Oleh: Wentho Eliando
MARTA Urgoe (44) dan Monika Tuto (45) terlihat sibuk. Marta Urgoe sedang meniup dan mengipas api di tungku biar terus menyala. Di tungku itu sudah ada tembikar. Untuk menyangrai–buat tabola bale jagung dalam tembikar.
Marta terus sibuk. Dia perlahan menggunakan sepotong pipa plastik meniup tungku api. Di hadapannya, ada batu: Ceper bundar besar dan batu bulat ukuran kecil.
Tangannya lincah. Satu demi satu biji jagung pulut yang setengah matang di tembikar diambilnya. Lalu tangan lincahnya meniti jagung dengan batu ceper bundar dan batu bulat kecil. Sibuk. Monika Tuto, juga demikian.
“Kami diberi tempat khusus oleh panitia. Kami titi jagung dan langsung jual,” jawab Marta Urgoe dan Monika Tuto di lokasi venue utama Festival Lamaholot, Lewoleba, Kabupaten Lembata.
Kebetulan, saya hadir di hari terakhir, Jumat 10 Oktober 2025. Penutupan. Festival Lamaholot di Lembata, dimulai sejak Selasa, 7 Oktober 2025. Festival Lamaholot Lembata ini diikuti tiga kabupaten kepulauan rumpun Lamaholot: Lembata, Flores Timur dan Alor.
Luar biasa, acara dan kegiatan. Ada karnaval budaya, kunjungan wisata ke desa-desa wisata, talk show wisata, pentas seni dan budaya, peragaan busana tenun ikat dan pameran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pantas. Festival Lamaholot Lembata masuk 110 Kharisma Event Nusantara. Ini tahun kedua, Festival Lamaholot masuk KEN. “Hari pertama pembukaan ramai sekali, hari kedua kurang ramai. Hari ini mudah-mudahan lebih ramai sehingga bisa dapat lebih banyak lagi,” ungkap Marta Urgoe
“Lumayan. Hari pertama, masing-masing kami berdua dapat Rp 200.000. Hari kedua, saya hanya Rp 50.000. Kami titi dan langsung jual jagung titi dari tungku. Masih panas,” sambung Monika Tuto.
Marta Urgoe dan Monika Tuto sejak hari pertama festival meniti jagung dan langsung jual untuk pengunjung. Mereka diberi tempat atau stand khusus. Di bagian timur–depan pintu masuk areal venue utama festival.
Menarik memang. Selama ini, saya hanya beli jagung titi di pasar–saya bisa lihat langsung proses titi jagung. Setidaknya, dari tangan tangkas, terampil, teliti dan ulet dua perempuan tangguh Desa Baolangu, Kecamatan Nubatukan, Marta Urgoe dan Monika Tuto.
Editor : Anton Harus
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya











