LARANTUKA, FLORESPOS.net-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebut hingga saat ini belum mendapat respon dari Kantor Bea dan Cukai terkait pengawasan, penertiban dan penindakan terhadap distributor, pengedar dan penjual rokok ilegal di wilayah tersebut.
“Kami belum dapat tanggapan balik dari Kantor Bea dan Cukai Labuan Bajo,” sebut Plt. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP), Petrus Pehan Tukan kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (16/9/2025).
Petrus Pehan mengaku beberapa waktu lalu, dia bersama staf sudah mendatangi Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai Larantuka. Namun saat itu, tidak ada staf pegawai di kantor yang berlokasi di bagian barat pintu masuk Pelabuhan Larantuka.
“Beberapa waktu lalu kami sudah ke Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai Larantuka untuk koordinasi. Saat itu, tidak ada staf, hanya penjaga kantor. Soal penertiban dan penindakan menjadi kewenangan Kantor Bea dan Cukai,” katanya.
Sebelumnya, Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur merespon maraknya peredaran rokok yang diduga ilegal atau tanpa cukai di wilayah hukum setempat. Mereka berkoordinasi dengan Bea dan Cukai untuk melakukan operasi.
“Kalau di sini (Flores Timur) sesuai dengan data yang kami investigasi di lapangan banyak rokok ilegal dan tentunya kita perlu berkoordinasi dengan Bea dan Cukai untuk penindakan,” kata Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Edi Purnomo saat ditemui diruang kerjanya, Senin (8/9/2025).
“Kalau menyangkut Cukai tentunya kami koordinasi dengan Bea dan Cukai untuk bersama-sama melakukan penindakan,” tambahnya.
Edi Purnomo bilang, kewenangan penindakan dari kepolisian terkait peredaran rokok ilegal mengacu atau berdasarkan pada UU Perlindungan Konsumen.
“Berkaitan peredaran rokok yang tidak melalui prosedur dan merugikan masyarakat tentunya kita melakukan penindakan berdasarkan UU Perlindungan Konsumen,” katanya.
Pantauan Florespos.net, Selasa (16/9/2025) pagi, Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai Larantuka di bagian barat pintu masuk Pelabuhan Larantuka masih tampak sepi dari aktifitas pegawai. Meski di bagian pintu kantor tertulis “Buka”. *
Penulis : Wentho Eliando
Editor : Anton Harus