Perencanaan Strategis dan ‘Proses Menjadi’ (Sisip Gagas untuk Artikel Vinsensius Crispinus Lemba)

- Jurnalis

Jumat, 10 Oktober 2025 - 07:17 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Anselmus DW Atasoge

MEDIA Florespos.ner, 9 Oktober 2025 menayangkan artikel sahabatku Vinsensius Crispinus Lemba yang sedang studi doktoral di Universitas Negeri Jakarta. Judul artikelnya ‘Menata Arah Pendidikan dengan Pikiran Strategis’.

Tulisan ini menguraikan pentingnya perencanaan strategis dalam pendidikan sebagai proses berpikir sistematis yang melibatkan data, visi, dan partisipasi kolektif.

Menurut Vicky Lemba (demikian, kami biasanya menyapanya), perencanaan berfungsi sebagai peta arah yang menuntun lembaga dan individu menuju mutu pembelajaran.

Berbagai model perencanaan seperti PPBS (Planning, Programming, Budgeting System), partisipatif, dan sistemik menunjukkan bahwa strategi pendidikan memiliki dasar filosofis yang berbeda.

Baca Juga :  Prabowo-Gibran Ada Jaminan Naikkan Pemilih Elektoral atau Sebaliknya?

Dalam era disrupsi, kapabilitas institusi untuk beradaptasi dan berinovasi menjadi kunci keberhasilan. Menurutnya, perencanaan juga menyentuh ranah pribadi, mendorong setiap insan pendidikan untuk berpikir terukur dan bertindak konsisten.

Ketika semua pihak terlibat aktif, pendidikan tumbuh sebagai gerakan bersama yang membentuk ekosistem pembelajaran yang hidup dan bermakna.

Tulisan berikut ini mencoba memperdalam artikel Vinsensius dari perspektif filsafat pendidikan. Semoga sungguh memperdalam bukan ‘mengaburkan’ apa yang telah dipikirkannya melalui artikelnya.

Baca Juga :  Menjahit Kreativitas, Mengatasi Krisis Pangan dengan Berpijak pada Ensiklik Caritas In Veritate

Perencanaan strategis dalam pendidikan tidak hanya berkutat pada bidang manajemen. Ia menyentuh sesuatu yang lebih mendalam yakni cara manusia memahami tujuan belajar. Dalam filsafat pendidikan, perencanaan merupakan ‘cara berpikir tentang manusia dan masa depan’.

Setiap strategi menyimpan pandangan tentang hakikat peserta didik. Jika strategi hanya berisi ‘angka dan target’, maka peserta didik hanya dilihat sebagai ‘objek’.

Jika strategi mengandung ‘nilai dan arah hidup’, maka peserta didik hadir sebagai ‘subjek’. Dari titik inilah, refleksi filosofis dalam dan tentang perencanaan diletakkan sisi urgensitasnya.

Berita Terkait

Human Trafficking, Retakan Moral Kolektif dan Tanggung Jawab Spiritual
Menuju Penyatuan Cakrawala
Dampak Stunting Bagi Pertumbuhan Anak
Mungkinkah Demokrasi Deliberatif dalam Kasus RS Pratama Solor
Martabat Manusia, Kekerasan Simbolik dan Krisis Sportivitas
“Yang Sakral dan Yang Sosial”
Bahasa, Jalan Menuju Hati dan Rekonsiliasi
Menata Arah Pendidikan dengan Pikiran Strategis
Berita ini 97 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 09:05 WITA

Human Trafficking, Retakan Moral Kolektif dan Tanggung Jawab Spiritual

Kamis, 30 Oktober 2025 - 13:50 WITA

Menuju Penyatuan Cakrawala

Minggu, 26 Oktober 2025 - 19:34 WITA

Dampak Stunting Bagi Pertumbuhan Anak

Senin, 20 Oktober 2025 - 18:48 WITA

Mungkinkah Demokrasi Deliberatif dalam Kasus RS Pratama Solor

Jumat, 17 Oktober 2025 - 08:56 WITA

Martabat Manusia, Kekerasan Simbolik dan Krisis Sportivitas

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Rumah BUMN PLN Ende Salurkan Bantuan Sosial ke Hokeng, Flores Timur

Selasa, 11 Nov 2025 - 13:35 WITA