Oleh: Walburgus Abulat
VIKEP Kevikepan Reo, Keuskupan Ruteng, Reverendus Dominus (RD) Herman Ando telah berpulang ke pangkuan Ilahi dan menghembuskan nafas terakhir di Denpasar, Bali pada Rabu 30 Juli 2025 malam.
Kepulangannya tepat 37 hari setelah umat lintas agama dari 17 paroki sekevikepan Reo terlibat aktif memeriahkan rangkaian acara pancawindu imamatnya yang dipadukan dengan dua perayaan lain yakni 10 tahun usia kevikepan Reo dan Youth Camp OMK sekevikepan Reo yang punvaknya dilaksakan di Wisma Santo Yosef Kevikepan Reo pada 23 Juni 2025.
Pada momen puncak perayaan, meskipun dalam kondisi badan tidak fit dan mata kirinya tidak normal karena mengalami tumor, namun Yubilaris/Vikep Reo menyampaikan 10 poin penting yang dibacakannya dalam acara puncak yang dihadiri dua Uskup yakni Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, dan Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus, puluhan pastor, suster, fratres, tokoh umat lintas agama, unsur pemerintahan, TNI/Polri, dan elemen warga Manggarai Raya.
Inilah 10 poin penting yang disampaikan Yubilaris saat itu dan ini merupakan momen terakhir ia tampil di depan publik untuk menyampaikan aneka nilai untuk kehidupan bergereja, bernegara, dan nilai-nilai yang dihayati umat lintas agama di bawah judul sambutannya Potestis Non Bibere Calicem Quem Ego Bibiturus Sum (Sanggupkah kamu minum cawan yang harus kuminum yang terinspirasi perikope Injil Matius pasal 20 ayat 22, berikut petikannya.
Pertama, Cawan/calicem merupakan simbol universal yang menunjukkan banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, banyak cawan/piala yang berbicara tentang kemenangan, sukses, keberanian, kepahlawanan, ketenaran, popularitas, dan kekuatan. Namun cawan Yesus adalah simbol kehidupan yang diisi dengan penderitaan dan kegembiraan yang bisa kita pegang, kita angkat, dan kita minum sebagai berkat dan jalan keselamatan.
Kedua, pengorbanan/sacrificium: saya tidak perlu mengulasnya lagi karena dengan indah, secara teologis dan biblis telah disampaikan oleh YM Uskup Sipri dalam homili tadi. Terima kasih Bapak Uskup. Saya berusaha menanggapi pertanyaan ini (Potestis Non Bibere Calicem Quem Ego Bibiturus Sum – Sanggupkah kamu minum cawan yang harus kuminum) dengan kesetiaan dan komitmen saya menjalani imamat ini dalam tata keselamatan pribadi, sesama dan dunia.
Ketiga, kesetiaan/fidelitas dalam aneka cara: kesetiaan dan komitmen dalam hubungan dengan hidup dan pengabdian, menunjukkan empati dan peduli kepada orang lain: mendengarkan dan memahami orang lain; berbagi kasih dan kebaikan tanpa syarat: memberi bantuan dan dukungan; menjadi sumber inspirasi dan morivasi; bersama Santo Herman Yoseph pelindungnya, RD. Herman Ando mengutip doa berikut: Gaudete, virgo Maria: bersukacitalah, perawan Maria. Gaudete quae vocate es: bersukacitalah yang telah dipanggil; gaude quae meruisti: bersukacitalah yang telah layak; porta clausa permanens: pintu tertutup yangabadi, Virgo singularis: perawan yang unik, demikian doa Santo Herman Yoseph sebagaimana dikutip Vikep RD. Herman Ando.
Keempat, kenangan: mengenangkan masa lampau, diwakili oleh aneka kegiatan OMK, Remaja Masjid, dan Pemuda GMIT, Pentekosta, dan Shalom. Mengenangkan masa lalu diwakili oleh aneka wajah, menu pangan lokal yang ditampilkan selama ini, dan seiring dengan rangkaian kegiatan yang dikemas panitia, patut saya berterima kasih kepada orang tua kandungku Bapa Lukas Nio almarhum, dan Ibu Kristina Manur almarhumah yang telah dengan setia membimbing saya kepada pengenalan akan Allah, dan dengan sukarela mempersembahkan saya menjadi imam dalam gereja.
Kelima, kenangan menjadi imam untuk melayani Allah, sesama umat manusia dan alam ciptaan; kehadiran komunitas pelajar, mengenang kembali akan kehadiran para pendidik dan pengajarku di lembaga pendidikan SDK Mukum 1 tahun 1964-1969; SMP/SMA Seminari Pius XII KIsol 1971977; Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret 1978-1984 dan STFK Ledalero 1979-1984. Hampir semua guru dan dosenku telah meninggal dunia, Guru SD masih tinggal seorang Ibu Maria Mekas yang menetap di Paroki Lawir-Rengkam.
Kehadiran mereka semua mengenangka kembali akan sukses dan gagalku sebagai siswa/mahasiswa calon imam diosesan. Mereka semua telah membentuk akal dan akhlakku sebagaimana adaku sekarang.
Menurut Vikep Reo RD. Herman Ando perayaan ini adalah sebuah motivasi dan promosi panggilan menjadi imam, biarawan/biarawati.
Kehadiran Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat dan Uskup Labuan Baji Mgr. Maksimus Regus, tokoh agama dan tokoh pemerintah, tokoh adat, dan tokoh pemuda lintas etnis, iman dan agama, mengenangkan akan perjalanan misi pastoralnya sejak ditahbiskan pada 23 Juni 1985 hingga saat ini, di mana RD. Herman telah menjelajah ke Ritapiret, Reo, Loce/Pateng, Cikanyere/Bogor; Wukir, STIPAS/PUSPAS. Kembali ke Reo. Banyak orang baik yang telah kujumpai, yang telah menjadi tangan Tuhan dalam berbagi kasih, dan mendukung karya pastoral yang dipercayakan Tuhan, gereja, dan keuskupan kepada saya.
Pada momen berbahagia itu, RD. Herman Ando menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantunya dalam ziarah hidup dan panggilannya di antaranya RP. Fransiskus Galis, SVD; YM Mgr. VItalis Jebarus, RP.Pius Repat, OFM; RP. Flori Laot, OFM; YM Mgr. Eduardus Sangsung, SVD; Mgr. Theodorus Sulama, SVD; Mgr. Vincetius Sensi Potokota; RP. Leo Maria Van Vliet, SVD; RD. Philipus Riwu; RP. Stanus Wyparlo, SVD; Romo Yohanes Indrakusuma, para frater CSE; para suster Putri Karmel dan KTM; RD. Alfons Segar RP. Hubertus Muda, SVD; dan Bapak Dominikus Waso; RD. Fransiskus Dominggo; RD. Agustinus Manfred Habur; RD. Marthin Chen; YM Mgr. Hubertus Leteng; YM. Mgr. Sipri Hormat; YM. Mgr. Maksimus Regus; pejabat yang mewakili pemerinah provinsi NTT dan kabupaten Manggara; pastor paroki, pastor vikaris,, fratres TOP, suster dan bruder yang mengabdi di 17 paroki sekevikepan Reo.
Keenam. Celebramus: hari ini kita hadir dalam perayaan akbar dan mulia. Luar biasa kehadiran membludak, karena kasih meliputi jiwa dan raga kita. Kita semua digelorakan oleh Roh Ilahi untuk saling membuka hati satu bagi yang lain.
Kegiatan ini merupakan paduan kasih dari 17 paroki direstui oleh pihak Keuskupan melalui Komunitas Puspas yang dikonkretkan melalui keterlibatan komisi-komisi terkait.
Kemeriahan ini dibalut oleh kisah pelangi kasih dari pelbagai unsur agama, suku, etnis di seluruh desa, kelurahan sekota Reo.
Ketujuh, Futura Speramus: ekaristi adalah identitas gereja dan imamat. Dalam ekaristi kita bersatu/bersekutu dengan Kristus, sesama, dan alam semesta. Kehadiran Yesus sungguh nyata dalam roti dan anggur Ekaristi, bukan berarti menyangkal kehadiran Yesus dalam diri sesama dan dalam ciptaan.
Persekutuan dengan Yesus tidak hanya ditemukan dalam ritual-ritual, tetapi terutama melalui solidaritas dengan sesama. Sebab sesungguhnya jika kita tidak mampu menemukan Tuhan dalam diri sesama dan alam, kita juga tidak akan mampu menemukan Tuhan dalam doa-doa kita.
Persekutuan dan persaudaraan yang telah dibangun selama ini di Kevikepan Reo, tetap hidup, berbuah dan bermanfaat bagi kehidupan kita bersama.
Kedelapan, harapan: moto Potestis Non Bibere Calicem Quem Ego Bibiturus Sum – Sanggupkah kamu minum cawan yang harus kuminum) mengajak saya dan kita semua untuk ,mulai mengamalkan semangat pelayanan. Imam tidak lagi dilihat sebagai pejabat gereja tetapi lebih menekankan sebagai pelayan gereja.
Pembaharuan semangat ini perlu dilakukan karena sampai hari ini masih banyak arus yang mudah menggerogoti penghayatan imamat saya seperti feodalisme dan klerikalisme. Yang diharapkan melalui semangat pelayanan: hidup bersama dalam iman, harap dan kasih.
Kesembilan, OMK/Panitia: kegiatan perayaan syukur bagi orang muda lintas iman dan agama merupakan sebuah ungkapan kecemasan saya.
Saya cemas munculnya jurang yang semakin lebar antar generasi di paroki-paroki sekevikepan Reo, antara komunitas ofline dan oline. Karena itu diadakan pertemuan ini agar orang muda tampil dalam aneka kegiatan yang mengungkapkan kehebatan mereka.
Ketangguhan mereka dan semangat ziarah bersama yang dikemas dalam doa, dialog,kuliner, dan pentas seni.Dukungan para pastor paroki, pastor rekan, DPP dan DKP membuat mereka semakin percaya diri.
Kesepuluh, maaf. Terima kasih khusus kepada jajaran panitia yang dinakhodai oleh RD. Mansuetus Hariman dan ditopang oleh dua sosok muda Bapak Klemens Sakri da RP. Abba Lasar, OFM.
Kerja kerasmu adalah kasihmu kepada Tuhan, gereja dan imamat yang saya embani. Emas dan perak tak ada pada saya, selain dalam nama Yesus imam Agung, kalian diberkati.
Terima kasih dan mohon maaf kepada para tamu undangan, untuk semua kehadiran dan perhatian, dukungan doa dan aneka kegiatan yang telah dilaksanakan. Semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan. Untuk segala kekurangan mohon dimaafkan.
Terima kasih untuk semua umat beragama dari gereja-gereja dan dari Masjid. Kebersamaan kita sungguh meneguhkan persaudaraan dan persatuan kita.
Demikianlah pesan bermakna yang diwariskan Vikep Reo Herman Ando dan kiranya selalu menggema dalam ziarah hidup kita selanjutnya, apa pun profesi kita, dan dan apa pun agama yang kita anuti.
Vikep RD. Herman Ando berpesan Kebersamaan lintas agama kita harus meneguhkan persaudaraan dan persatuan kita. Terima kasih Vikep Reo RD. Herman Ando. Requiescat In Pace-Semoga Beristirahat Dalam Damai Abadi.*
Penulis: Jurnalis Florespos.net dan Mudikalink.net











