MAUMERE, FLORESPOS.net-Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk Kabupaten Sikka masih terdapat banyak daerah terpencil atau dusun yang belum dialiri jaringan listrik milik PLN.
Selain itu, warga di daerah tersebut pun tidak bisa mengakses internet karena tidak ada jaringan internet yang disediakan provider dengan membangun Base Transceiver Station (BTS) atau stasiun pemancar.
“Hadirnya Starlink membuat banyak daerah terpencil yang tidak memiliki sinyal telepon selular bisa menggunakan jasa internet murah,” sebut Etwar Atuna, penyedia layanan internet Starlink di NTT, Rabu (2/3/2025).
Etwar menyebutkan, setelah Starlink masuk ke Indonesia pertengahan tahun 2024 lalu, pihaknya pun dipercaya menjadi salah satu penyalur provider internet ini untuk provinsi NTT.
Pemilik Etsolusindo ini mengakui, hadirnya penyedia internet ini sangat membantu berbagai wilayah di NTT yang kesulitan mengakses internet karena tidak ada jaringan.
Menurutnya, Starlink tidak memerlukan sinyal internet karena langsung terhubung ke satelit LEO sehingga waktu perpindahan data lebih cepat dan kecepatannya bisa mencapai 222 Mbps (megabyte per detik).
“Kecepatannya bahkan bisa mencapai 300 megabite per detik termasuk di tempat tinggal saya. Beberapa daerah yang kami pasang pun kecepatannya hampir mencapai 300 megabite per detik,” ungkapnya.
Etwar menyebutkan, terminal Starlink terdiri dari antena dan router WiFi yang mudah dipasang dengan panduan pemasangan yang jelas dan aplikasi pendukung sehingga proses instalasi dapat selesai dalam waktu maksimal 30 menit.
Ia mengatakan, terminal ini dapat ditempatkan di permukaan datar, seperti tanah atau atap rumah dan bila pembeli ingin memasang sendiri maka pihaknya akan mengajarkannya.
Starlink milik perusahaan Elon Musk, SpaceX ini sangat cocok dipergunakan di kantor pemerintah desa, Puskesmas atau sekolah yang berada di daerah terpencil termasuk di lokasi bencana.
“Basarnas Maumere juga beli untuk dipasang di lokasi pengungsi Lewotobi di Flores Timur.Polres Sikka juga memasang Starlink di kantor mereka,” ungkapnya.
Etwar mengakui perusahaannya sudah memasang internet Starlink di Kabupaten Ende, Sikka dan Flores Timur dan sudah banyak wilayah yang meminta mereka untuk memasangnya.
Akhir tahun 2024 kata dia, perusahannya memasang Starlink di SD Inpres Henga di Desa Lewomada, Kecamatan Talibura dan SD Hokor di Desa Hokor, Kecamatan Bola dari dana pribadi anggota DPRD Sikka Stef Say.
Untuk peralatan sekalian pemasangan dikenai biaya Rp10 juta dan harga langganan per bulan Rp1,1 juta untuk pemerintah dan pribadi atau perorangan hanya Rp800 ribu per bulan.
“Tidak perlu ada sinyal apapun bisa langsung dapat internet dan sangat cocok di daerah terpencil. Bahkan di Henga bisa dipergunakan sampai 20 orang dengan kecepatan bisa mencapai 300 Mbps,” ungkapnya.
Etwar menegaskan, kelebihan internet Starlink yakni kuotanya tidak terbatas sehingga bisa dipakai banyak orang sekaligus dan pemasangannya harus bebas dari halangan dan menghadap langit.
Untuk wilayah yang tidak berlistrik, pihaknya menawarkan solusi dengan pemasangan jaringan listrik tenaga surya (PLTS) atau panel surya sehingga bisa dipergunakan untuk internet juga.
“Banyak wilayah yang juga kami pasang panel surya termasuk untuk menggerakkan mesin pompa air sehingga bisa lebih menghemat listrik dan biaya,” terangnya.
Kepala Sekolah SDN Henga, Ana Marsia, kepada media menyampaikan terima kasih kepada anggota DPRD Sikka Stef Say yang sudah membantu pengadaan internet Starlink bagi Sekolahnya.
Ana menyebutkan, keberadaan internet sangat membantu terutama bagi siswa yang akan mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Ia mengatakan, sebelumnya sekolah mereka mengakses internet VSat Ubiqu bantuan dari Dinas PKO Sikka tahun 2023 namun tidak dilanjutkan lantaran biaya operasional sangat besar.
“Bantuan ini sangat membantu kami dalam mengakses kebutuhan internet untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah kami,” ungkapnya.
Ana bersyukur dengan adanya internet Starlink anak-anak sekolah tidak perlu lagi mendaki ke Bukit Tobi Kulu Belek yang berjarak sekitar 1 kilometer agar bisa mengakses internet.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), SpaceX telah mengajukan perizinan sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP) untuk Starlink Indonesia.
Untuk berlangganan Starlink, masyarakat perlu memiliki perangkat VSAT atau stasiun penerima sinyal. VSAT adalah alat serupa antena berbentuk piringan berdiameter kurang dari satu meter atau empat meter.
VSAT berfungsi menangkap dan menerima sinyal internet untuk selanjutnya disalurkan ke ponsel dan komputer yang terkoneksi internet dan ada 2 jenis VSAT yakni bagi pelanggan yang menetap dan mobile. *
Penulis : Ebed de Rosary (Kontributor)
Editor : Wentho Eliando