“Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, dan manusia mati meninggalkan nama”.
Laporan Wall Abulat (Jurnalis, Penulis Buku & Anggota Biro Komsos Keuskupan Maumere)
DEMIKIAN satu adagium bermakna yang pantas kita gelorakan untuk mengingatkan momen kematian salah satu katekis yang juga mantan Guru Agama Katolik yang telah mengabdikan diri selama puluhan tahun Kabupaten Sikka dan atau Keuskupan Maumere.
Nama katekis dan atau mantan Guru Agama Katolik itu adalah Ibu atau Mama Dua Maria Margaretha atau yang akrab disapa Mama Mia atau Ibu Mia.
Mama Mia telah meninggalkan kita semua tatkala menghembuskan nafas terakhir di RSUD dr. TC Hillers Maumere pada Senin 8 Januari 2024 pukul 11.30 Wita.
Berita meninggalnya Mantan Guru Agama Katolik yang mengabdi selama 32 tahun di SMAN I Maumere hingga pensiun pada tahun 2019 ini sangat mengagetkan banyak pihak.
Apalagi, tiga hari tepatnya tanggal 5 dan 6 Januari 2024 menjelang kematiannya, istri dari Sipri Madha ini ikut secara aktif dalam dua kegiatan penting di Paroki Santo Thomas Morus yakni evaluasi keuangan Paroki Tahun 2023 dan penyusunan perencanaan program pastoral 2024.
Pada dua momen ini, Ibu Mia aktif bersama puluhan pelayanan pastoral di bawah pimpinan Pastor Paroki RD. Domi Dange melakukan evaluasi dan aktif berdiskusi dalam penyusunan program.
Momen kegiatan pastoral di Paroki Santo Thomas Morus ini sempat diberitakan di dua media online yakni Mudikalink.net anak dari Florespos.net yang berkantor di Ende, dan dimuat juga Pojokbebas.com media yang berkantor di Jakarta.
Dua media ini sama-sama menurukan berita pada Senin 8 Januari 2024 pagi atau beberapa jam sebelum Ia Mia menghembuskan nafas terakhir.
Cerita totalitas pengabdian Ibu Mia untuk pelayanan di Gereja memang menjadi warna utama pelayanannya menjelang ajal menjemputnya.
Meskipun kondisi fisiknya mengalami penurunan karena keluar masuk RS sejak Januari hingga Oktober 2023, namun Ibu Mia selalu hadir dalam pelbagai pertemuan pastoral di tingkat Paroki dan Keuskupan.
Media ini mencatat, Ibu Mia selalu berpartisipasi aktif dalam pelbagai kegiatan evaluasi pastoral Thomas Morus pada 15 dan 16 Desember 2023 yang dipusatkan di Aula TK Yos Sudarso dan Kherubim Center Hall (KCH), dan dalam kegiatan katekese stunting termasuk katekese untuk orang muda di KBG Kristus Raja pada Mingggu 17 Desember 2023.
Dan keesokan harinya, tepatnya pada Senin 18 Desember 2023, Ibu Mia bergabung dengan Pengurus KBG Kristus Raja memberikan makanan bergizi bagi belasan balita yang mengalami gizi.
Singkat cerita, sosok Ibu Mia dikenal elemen umat Paroki St. Thomas Morus sebagai seorang katekis dan pelayanan pastoral yang total mengabdi untuk Gereja dan bangsa, meskipun konsisi fisiknya mengalami penurunan karena sakit dalam setahun terakhir.
Reuni Akbar Elemen Warga
Berita meninggalnya Mantan Guru SMAN I Maumere Ibu Dua Maria Margaretha ini tersiar begitu cepat di pelbagai media sosial seperti facebook, grup WhatsApp (WA), twitter, dan laman media sosial lainnya.
Tak heran dalam hitungan menit, ribuan umat dari pelosok Sikka menyambangi Ruang Jenazah RSUD dr. TC Hillers Maumere dan rumah duka di Jalan K.S. Tubun, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur.
Tampak di antara para pelayan ada puluhan pastor dari pelbagai kongregasi dan paguyuban, pengurus DPP Paroki Santo Thomas Morus, Perangkat Pastoral Keuskupan, para suster, para alumni SMAN I, dan elemen warga lainnya.
