ENDE, FLORESPOS.net-Peristiwa itu tak mungkin lepas dari ingatannya. Rumah yang menjadi tempat berteduh dari terik mentari, hujan dan embun malam ludes dilahap si jago merah.
Tanggal 22 Februari 2025, pukul 10.30, musibah itu itu datang. Janda Asra Dewi, seorang diri di rumah yang terletak di jalan Nangka, RT 029, RW 010, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah. Buah hatinya yang baru berumur sepuluh tahun berada di sekolah.
Saat itu ia sedang tidur karena sakit. Saat membuka mata kobaran api sudah di depan matanya. Ia melompat dari tempat tidur, menyelamatkan diri tanpa membawa satu barang pun termasuk ponsel. Seketika rumah setengah tembok berdinding pelupuh ludes terbakar.
Peristiwa itu menyebabkan Asra bersama buah hatinya kehilangan tempat berteduh dan seluruh perabot termasuk pakaian.
Pemerintah melalui instansi terkait sempat datang melihatnya dan membawakan bantuan berupa sembako ( beras dan sarimi), pakaian anak dan selimut.
Namun itu hanya sekali dan tidak menjawab masalahnya. Asra kehilangan tempat tinggal dan rumah menjadi kebutuhan utamanya.
Selepas peristiwa itu, ia dan buah hatinya tidak pergi ke keluarga, tidak pulang kampung tinggal dengan orangtua.
Ia bertahan di kota, tinggal di kos yang tidak jauh dari rumahnya. Ia mengais hidup dengan berjualan kueh untuk membayar kos per bulan seharga Rp 600.000 dan sekolah serta kebutuhan sehari – hari. Memang berat, ia menjalani peran ganda menafkahi anak dan menjadi ibu bagi buah hatinya.
Delapan bulan berlalu Asra bertahan dan tegak berdiri. Kadang ia mengeluh tapi itu dalam hati. Kadang ia menjerit tapi tak tahu pada siapa dia mengadu.
Beban hidup yang kian berat karena harus bayar kos Rp 600.000 perbulan membuat dirinya pingin pulang ke rumah. Namun keinginan itu hanya sebatas angan karena pondok yang dulu menjadi tempat meniti kehidupan sudah rata tanah dan tinggal puing- puing.
Penulis : Willy Aran
Editor : Wentho Eliando
Halaman : 1 2 Selanjutnya











