Gestur Kecil yang Berbesar Dampak

- Jurnalis

Jumat, 12 September 2025 - 22:22 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana rapat paripurna penutupan masa persidangan tiga tahun sidang pertama DPRD Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/9/2025) pagi. (FOTO: WENTHO)

Suasana rapat paripurna penutupan masa persidangan tiga tahun sidang pertama DPRD Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/9/2025) pagi. (FOTO: WENTHO)

Oleh: Anselmus Dore Woho Atasoge

RAPAT paripurna penutupan masa sidang DPRD Kabupaten Flores Timur semestinya menjadi momentum reflektif dan simbolik atas tanggung jawab politik yang telah dijalankan selama satu tahun anggaran.

Namun, sebagaimana diberitakan oleh Florespos.net, pemandangan yang muncul justru mengundang tanya: sejumlah anggota DPRD mengenakan pakaian “rumpu-rampe” yang tidak seragam, sementara kalangan pemerintah hadir dengan sepatu olahraga yang terkesan santai. Fenomena ini bukan sekadar soal estetika, melainkan menyentuh ranah etika politik yang lebih dalam.

Dalam tradisi demokrasi, simbol dan gestur publik memiliki makna etis. Pakaian formal dalam sidang paripurna bukan sekadar protokol, tetapi representasi penghormatan terhadap mandat rakyat dan institusi demokrasi.

Ketika para wakil rakyat dan pejabat eksekutif tampil dengan busana yang tidak mencerminkan keseriusan dan kepatutan, maka yang terganggu bukan hanya citra personal, melainkan martabat lembaga itu sendiri.

Baca Juga :  Gereja Harus Terlibat dalam Politik (Diskursus Ringan Seputar Pilkada Ende)

Etika politik menuntut bahwa setiap tindakan publik termasuk cara berpakaian dalam forum resmi harus mencerminkan tanggung jawab, integritas, dan penghormatan terhadap konstituen.

Lebih spesifik lagi, sidang paripurna adalah ruang deliberatif yang menandai akuntabilitas dan transparansi. Ketidakwajaran dalam penampilan bisa dibaca sebagai bentuk kelalaian terhadap nilai-nilai representasi.

Di tengah krisis kepercayaan publik terhadap lembaga politik, gestur-gestur kecil seperti ini justru memiliki dampak besar dalam membentuk persepsi masyarakat.

Apakah para pemimpin benar-benar memahami makna simbolik dari jabatan yang mereka emban? Ataukah ruang politik lokal telah bergeser menjadi panggung seremonial yang kehilangan bobot etisnya?

Masyarakat tidak menuntut kesempurnaan visual. Namun, dalam konteks Flores Timur yang kaya akan nilai adat dan spiritualitas sosial, kepatutan dalam ruang publik bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari etos kolektif.

Baca Juga :  Menutup Tahun dengan Refleksi: 10 Perenungan Guru di Akhir Semester

Demokrasi lokal membutuhkan pemimpin yang tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga secara simbolik dan moral.

Bagi saya, peristiwa ini seharusnya menjadi bahan refleksi bersama. Bahwasanya, etika politik bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga soal sikap, simbol, dan kesadaran akan tanggung jawab publik.

Kecil-kecil yang banyak akan menjadi baik yang besar. Kebaikan tidak selalu lahir dari tindakan besar dan spektakuler, melainkan dari akumulasi tindakan kecil yang dilakukan dengan konsistensi dan ketulusan, termasuk dalam hal gestur yang ‘kecil-kecil tadi’.

Dan, bahwasanya perubahan-perubahan besar dalam masyarakat sering kali dimulai dari gerakan kecil yang tersebar luas.*

Penulis adalah Staf Pengajar Stipar Ende

Berita Terkait

Reformasi Partai Politik
Percaya Diri Tanpa Kompetensi: Psikologi di Balik Dunning-Kruger Effect
Bara Ketidakpuasan untuk Demokrasi yang Bertopeng
Menghidupkan Kembali Kemanusiaan
Ketimpangan yang Membunuh
SVD: Dari Logos Menuju ‘Filosof Praksis’
PTDH Kompol Kosmas: Fakta Teknis dan Keadilan Etik 
Petisi dari Laja
Berita ini 70 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 September 2025 - 16:14 WITA

Reformasi Partai Politik

Jumat, 12 September 2025 - 22:22 WITA

Gestur Kecil yang Berbesar Dampak

Jumat, 12 September 2025 - 11:52 WITA

Percaya Diri Tanpa Kompetensi: Psikologi di Balik Dunning-Kruger Effect

Kamis, 11 September 2025 - 20:44 WITA

Bara Ketidakpuasan untuk Demokrasi yang Bertopeng

Rabu, 10 September 2025 - 22:10 WITA

Menghidupkan Kembali Kemanusiaan

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Festival Jelajah Maumere Usung Tema Lumbung Benih

Sabtu, 13 Sep 2025 - 18:46 WITA

Opini

Reformasi Partai Politik

Sabtu, 13 Sep 2025 - 16:14 WITA

Nusa Bunga

Wabup Domi Mere: Doa Lintas Agama Cahaya Kasih di Tengah Badai

Sabtu, 13 Sep 2025 - 15:54 WITA