ENDE, FLORESPOS.net-Sejarah mencatat presiden pertama negeri ini dan sang proklamator, Bung Karno pernah diasingkan di Kota Ende Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi NTT.
Kurang lebih empat tahun Bung Karno berada di Kota Ende yang kemudian disebutkan sebagai Kota Rahim Pancasila. Karena di kota kecil ini Bung Karno berinteraksi dengan masyarakat lokal, berdiskusi dengan para misionaris SVD, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Di kota ini pula Bung Karno merenung dan menemukan lima butir mutiara yang kemudian dikristalkan menjadi lima sila dalam dasar negara yang disebut dengan Pancasila.
Selama berada di Ende dari tanggal 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938, Bung Karno dan keluarga tinggal di sebuah rumah yang terletak di Jalan Perwira, Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara, Kota Ende.
Rumah tua itu kemudian masuk dalam satu situs yang namanya Rumah Pengasingan Bung Karno.
Rumah ini sering dikunjungi oleh warga baik dari luar Ende saat berkunjung ke Kota Ende maupun warga Ende. Rumah ini tampak ramai pada waktu menjelang hari lahir Pancasila, 1 Juni.
Warga datang melihat barang- barang peninggalan Bung Karno dan juga mendengarkan cerita tentang aktivitas Bung Karno di Ende dari penjaga rumah atau juru pelihara (Jupel) Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende yang bernama Syafrudin, akrab disapa Udin.
Pada Sabtu (31/5/2025) siang, sehari sebelum perayaan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Florespos.net, bersama dua rekanan jurnalis mampir ke situs rumah pengasingan.
Tiba di sana, seperti biasa disambut ramah oleh Udin yang sejak tahun 2001 diberikan kepercayaan oleh pemerintah melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menjaga dan merawat rumah serta barang peninggalan Bung Karno.
Dengan senyum khasnya ia menerima setiap pengunjung yang datang termasuk kami bertiga. Setelah menyampaikan maksud kedatangan, Udin mempersilakan kami mengambil gambar dan video di rumah pengasingan.
Penulis : Willy Aran
Editor : Wentho Eliando
Halaman : 1 2 Selanjutnya