Oleh: Oktaviani Paskalia Astuti
MANUSIA adalah makhluk ciptaan Tuhan yang segambar dan serupa dengan-Nya. Manusia memiliki hak dalam hidupnya untuk mempertahankan martabat pribadinya.
Martabat manusia sangat dijunjung tinggi dan merupakan salah satu hal yang harus dijaga. Martabat manusia diatas segala-galanya dari pada yang lain.
Dalam kehidupan manusia sekarang ini, tidak luput dari yang namanya krisis. Begitu banyak krisis yang dialami oleh manusia dari zaman ke zaman. Krisis inilah yang menyebabkan kematian pada manusia.
Salah satu krisis yang dialami oleh manusia dan penting untuk diperhatikan adalah krisis air bersih dan sehat.
Dewasa ini, ketersediaan air bersih sangat kurang. Dari kurangnya ketersediaan air bersih ini sangat berdampak pada kehidupan manusia. Air itu bisa kita sebutkan sebagai sebuah anugerah dari Tuhan. Air merupakan sumber kehidupan manusia.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan diperlukan untuk menentukan keberlanjutan kehidupan semua makhluk hidup di bumi ini terutama untuk kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri jika manusia hidup tanpa air.
Dalam semua aktivitas manusia, air merupakan kebutuhan pokok untuk melangsungkan berbagai aktivitasnya. Karena ketika manusia beraktivitas, tentunya memerlukan air.
Jadi dapat dikatakan bahwa air sangat berfungsi dan memiliki peran penting untuk kehidupan makhluk hidup di alam semesta ini.
Dibalik pentingnya air bagi kehidupan manusia, tidak sedikitnya juga manusia mengalami kekurangan air bersih dan sehat.
Masih begitu banyak manusia di muka bumi ini yang kekurangan air bersih dan sehat atau krisisnya air bersih terutama pada kalangan kaum miskin.
Permasalahan krisis air bersih sangat mengkhawatirkan. Mengapa krisis air bersih ini sangat mengkhawatirkan? Jawabannya adalah karena masalah ini berangsur-angsur akan meluas ke belahan dunia.
Kita dapat melihat dibeberapa wilayah seperti wilayah Timur Tengah dan juga Afrika yang mengalami kurangnya ketersediaan sumber air bersih.
Masalah kekurangan air bersih ini bukan hanya pada beberapa wilayah itu saja melainkan juga sudah melanda di negara-negara yang lain. Krisis air bersih ini sudah termasuk dalam lima besar resiko dunia yang perlu diwaspadai.
Data dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 2019 memperlihatkan bahwa ada 2,2 miliar orang masih sangat kekurangan air minum yang aman dikonsumsi.
Dijelaskan juga bahwa, sebanyak 4,2 miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang aman dan 3 miliar tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar.
Dari laporan Bappenas, di negara kita Indonesia juga mengalami krisis air bersih. Di beberapa tempat di Indonesia, sudah mengalami krisis air bersih ini dan itu diperkirakan akan menjadi langka pada tahun 2045.
Tidak luput juga masyarakat yang ada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di NTT, krisis air bersih ini sangat terlihat. Mulai dari dulu sampai sekarang menjadi masalah yang terus menerus dihadapi oleh masyarakat NTT.
Masalah ini hampir mencakup di semua wilayah NTT. Tentunya permasalahan krisis air ini sangat menyita perhatian. Oleh sebab itu, memerlukan perhatian khusus pada bidang ini.
Permasalahan ini dari tahun ke tahun menjadi sangat parah dan dari kurangnya ketersediaan air bersih ini, sangat berdampak pada kehidupan manusia.
Krisis air bersih ini memiliki banyak penyebab dan juga yang pasti akan berdampak pada kehidupan manusia.
Penyebab yang pertama, karena perubahan iklim yang menjadi penyebab utama terjadinya krisis air, kedua kerusakan hutan, ketiga semakin bertambahnya jumlah penduduk di suatu negara atau wilayah yang menyebabkan tingginya penggunaan air, keempat kebiasaan membuang sampah disembarang tempat, kelima karena kepentingan ekonomi dari kalangan atas dalam bidang industri.
Dari penyebab ini sangat berdampak pada kehidupan manusia terutama para kaum miskin. Kehidupan dari kaum miskin akan semakin terpuruk karena tidak adanya air yang bersih dan sehat untuk keberlangsungan hidup mereka sehari-hari.
Dari sinilah akan muncul berbagai penyakit yang melanda pada manusia terutama kaum miskin yang kemudian akan menyebabkan tingginya angka kematian.
Krisis air ini akan berdampak juga pada bidang pertanian. Masyarakat tidak dapat mengelola lahan pertaniannya sehingga timbullah kelaparan pada manusia. Dampaknya bukan hanya pada manusia saja, akan tetapi semua makhluk hidup di bumi ini.
Berangkat dari masalah yang terjadi ini, Gereja Katolik hadir dan menjawab masalah krisis air bersih dan sehat ini.
Masalah ini dijababi oleh Gereja Katolik dalam Ajaran Sosial Gereja (ASG) yang tertuang dalam Ensiklik “Laudato Si” yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015.
