Erik Paji Kembangkan Hortikultura di Lahan Miring Gunakan Sistem Irigasi Tetes

- Jurnalis

Senin, 12 Mei 2025 - 19:13 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Erik Paji, petani milenial Desa Ladogahar, Kecamatan Nita

Erik Paji, petani milenial Desa Ladogahar, Kecamatan Nita

MAUMERE, FLORESPOS.net-Lahan pertanian di Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kebanyakan merupakan lahan miring dengan kemiringan tanah bisa mencapai 30 persen.

Meski demikian, tidak menyurutkan langkah petani milenial ini untuk memanfaatkan lahan perkebunan ini untuk dijadikan lahan pertanian tanaman kebun dengan budidaya tanaman hortikultura.

“Memang sulit budidaya tanaman hortikultura di lahan miring,” sebut Erik Paji, petani milenial Desa Ladogahar, Kecamatan Nita saat ditemui di kebunnya, Senin (12/5/2025).

Erik mengatakan, lahan perkebunan seluas hampir satu hektar ini berupa tanaman jambu mete berusia puluhan tahun yang sudah tidak produktif sehingga harus ditebang dan dibersihkan dahulu lahannya.

Baca Juga :  Kita Bermakna Dalam Waktu dan Kita Pun Dikenang Dalam Waktu (Catatan Akhir Tahun 2023)

Terasering merupakan teknik rekayasa pertanian yang menciptakan teras-teras bertingkat pada lahan miring, bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan kemiringan lereng, serta mencegah erosi tanah.

“Terasering penting untuk mencegah erosi, meningkatkan kelembapan tanah,mencegah longsor serta menjaga budaya pertanian.Itu hal penting yang harus dibuat untuk melestarikan tanah,” ungkapnya.

Di lahan yang berada di persis jalan kabupaten beraspal ini, dirinya menanam tomat, lombok keriting dan aneka jenis sayuran yang cocok dikembangkan di daerah dingin

Baca Juga :  Kasatker PJN IV NTT Harap Semua Pihak Dukung Pekerjaan Preservasi Jalan Negara di Flores

Erik menyebutkan, untuk budidaya tanaman hortikultura di lahan miring, pembuatan terasering itu hal penting yang harus dibuat sehingga bisa menjaga tanah atau lestarikan tanah sehingga bisa dimanfaatkan untuk selama-lamanya.

Ia mengakui memang dalam kegiatan pengolahan lahan untuk pembentukan kegiatan pembuatan terasering sulit karena tingkat kesulitannya itu tergantung dari tingkat kemiringan lahan.

“Semakin miring lahan maka tingkat kesulitannya semakin tinggi. Maka harus pengolahan tanah yang pertama kita butuh penguat terasering terlebih dahulu,” terangnya.

Penulis : Ebed de Rosary

Editor : Wentho Eliando

Berita Terkait

Demo PMKRI Bersama Masyarakat, Pesta Miras di Mapolres dan Permohonan Maaf Kapolres
Jadi Tim Daratan Flores Pertama yang Tiba di Ende, Persematim Incar 4 Besar
Dampak Penyitaan Moke di Kuwu, Polres Sikka Sarankan Pemda dan DPRD Buat Perda
Wabup Sikka Apresiasi IMI Sikka Selenggarakan Grass Track
BPDP Gelar Sosialisasi Program Beasiswa Sawit Dalam Rangka Pengarusutamaan Gender di Manggarai Barat
PS Malaka Tiba di Ende, Ini Daftar Tim yang Ikut ETMC XXXIV Ende
Penataan Parkir di Kota Kupang
Efisiensi, ASN Manggarai Barat Akan Bekerja dari Rumah
Berita ini 150 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 10:39 WITA

Demo PMKRI Bersama Masyarakat, Pesta Miras di Mapolres dan Permohonan Maaf Kapolres

Kamis, 6 November 2025 - 23:58 WITA

Jadi Tim Daratan Flores Pertama yang Tiba di Ende, Persematim Incar 4 Besar

Kamis, 6 November 2025 - 21:53 WITA

Dampak Penyitaan Moke di Kuwu, Polres Sikka Sarankan Pemda dan DPRD Buat Perda

Kamis, 6 November 2025 - 19:51 WITA

Wabup Sikka Apresiasi IMI Sikka Selenggarakan Grass Track

Kamis, 6 November 2025 - 18:31 WITA

BPDP Gelar Sosialisasi Program Beasiswa Sawit Dalam Rangka Pengarusutamaan Gender di Manggarai Barat

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Wabup Sikka Apresiasi IMI Sikka Selenggarakan Grass Track

Kamis, 6 Nov 2025 - 19:51 WITA