Sikap Reflektif Kritis Guru Penggerak Terhadap Kritikan Masyarakat (Sebagai Ekspresi Guru Memaknai HUT Kemerdekaan RI)

- Jurnalis

Minggu, 18 Agustus 2024 - 12:43 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fransiskus Frescoriot Afrainus Mago, S.Pd

Fransiskus Frescoriot Afrainus Mago, S.Pd

Oleh: Fransiskus Frescoriot Afrainus Mago, S.Pd

KEBERADAAN dan kiprah Guru Penggerak di Indonesia sudah dikenal hampir di seluruh penjurutanah air.

Guru Penggerak lahir dari Program Pendidikan Guru Penggerak dicetus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pasti mengundang banyak perhatian masyarakat.

Perhatian tertuju selalu datang dalam dua sisi yakni bersifat positif dan negatif. Namun, atensi kita akan lebih tampak sesuai apabila kita mengenali program tersebut.

Agar kita bisa mengenal lebih dekat, mari kita berbicara sedikit identitas Guru Penggerak.

Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan inisiatif yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk menciptakan pendidik yang mampu berperan sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan.

Program ini bertujuan untuk membentuk guru yang inovatif, adaptif, dan berwawasan luas.

Kendatipun demikian, seperti halnya setiap inisiatif baru, Guru Penggerak tidak luput dari kritik, baik dari kalangan intelektual maupun masyarakat umum.

Kritikan tersebut sering kali menyasar pada efektivitas program dan peran guru penggerak itu sendiri.

Sebagai seorang guru penggerak, saya merasa memiliki panggilan hati untuk terlibat dalam hangatnya atensi masyarakat terhadap PPGP meski hanya melalui tulisan sederhana.

Artikel ini akan membahas sikap reflektif kritis yang seharusnya diambil oleh Guru Penggerak dalam menanggapi kritik tersebut dan bagaimana hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan.

Pengertian Sikap Reflektif Kritis

Sikap reflektif kritis adalah kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi pengalaman, tindakan, dan keyakinan seseorang secara mendalam dan objektif.

Ini melibatkan proses introspeksi yang mendalam di mana individu menilai ulang asumsi, metode, dan hasil dari tindakan mereka, serta terbuka terhadap umpan balik dan kritik yang konstruktif.

Bagi seorang Guru Penggerak, sikap ini sangat penting untuk memastikan bahwa mereka terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi siswa dan lingkungan pendidikan mereka.

Sikap reflektif kritis seorang Guru Penggerak realitasnya memang tidak mudah dilaksanakan.

Baca Juga :  ASEAN Summit dan Komitmen Bersama Memberantas Human Trafficking

Meskipun demikian, berbekal resiliensi tinggi saya yakin para Guru Penggerak pasti mampu mereduksi keraguan untuk bersikap reflektif serta siap menerima kritikan.

Kritik dari Kaum Intelektual dan Masyarakat

1. Efektivitas Pelatihan: Banyak intelektual dan masyarakat mempertanyakan apakah pelatihan yang diberikandalam program Guru Penggerak benar-benar efektif dalam meningkatkan kompetensi guru atau hanya bersifat sementara.

2. Kesenjangan Implementasi: Kritik lainnya adalah mengenai kesenjangan dalam implementasi program, di mana tidak semua guru memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, sehingga menimbulkan ketidakmerataan dalam kualitas pengajaran.

3. Fokus pada Hasil Akhir: Ada pandangan bahwa program ini terlalu berorientasi pada hasil akhir seperti peningkatan nilai siswa tanpa cukup memperhatikan proses pembelajaran yang holistik dan pengembangan karakter siswa.

4. Adaptasi Kurikulum: Kritik juga muncul terkait dengan bagaimana guru penggerak mampu mengadaptasi kurikulum yang ada dengan kebutuhan lokal dan konteks spesifik masing-masing sekolah.

Sikap Reflektif Kritis Guru Penggerak

Untuk menanggapi kritik tersebut, Guru Penggerak harus mengadopsi dan mengadapatasi sikap reflektif kritis melalui langkah-langkah berikut:

1. Evaluasi Diri Secara Periodik atau Berkesinambungan: Sebagai pendidik, guru perlu secara teratur mengevaluasi pendekatan dan metodologi pengajaran mereka.

Ini termasuk refleksi terhadap efektivitas pelatihan yang telah mereka terima dan bagaimana hal itu diterapkan dalam praktik pembelajaran sehari-hari di kelas.

2. Dialog Terbuka dan Konstruktif: Terlibat dalam diskusi dengan sesama guru, para intelektual, dan masyarakat untuk memahami berbagai perspektif.

Dialog ini memungkinkan pertukaran ide yang dapat memperkaya pemahaman dan meningkatkan praktik pengajaran.

3. Adaptasi dan Inovasi: Guru Penggerak harus siap untuk beradaptasi dengan kritik yang membangun dan berinovasi dalam metode pengajaran mereka.

Ini bisa berupa eksperimen dengan pendekatan baru atau memperbaiki metode yang ada berdasarkan umpan balik.

4. PeningkatanProfesional Berkelanjutan: Berkomitmen pada pengembangan professional berkelanjutan melalui pelatihan tambahan, membaca literatur terbaru, dan mengikuti seminar atau konferensi pendidikan.

Baca Juga :  Manusia Paskah (Sebuah Refleksi)

5. Menyelaraskan dengan Konteks Lokal: Memahami dan menyesuaikan pendekatan pengajaran dengan konteks lokal dan kebutuhan spesifik siswa dan sekolah.

Ini termasuk adaptasi kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan budaya lokal. Tujuan akhirnya dari Pendidikan yang menghargai kearifan lokal.

Implikasi dan Kesimpulan

Dengan mengadopsi dan mengadaptasi sikap reflektif kritis, Guru Penggerak dapat menanggapi kritik secara konstruktif dan meningkatkan kualitas pengajaran serta pembelajaran di sekolah.

Sikap ini memungkinkan guru untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan, serta menjadi teladan bagi siswa dan rekan sejawat.

Kritik dari kaum intelektual dan masyarakat, jika diterima dan diolah dengan baik, dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Seorang guru penggerak harus terbuka, menerima, dan tidak antipati terhadap kritik dan saran. Semakin dikritik kompetensinya, Guru Penggerak semakin percaya diri memperbaiki kualitas diri.

Sikap reflektif kritis ini tidak hanya bermanfaat bagi Guru Penggerak, tetapi juga dapat diaplikasikan oleh semua pendidik sebagai bagian dari profesionalisme dan dedikasi mereka terhadap pendidikan yang lebih baik.

Melalui sikap ini, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan mampu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Perlu diingat bahwa semua guru sudah bergerak demi Pendidikan.

Guru Penggerak bukan segala-galanya melainkan salah satu dari yang sedang bergerak. Mari bergerak bersama, melayani kebutuhan belajar anak bangsa agar kelak mereka menjadi penerus yang berbudipakerti dan berakhlak mulia.

Merdekakan semangat keguruan kita dengan terus memperbaiki diri demi kemerdekaan murid seiring dengan Republik Indonesia yang menyelenggarakan HUT kemerdekaan ke-79.

Pada akhirnya, keselamatan dan kebahagiaan murid-murid kitalah yang utama. Salamku untuk segenap guru hebat Indonesia. Merdeka!! Dirgahayu RI ke-79!

Penulis, adalah Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Role Delu, Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Sikka, Pengajar Praktik Angkatan 9 Kabupaten Sikka, NTT

Editor : