendidikan gratis namun realitanya berbeda jauh sama sekali.
Pertanyaan besar muncul, mau ke mana arah pendidikan dasar Indonesia setelah pemotongan anggaran yang berpengaruh besar ini? Apakah rencana-rencana besar yang sudah dicanangkan Kemendikdasmen dapat terlaksana dengan baik? Penting untuk membahas dan mengeksplorasi pertanyaan di atas sebagai bahan refleksi terhadap kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Quo Vadis Pendidikan Dasar Indonesia?
Seperti yang sudah saya katakan di awal bahwa, mau ke mana arah pendidikan dasar kita dengan pemotongan anggaran besar yang berpengaruh ini? Tentu jawabannya arah pendidikan kita akan lambat dan mendapatkan banyak hambatan.
Dengan anggaran 8 triliun itu, tentu peningkatan kualitas dan pembangunan teknologi yang bisa diterapkan di berbagai sekolah dasar di Indonesia akan tercapai dengan baik.
Dengan wacana Kemendikdasmen untuk menerapkan kembali Ujian Nasional atauTes Kemampuan Akademik, tentu anggaran 8 triliun itu sangat membantu. Namun dengan pemotongan anggaran itu justru membuat wacana ini bisa saja tidak akan berjalan dengan baik atau penerapannya akan menghadapi hambatan.
Jika kita ingin mencermati betapa pentingnya peningkatan kualitas pendidikan dasar kita maka data kualitas IQ di Indonesia dapat menjadi patokan.
Editor : Wall Abulat
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya