Dampak Stunting Bagi Pertumbuhan Anak

- Jurnalis

Minggu, 26 Oktober 2025 - 19:34 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Bibiana Badhe

STUNTING adalah kondisi ganguan pertumbuhan pada anak, terutama balita, yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih rendah dari standar usianya, akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama, biasanya sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Kondisi ini tidak hanya menyebabkan perawakan pendek, tetapi juga dapat menghambat perkembangan fisik dan Kesehatan secara keseluruhan.

Stunting merupakan masalah serius. Stunting juga bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan ekonomi suatu Negara.

Dampak stunting dapat tertundanya pendidikan, rendahnya kemampuan pendidikan dan berkurangnya pendapatan dimasa dewasa.

Penyebab stunting meliputi malnutrisi pada ibu selama kehamilan, kurangnya asupan gizi pada anak, infeksi berulang, kualitas makanan pendampingan ASI yang kurang baik, serta factor lingkungan dan sosial ekonomi yang buruk.

Faktor penyebab stunting

– Gizi buruk/ kurangnya gizi pada ibu hamil dan anak-anak

– Lingkungan tidak sehat/kurangnya akses sanitasi dan air minum bersih

Baca Juga :  Menemukan Keseimbangan Dalam Budaya Moderen

– Kurangnya Kesehatan ibu/Kesehatan ibu yang buruk selama kehamilan dan persalinan

– Kurangnya Pendidikan gizi/kurangnya pengetahuan tentang gizi yang baik

– Kesadaran Masyarakat rendah / kurangnya kesadaran Masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan

– Factor sosial ekonomi dan ketimpangan/ kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.

Adapun peran penting orang tua dalam mencegah stunting sejak dini adalah orang tua perlu memahami kebutuhan gizi anak secara menyeluruh, mulai dari kecukupan nutrisi hingga pola asuhan yang baik.

Hal ini termasuk memberikan makanan dengan gizi seimbang, kaya protein, vitamin dan mineral serta mengajarkan pola makan sehat seperti makan teratur, konsumsi sayur dan buah sejak dini.

Selain itu, stimulasi psikososial yang cukup juga merupakan bagian dari pencegahan stunting, dengan memberikan dukungan emosional dan interaksi yang positif untuk perkembangan anak.

Orang tua juga harus aktif mengikuti program pemerintah, seperti posyandu untuk memantau pertumbuhan anak secara rutin dan berkonsultasi dengan tenaga Kesehatan.

Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan membiasakan anak dengan perilaku hidup bersih dan sehat adalah bagian penting untuk mencegah infeksi yang bisa mempengaruhi stunting.

Baca Juga :  Keadilan Terhadap Perempuan Indonesia (Catatan Refleksi Peringatan Hari Perempuan Internasional)

Secara keseluruhan peran orang tua adalah edukasi, pemberian gizi serta menjaga lingkungan untuk mencegah stunting sejak masa awal kehidupan anak.

Pentingnya penanganan stunting, Penanganan stunting memerlukan pendekatan multisektoral yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

Program-program yang fokus pada perbaikan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, edukasi gizi, penyediaan sanitasi yang layak, serta akses ke pelayanan kesehatan harus terus digalakkan.

Investasi dalam penanganan stunting adalah untuk masa depan bangsa, karena akan menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif.

Meski tantangan penanganan stunting cukup besar, dengan komitmen kuat dan kerja sama dari berbagai pihak, kita dapat mencapai target penurunan angka stunting dan memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. *

Penulis adalah Mahasiswi Semester 1 Program Studi S1 Kebidanan Universitas St. Paulus Ruteng, NTT

Editor : Wentho Eliando

Berita Terkait

Human Trafficking, Retakan Moral Kolektif dan Tanggung Jawab Spiritual
Menuju Penyatuan Cakrawala
Mungkinkah Demokrasi Deliberatif dalam Kasus RS Pratama Solor
Martabat Manusia, Kekerasan Simbolik dan Krisis Sportivitas
“Yang Sakral dan Yang Sosial”
Perencanaan Strategis dan ‘Proses Menjadi’ (Sisip Gagas untuk Artikel Vinsensius Crispinus Lemba)
Bahasa, Jalan Menuju Hati dan Rekonsiliasi
Menata Arah Pendidikan dengan Pikiran Strategis
Berita ini 192 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 09:05 WITA

Human Trafficking, Retakan Moral Kolektif dan Tanggung Jawab Spiritual

Kamis, 30 Oktober 2025 - 13:50 WITA

Menuju Penyatuan Cakrawala

Minggu, 26 Oktober 2025 - 19:34 WITA

Dampak Stunting Bagi Pertumbuhan Anak

Senin, 20 Oktober 2025 - 18:48 WITA

Mungkinkah Demokrasi Deliberatif dalam Kasus RS Pratama Solor

Jumat, 17 Oktober 2025 - 08:56 WITA

Martabat Manusia, Kekerasan Simbolik dan Krisis Sportivitas

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Rumah BUMN PLN Ende Salurkan Bantuan Sosial ke Hokeng, Flores Timur

Selasa, 11 Nov 2025 - 13:35 WITA