ENDE, FLORESPOS.net – Invitasi sepak bola Ema Gadi Djou Memorial (EGDM) Cup 2023 pada babak 16 besar diwarnai aksi protes dan walk out dari tim Biru Muda Perkasa (BMP) Flores Timur.
Biru Muda Perkasa melakukan protes keras pada laga melawan Arwana FC, Minggu (11/6/2023) malam di Stadion Marilonga karena merasa dirugikan oleh wasit. Buntut dari protes ini BMP walk out dan meninggalkan Stadion Marilonga.
Manejer BMP, Bahrudin Ahmad kepada wartawan, Senin (12/6/2023) siang mengatakan tindakan itu dilakukan oleh BMP karena merasa dirugikan oleh wasit yang menganulir gol balasan di menit akhir laga melawan Arwana.
“Kami tidak bicara soal menang kalah tapi kita bicara keadilan dalam sepak bola demi kemajuan sepak bola di NTT. Kami ingin ada keadilan karena turnamen ini levelnya seperti ETMC,” katanya.
Bahrudin juga mengatakan oficila dan manajemen BMP merasa dirugikan karena keputusan wasit tersebut sangat kontroversi. Setelah keputusan itu wasit dan pengawas pertandingan tidak memberikan jawaban terhadap protes dari BMP.
“Kami sempat minta kehadiran AW 2 dihadirkan ke meja pengawas pertandingan untuk menjelaskan kepada kami. Tapi itu tidak bisa dipenuhi. Kami sangat kecewa karena dirugikan,” katanya.
BMP juga menolak menandatangani berita acara hasil pertandingan. Setelah laga dan insiden itu BMP langsung mengirim surat resmi ke pengawas pertandingan, panitia dan pihak keamanan.
Ketua panitia EGDM Bank NTT Cup 2023, Yohanes P. Luciany yang akrab disapa Yance dikonfirmasi Florespos.net, Senin (12/6/2023) sore mengatakan bahwa masalah ini sudah dibahas bersama oleh pengawas pertandingan, panitia, pihak keamanan dan dihadiri oleh oficial BMP.
Kata Yance hasil dari pembahasan bersama tersebut tidak bisa menganulir keputusan wasit atau hasil pertandingan. Pertandingan itu sudah selesai dan hasilnya kemenangan 4-0 untuk Arwana FC.
“Skornya saat pertandingan itu 1-0, karena BMP meninggalkan lapangan atau walk out maka sesuai dengan aturan diitambah tiga gol,” katanya.
Yance mengatakan berdasarkan hasil TM jika ada tim yang berkeberatan maka harus melakukan sesuai dengan prosedur dan juknis turnamen. Panitia menyayangkan sikap BMP yang meninggalkan lapangan dan tidak mengikuti prosedur sesuai dengan keputusan bersama di TM.
“Harusnya tetap berada di lapangan dan mengikuti prosedur sesuai dengan kesepakatan di saat TM. Ada mekanisme keberatan atau protes sesuai dengan regulasi dan juknis turnamen yang sudah dibahas bersama di TM,” katanya.
Yance juga menanggapi sikap BMP yang menolak menandatangani berita acara hasil pertandingan. Kata Yance itu hanya masalah administrasi dan tidak akan merubah hasil.
Terkait dengan sanksi dari panitia terhadap BMP, katanya, belum dibicarakan atau dibahas bersama oleh panitia.
“Kita belum bicarakan ini dan lihat perkembangan kedepannya,” Kata Yance.*
Penulis: Willy Aran/Editor: Anton Harus