Dalam Ensiklik ini, Paus Fransiskus membicarakan tentang lingkungan hidup (merawat rumah kita bersama).
Bagaimana upaya dari kita manusia untuk merawat bumi ini yang sedang rusak akibat dari perubahan iklim dan juga ulah dari manusia sendiri. Munculnya ensiklik dari Paus ini didasari atas krisis ekologi.
Dalam ensiklik ini, Paus Fransiskus menegaskan bahwa semua manusia harus menjaga dan memelihara bumi ini. Kita manusia telah menerima segala hal dari Allah. Allah memberikan segalanya kepada manusia untuk kehidupannya.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh manusia atas pemberian Allah ini? Yang pasti bahwa kita dituntut untuk merawat bumi ini dengan cara kita masing-masing.
Tapi apalah daya manusia tidak merawat dan melestarikan bumi ini. Manusia malah merusaknya.
Dalam ensiklik ini, hal yang paling penting yang diserukan oleh Paus Fransiskus adalah berkaitan dengan masalah air. Dunia sedang dilandai krisisnya air bersih dan sehat.
Paus mengatakan bahwa air minum segar merupakan topik yang paling penting, karena sangat dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan untuk mendukung ekosistem di daratan dan perairan.
Dalam tulisannya, juga menjelaskan bahwa masalah sangat serius yang perlu diperhatikan adalah kualitas air yang tersedia bagi orang miskin yang menyebabkan banyak kematian setiap hari.
Beberapa studi memperingatkan bahwa kekurangan air yang akut dapat terjadi dalam beberapa dekade jika tidak segera diambil tindakan atau jika tidak segera dihadapi.
Dampaknya pada lingkungan dapat memengaruhi miliaran manusia, juga diduga bahwa kontrol atas air oleh perusahaan multinasional besar dapat menjadi salah satu sumber utama konflik pada abad ini.
Dari pernyataan Paus diatas, kita dapat mengetahui bahwa masalah air ini adalah masalah serius yang perlu dan harus diperhatikan karena berkaitan dengan martabat manusia itu sendiri.
Banyak manusia yang menjadi korban dari krisis air ini terutama para kaum miskin. Muncul pertanyaan bahwa mengapa masalah air ini perlu diperhatikan dengan baik dan segera di ambil tindakan? Kita bisa menjawab melalui tulisan dari Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si ini.
Beliau mengatakan bahwa “akses ke air minum yang aman merupakan hak asasi manusia yang dasariah dan universal, karena sangat menentukan untuk kelangsungan hidup manusia dan dengan demikian, merupakan syarat untuk pelaksanaan hak asasi manusia lainnya”.
Dijelaskan juga oleh Paus Fransiskus bahwa dunia kita sekarang ini memiliki tanggungjawab yang besar terhadap orang miskin yang tidak memiliki akses air bersih dan sehat, karena mereka tidak diberi hak untuk hidup sesuai dengan martabat yang tak dapat dicabut dari mereka.
Dari apa yang telah disampaikan oleh Paus ini, saya dapat menyimpulkan bahwa semua orang berhak untuk mendapatkan akses air yang bersih dan sehat karena ini menentukan keberlangsungan kehidupan manusia terutama para kaum miskin yang selama ini terus-menerus mengalami masalah yang sama.
Ini berkaitan dengan martabat manusia itu. Karena ketika manusia terus menerus berada dalam masalah ini, maka kehidupan manusia terutama para kaum miskin tidak akan berjalan dengan baik dan selalu hidup dalam keterpurukan.
Dari hal itulah akan menyebabkan tingginya angka kematian pada manusia. Ini berarti bahwa martabat manusia kurang di hargai dan dipelihara karena perbuatan dari manusia itu sendiri.
Paus berkaitan dengan masalah ini menawarkan kepada umat kristiani suatu kerangka spiritualitas ekologis yang berakar dalam keyakinan iman kita, karena apa yang diajarkan Injil kepada kita, memiliki konsekuensi untuk cara kita berpikir, berperasaan, dan hidup.
Yang penting bukanlah berbicara tentang ide-ide, tetapi terutama tentang motivasi yang lahir dari spiritualitas, dan menumbuhkan semangat pelestarian dunia.
Dan juga Paus menawarkan bahwa kita dapat menghadapi ini semua dengan menerapkan pendidikan ekologis dan juga pertobatan ekologis.
Lalu, bagaimana tindakan kita yang perlu kita lakukan untuk mengatasi masalah krisis air ini?
Yang perlu kita lakukan adalah tidak membuang sampah disembarang tempat, jangan memakai air yang berlebihan, jangan mementingkan kepentingan keluarga sendiri, jangan mementingkan kepentingan ekonomi atau yang biasa kita sebut dengan kata “egois”.
Pesan bagi kita pada zaman sekarang ini adalah kita dituntut untuk terus melestarikan lingkungan hidup, merawat rumah kita bersama yang merupakan anugerah yang terindah yang telah diberikan oleh Allah kepada kita dan terutama bagaimana cara kita untuk selalu menjaga dan menghargai satu sama lain agar tidak ada yang menjadi korban dari keegoisan kita, karena semua manusia berhak untuk mendapatkan kehidupan yang layak. *
Penulis: Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng, NTT