LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) diduga ada yang dikucilkan di sawah oleh keluarga karena merasa malu. Keluarga mencapnya bahwa itu kutukan, aib, juga takut menular.
Hal itu terkuak saat launching buku “HIV-AIDS dan Kita” buatan Tim Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Manggarai Barat, bertempat di Rumah Adat Mabar- Center Labuan Bajo Mabar Nusa Tenggara Timur (NTT) baru-baru ini.
Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Mabar, Bernadus Barat Daya, penderita HIV-AIDS haram hukumnya dikucilkan, karena itu mempercepat kematiannya akibat tekanan psikologis, meninggal karena tekan batin.
Sebaliknya penderita HIV-AIDS harus disuport oleh keluarga, tak terkecuali sahabat, handaitaulan, kenalan. Dengan begitu sang penderita terhibur, itu bikin dia umur panjang. Penderita HIV-AIDS juga harus minum minum obat secara teratur dan berbagai cara positif lainnya.
Oleh sebab itu, demikian Barat Daya yang juga dosen Hukum di salah satu perguruan tinggi di tanah air itu, tidak boleh stigma, bersikap diskriminasi serta mengucilkan penderita HIV-AIDS. Itu bikin penderitanya jadi umur pendek.
Media penularan HV-AIDS antara lain melalu jarum suntik, pisau cukur, dan hubungan seksual. Oleh sebab itu jauhi medium-medium tersebut, setialah pada pasangan, jaga si “joni”, jangan jajan sebarang dan lain-lain.
Di Manggarai Barat, kata Barat Daya yang doktor hukum tersebut, jumlah penderita HIV-AIDS Mabar terkini yakni lebih dari 100 orang.
Hadir pada kesempatan itu antara lain drg. Carolus Both asal RSUD Komodo, John Kadis, Fransiskus Ndejeng, dan sebagainya. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus