Oleh: Vinsensius Crispinus Lemba
DI RUANG kuliah hari ini, saya mendengarkan dosen menjelaskan tentang konsep Perencanaan Strategis Pendidikan. Topik ini mungkin terdengar sangat teknis, penuh istilah manajerial, dan dianggap lebih tepat untuk urusan birokrasi.
Namun, sesungguhnya di balik istilah yang terkesan “kaku” itu tersimpan kearifan besar tentang bagaimana pendidikan seharusnya dikelola, bukan hanya secara administratif, tetapi secara strategis, visioner, dan berkelanjutan.
Ada kesadaran yang terbangun bahwa keberhasilan lembaga pendidikan tidak semata bergantung pada seberapa besar sumber daya yang dimiliki, melainkan yang terpenting pada seberapa cermat lembaga pendidikan merencanakan dan mengelola sumber daya tersebut.
Perencanaan yang baik ibarat peta jalan menuju mutu: tanpa peta, kita mungkin tetap bergerak, tetapi tidak tahu ke arah mana kita melangkah.
Dari Dokumen ke Kesadaran Strategis
Banyak lembaga pendidikan memiliki cara pandang tentang perencanaan sebagai sekadar dokumen — deretan tabel, program, dan target yang harus diserahkan pada akhir tahun.
Padahal, yang terutama dari perencanaan adalah cara berpikir sistematis untuk mengelola masalah dan kebutuhan serta ketersediaan sumber daya dan memproyeksikannya untuk masa depan. Ia menuntut kemampuan membaca data, memahami perubahan sosial, dan memprediksi arah perkembangan teknologi.
Model-model perencanaan seperti Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS), model partisipatif, atau model sistem yang dipelajari hari ini, mengajarkan bahwa setiap pendekatan memiliki filosofi tersendiri.
Model PPBS berfokus pada rasionalitas dan efisiensi. Model partisipatif menekankan kolaborasi dan demokratisasi. Sedangkan model sistem menggarisbawahi keterpaduan antara input, proses, dan output.
Dari sini terungkap pentingnya perencanaan yang berakar pada data dan fakta, bukan sekadar intuisi atau kebiasaan lama. Tanpa data yang kuat, kebijakan pendidikan kehilangan arah.
Sebaliknya, dengan data yang akurat-objektif, kita bisa memastikan setiap kebijakan benar-benar berdampak pada mutu pembelajaran.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya