Oleh: Marianus Jefrino
HARI-hari ini, kekerasan seksual selalu menjadi momok yang menghantui masyarakat. Lebih menyedihkan lagi, ketika pelaku kekerasan tersebut justru adalah orang terdekat yang seharusnya menjadi pelindung.
Data terbaru per Januari hingga Maret 2025 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (08/03/2025) mengungkap fakta yang mencengangkan.
Tercatat dari 1 Januari hingga 8 Maret 2025, sebanyak 4.518 kasus kekerasan dengan korban terbesar adalah perempuan sebanyak 3.886 orang, sedangkan korban laki-laki sebanyak 957 orang.
Hal yang paling miris, bentuk kekerasan terbanyak adalah kekerasan seksual dengan jumlah 1.890 kasus. Ini menunjukkan betapa rentannya perempuan dan anak dalam lingkungan yang seharus nyaaman. Lebih ironis lagi, pelaku terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 2.835 kasus.
Berdasarkan hubungan dengan korban, pelaku yang paling banyak adalah suami atau istri sebanyak 676 kasus, diikuti oleh pacar atau teman sebesar 670 kasus, dan orang tua sebanyak 561 kasus. Dari sisi kelompok umur, korban perempuan terbanyak berada di rentang usia 13 hingga 17 tahun mencapai 32%.
Ini menunjukkan bahwa remaja perempuan menjadi kelompok yang paling rawan mengalami kekerasan seksual. Dari segi pendidikan, korban terbanyak berasal dari jenjang SLTA/SMA sebesar 30%, diikuti oleh SLTP sebesar 22,6%.
Sementara itu, jika dilihat dari pekerjaan, korban terbanyak adalah pelajar mencapai 45%. Fakta lain yang menambah keprihatinan adalah tempat kejadian yang paling sering adalah di lingkungan rumah tangga, yaitu sebesar 61,7%.
Ironi Religiusitas Tinggi dan Kekerasan Seksual
Data kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia menjadi semakin ironi, jika kita melihat fakta. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat religiositas tertinggi di dunia.
Laporan majalah Ceoworld pada 8 April 2024 menempatkan Indonesia sebagai negara ketujuh paling religius di dunia, dengan 98,7 persen responden mengaku religius.
Editor : Wall Abulat
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya