Jagung Titi “Baleo” Lembata

- Jurnalis

Minggu, 12 Oktober 2025 - 11:37 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Wentho Eliando

MARTA Urgoe (44) dan Monika Tuto (45) terlihat sibuk. Marta Urgoe sedang meniup dan mengipas api di tungku biar terus menyala. Di tungku itu sudah ada tembikar. Untuk menyangrai–buat tabola bale jagung dalam tembikar.

Marta terus sibuk. Dia perlahan menggunakan sepotong pipa plastik meniup tungku api. Di hadapannya, ada batu: Ceper bundar besar dan batu bulat ukuran kecil.

Tangannya lincah. Satu demi satu biji jagung pulut yang setengah matang di tembikar diambilnya. Lalu tangan lincahnya meniti jagung dengan batu ceper bundar dan batu bulat kecil. Sibuk. Monika Tuto, juga demikian.

“Kami diberi tempat khusus oleh panitia. Kami titi jagung dan langsung jual,” jawab Marta Urgoe dan Monika Tuto di lokasi venue utama Festival Lamaholot, Lewoleba, Kabupaten Lembata.

Baca Juga :  Wule Badu Watodiri-Lembata, Pasar Tradisional Hasil Laut dan Pangan Lokal Satu Harga

Kebetulan, saya hadir di hari terakhir, Jumat 10 Oktober 2025. Penutupan. Festival Lamaholot di Lembata, dimulai sejak Selasa, 7 Oktober 2025. Festival Lamaholot Lembata ini diikuti tiga kabupaten kepulauan rumpun Lamaholot: Lembata, Flores Timur dan Alor.

Luar biasa, acara dan kegiatan. Ada karnaval budaya, kunjungan wisata ke desa-desa wisata, talk show wisata, pentas seni dan budaya, peragaan busana tenun ikat dan pameran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Pantas. Festival Lamaholot Lembata masuk 110 Kharisma Event Nusantara. Ini tahun kedua, Festival Lamaholot masuk KEN. “Hari pertama pembukaan ramai sekali, hari kedua kurang ramai. Hari ini mudah-mudahan lebih ramai sehingga bisa dapat lebih banyak lagi,” ungkap Marta Urgoe

Baca Juga :  Pengelola Sahabat Obor Mas Antusias Ikuti Seminar Perkuat Eksistensi Usaha Produktif Anggota

“Lumayan. Hari pertama, masing-masing kami berdua dapat Rp 200.000. Hari kedua, saya hanya Rp 50.000. Kami titi dan langsung jual jagung titi dari tungku. Masih panas,” sambung Monika Tuto.

Marta Urgoe dan Monika Tuto sejak hari pertama festival meniti jagung dan langsung jual untuk pengunjung. Mereka diberi tempat atau stand khusus. Di bagian timur–depan pintu masuk areal venue utama festival.

Menarik memang. Selama ini, saya hanya beli jagung titi di pasar–saya bisa lihat langsung proses titi jagung. Setidaknya, dari tangan tangkas, terampil, teliti dan ulet dua perempuan tangguh Desa Baolangu, Kecamatan Nubatukan, Marta Urgoe dan Monika Tuto.

Editor : Anton Harus

Berita Terkait

Nando Watu: Membangun Pariwisata Harus Berpijak pada Spirit Keberlanjutan
Kelola Wisata Bahari, Pemkab Manggarai Barat Koordinasi Pemprov NTT
Harmoni di Panggung Sekolah
Menyulam Asa dari Timur (Apresiatif atas Penegerian SMAKN Santo Mikhael Flores Timur)
Sukses Berkat BRI, Maria Saidah Tak Bisa Berpaling ke Lain Hati
Festival Nagekeo One Be 2025, Bangkitkan Ekonomi Kreatif dan Pariwisata
Bincang Moderasi Beragama di Tanah San Juan: Menyalakan Terang dalam Keberagaman
Tiga Festival Maria di Manggarai Raya: Jembatan Persaudaraan Lintas Iman
Berita ini 166 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 10:54 WITA

Nando Watu: Membangun Pariwisata Harus Berpijak pada Spirit Keberlanjutan

Selasa, 4 November 2025 - 17:33 WITA

Kelola Wisata Bahari, Pemkab Manggarai Barat Koordinasi Pemprov NTT

Jumat, 31 Oktober 2025 - 10:54 WITA

Harmoni di Panggung Sekolah

Rabu, 29 Oktober 2025 - 12:44 WITA

Menyulam Asa dari Timur (Apresiatif atas Penegerian SMAKN Santo Mikhael Flores Timur)

Jumat, 24 Oktober 2025 - 15:37 WITA

Sukses Berkat BRI, Maria Saidah Tak Bisa Berpaling ke Lain Hati

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Rumah BUMN PLN Ende Salurkan Bantuan Sosial ke Hokeng, Flores Timur

Selasa, 11 Nov 2025 - 13:35 WITA