Turut hadir melayat puluhan pastor. Bahkan pada momen pemakaman yang diawali dengan Misa Requiem di Gereja Paroki Santo Thomas Morus pada Selasa 9 Januari 2024 dihadiri puluhan pastor dari pelbagai kongregasi dan paguyuban imam diosesan Keuskipan Maumere. Bahkan turut hadir saat itu Uskup Keuskipan Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu.
Para imam yang hadir saat misa Requiem yang dipimpin Pastor Paroki St. Thomas Morus RD. Doi Dange saat itu di antaranya Praeses Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere RD. Martoni Tangi; Sekretaris Uskup Maumere RD. Epyphanus Markus Nale Rimo; Pastor Paroki St. Gabriel Waioti RD. Laurens Noi; RP. Tony Janga, CP; RD. Kanis Mbani; RD. Yanuarius Hilarius Role; RP. Hendrik, RCJ; RD. Raymond Minggu; RP. Edward Mada, CP; RP. Romy Kedong, O.Carm; RD. Agus Pitang; RD. Rian da Cunha; RP. Agus Senda, SVD; RP. Alfons Mana, SVD; RP. Ovan Setu, O.Carm; RP. Berto, O.Carm; RP. Marten, O.Carm; RP. Kristo, O.Carm; RP. Fram. O.Carm; RP. Yulius O.Carm, RD. Louis Rota-Dosen STIPAS Ende; RD. Quin Galmin; sejumlah imam dari pelbagai kongregasi lainnya.
Para imam yang hadir saat itu berdiri melingkari jenazah Katekis Dua Maria Margaretha yang diletakkan di depan altar Gereja. Sementara ribuan umat dari lintas agama menempati semua bangku gereja yang mengitari jenazah anggota Komisi Kateketik Keuskupan Maumere itu.
Kehadiran imam lintas kongregasi ini plus elemen warga Kabupaten Sikka juga terlihat saat misa Nara Krus atau misa malam keempat utntuk mengenang kepergian almarhumah yang dipusatkan di Rumah Duka Jalan KS. Tubun, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka pada Jumat 12 Januari 2024 malam.
Bahkan dalam misa Nara Krus yang dipimpin Praeses Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere RD. Martoni Tangi ini juga turut hadir dua imam berkebangsaan Filipina dan Mexico, serta beberapa imam mantan anak didik Ibu Dua Maria Margaretha sewaktu mengabdi di SMAN I Maumere di antaranya RP. Romy Kedong, O.Carm, dan RP. Albertt, Cs.
Tampak para imam dari pelbagai kongregasi yang hadir saat itu di antaranya imam dari Ordo Karmel, Imam dari Konregasi Pasionis. Imam dari Rogationis, imam dari Kongregasi Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD) dan imam Diosesan Keuskupan Maumere berdiri mengitari pusara makam Katekis Dua Maria Margaretha.
Melihat kehadiran imam dari pelbagai kongregasi ini, tak sedikit umat memberikan aneka komentar yang antara lain menyebutkan bahwa betapa locus pusara makam Katekis Dua Maria Margaretha bisa menjadi momen reuni berahmat para imam dari pelbagai kongregasi yang bertugas di Keuskupan Maumere dan Keuskupan Agung Ende, bahkan ada imam yang berasal dari Filipina dan Mexico.
“Pusara makam Katekis Ibu Dua Maria Margaretha ini telah menjadi momen reuni akbar para imam lintas kongregasi. Ini merupakan momen berahmat yang bakal tak terlupakan dan selalu dikenang oleh siapa saja, terutama keluarga yang berduka dan umat yanh hadir,” kata Bapak Thomas salah seorang tokoh umat yang menghadiri misa Nara Krus untuk mengenang kematian Ibu Dua Maria Margaretha.
Rumah Induk Imam Lintas Kongregasi
Sementara RD. Martoni Tangi dalam khotbahnya saat memimpin Misa Nara Krus, Jumat (12/1/2024) malam antara lain menyebutkan bahwa Ibu Mia merupakan seorang yang paling unik dalam keluarga besar di mana gaya bicaranya, baik terhadap suami dan anak-anaknya, anak-anak didiknya, maupun terhadap semua orang yang ia jumpai selalu to the point alias tidak banyak menggunakan anak kalimat. Gaya bicaranya lugas, spontan, terbuka dan tidak sembunyi-sembunyi.
Romo Martoni juga bersaksi bahwa relasi sosial ibu Mia sangat luas, bahkan melebihi seorang pejabat , dan itu yang membuat ibu Mia tidak bisa “diam” walaupun dalam kondisi sakit.
“Ibu Mia selalu kerja keras dan bertanggung jawab. Ia selalu menunjukkan sikap pemberian diri yang “total” baik untuk kepentingan keluarga, Gereja dan Masyarakat,” kata Romo Martoni.
Romo Martoni pada kesempatan itu juga menyebut bagaimana keikhlasan Ibu Mia yang selalu menerima para calon imam dan imam dari pelbagai kongregasi atau komunitas calon imam apa pun di rumahnya.
“Rumah ini (Rumah Ibu Mia, Red) untuk banyak imam dan calon imam menjadi pastoran kedua atau rumah pembinaan kedua. Karena itu rumah ini menjadi tempat paling sering dikunjungi para frater dari Riung, Bajawa dan daerah lain di setiap akhir pekan atau lebih dikenal oleh para frater dengan minggu keluar. Mama Mia sangat ramah dan penyayang. Rumah ini juga menjadi seperti tempat penampungan para eks Frater ketika awal-awal keluar dari biara sebelum menetap di kos. Kedamajan juga didapat di rumah ini,” kata Romo Martoni.
Dosen pada Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero ini juga menggarisbawahi bahwa Ibu Mia selama hidupnya telah menanam nilai universal dan nilai dasar kehidupan dalam diri anak-anaknya, kelaurga besarnya, dan siapa saja yang pernah berjumpa dengannya.
“Di rumah ini, tersedia kelimpahan kasih, cinta dan perhatian. Damai, cinta, saling menghargai, hidup solider, kesederhanaan hidup adalah sebuah harta indah, mutiara yang perlu dicari dan dicari serta diperjuangkan, dipertahankan. Karena itu ganjaranmu besar: Hari ini juga engkau akan bersama-Ku di Firdaus,” kata Dosen Liturgi IFTK Ledalero tamatan Roma Italia ini.
Dibanjiri Karangan Bunga
Pantauan Media ini di rumah duka,, terlihat puluhan karangan bunga dari pelbagai elemen masyarakat, termasuk para alumnus SMAN I Maumere-lembaga pendidikan di mana Ibu Mia telah mengabdikan diri sebagai pengajar Matapelajaran Agama Katolok selama 32 tahun.
Karangan bunga di antaranya berasal dari Bank NTT Cabang Maumere, Bank Sinar Mas; KSP CU Bahtera Sejahtera, KSP Kopdit Obor Mas; Alumni SMPK Frater 04; Keluarga Besar Katolik St. Petrus Canisius MIPA FST Undana Kupang; Murid Ardiyanto M. Milianus & Keluarga; SMAM I Maumere, BRI Unit Talibura, Christa Prima Resta; Ikatan Mahasiswa Bajawa-Riung-Nagekeo (Barina) Maumere, SMAK Monte Carmelo Maumere, Ikatan Alumni Syuradikara, DPP dan Perangkat Pastoral Paroki Santo Thomas Morus Maumere; Keluarga Carmel Awam St. YoachimaVedruna De Mas, ITN Malang, dan puluhan karagan bunga dari setiap alumnus SMAN I Mamere sejak 1989 hingga 2022.
Alumni SMANSA Bagikan Ratusan Kartu Spesial
Media ini mencatat pada momen perayaan Nara Krus dilangsungkan juga beberapa kegiatan spontanitas dari para alumnus SMAN I Maumere. Alumni SMAN I Maumere Tahun 2002, misalnya, pada kesempatan itu membagikan ratusan kartu spesial.
Pada halaman depan Kartu Spesial ini tertera gambar Yesus di mana di bawah gambar tercantum kalimat “Yesus Engkaulah Andalanku: Sementara di bagian belakangnya tertera foto Ibu Dua Maria Margaretha di mana di atas foto tertulis kalimat “Mengenang Berpulangnya Ibu Dua Maria Margaretha 8 Januari 2024.”Dalam kartu yang dibagikan oleh alumni SMANSA Tahun 2002 Reynold Mandalangi dan Ibu Martha Yeane E. Ray ini dicantumkan juga urutan doa.
Tampak ratusan elemen warga yang hadir saat itu menerima kartu ini di antaranya Ketua Pelaksana I DPP Paroki St. Thomas Morus Markus Minggus; tokoh masyarakat Aimere Kabupaten Ngada Thomas Pea dan Mama Ona Ralim; RD. Martoni Tangi; dalam elemen masyarakat lainnya.
Terima Kasih
Kepala SMAK Monte Carmelo, RP. Beny, O.Carm dalam sambutannya saat rangkaian acara Nara Krus antara lain menyampaikan terima kasih kepada keluarga Bapak Sipri Madha dan kelima anak dan anak mantu mereka: Listan Madha, Petin Madha & Ibu Shanti; Arsis Madha, dan Annely Madha yang telah mengikhlaskan Ibu Dua Maria Margaretha untuk mengabdi/tenaga pendidik di sekolah yang dipimpinnya sejak Juli 2022 hingga ajal menjemputnya.
“Dari hati yang tulus, saya menyampaikan terima kasih atas pengabdian Ibu Mia dan keikhlasan dari keluarga yang telah merelakan Ibu Mia mengajar di SMAK Monte Carmelo,” kata RP. Beny.
Ucapan terima kasih juga disampaikan RD. Martoni Tani yang mewakili keluarga yang berduka dan keluarga besar Wangka-Riung, dan Keluarga Besar Aimere.
Romo Martoni secara khusus menyampaikan terima kasih kepada imam yang rela meninggalkan tugas rutinnya berkenan hadir dalam rangkaian acara sejak meninggalkanya almarhumat hingga perayaan Misa Nara Krus.
Romo Martoni juga menyampaikan terima kasih kepada pihak Keuskupan Maumere dan DPP Paroki Santo Thomas Morus yang telah mempercayakan Ibu Mia sebagai anggota tim pastoral Tingkat Keuskupan dan Tingkat Paroki St. Thomas Morus.
”Secara khusus, keluarga menyampaikan terima kasih kepada umat KBG Krisus Raja, Lingkungan XII, para alumni SMANSA, para suster, frater, dan semua pihak yang dengan caranya masing-masing mengambil bagian dalam rangkaian acara kedukaan Mama Mia. Semoga Tuhan membalas segala kebaikan Anda sekalian,” kata Romo Martoni.
Demikianlah narasi seputar momen duka atas kepergian Katekis dan Mantan Guru Agama Katolik yang telah mengabdikan diri selama 32 tahun di SMAN I Maumere, Ibu atau Mama Dua Maria Margaretha.
Dari sosok Ibu Mia dan dinamika dari para pihak yang terlibat dalam rangkaian hari-hari kedukaan yang telah lewat perpancar aneka nilai dan pembelajaran.
Di antaranya momen duka ini menjadi ajang reuni bagi para imam dari pelbagai kongregasi yang pernah atau sedang bertugas di Maumere. Dan Locus reuni ini terjadi di pusara makam dan atau jenazah Katekis Ibu Dua Maria Margaretha.
Selain reuni para imam lintas kongregasi, momen duka ini juga menjadi ajang bagi para alumnus SMAN I Maumere untuk melakukan reuni akbar.
Sebagian besar perwakilan alumni SMANSA sejak tahun tahun 1989 hingga tahun 2022 hadir dalam rangkaian acara kedukaan.
Para alumnus setiap angkatan selain hadir secara fisik (ada utusan), mereka juga membawakan karangan bunga dengan ucapan turut berduka cita atas meninggalnya Guru Agama Katolik yang telah mengabdikan diri selama 32 tahun di SMAN I Maumere.
Semoga reuni para imam lintas Kongregasi ini dan reuni akbar alumni SMAN I Maumere di Pusara Makam Katekis Ibu Dua Maria Margareta dan kehadiran elemen warga Kabupaten Sikka semakin memuluskan ziarah Ibu Mia untuk segera bergabung dengan para kudus di Surga.
Ibu Mia memang telah tiada, namun namanya, totalitas pengabdiannya, ketulusannya, pengorbanannya, tanggung jawabnya, dan nilai-nilai positif lainnya selalu ada dalam hati kita.
Kita pun mengafirmasi adagium “Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, dan manusia mati meninggalkan nama” sebagaimana dikutip pada awal tulisan ini telah teraktualisasi dalam jiwa perjuangan Ibu Dua Maria Margeretha.
Selamat jalan katekis dan pahlawan tanpa tanda jasa Ibu Dua Maria Margaretha. Requiescat In Pace-Beristirahatlah Dalam Damai. ***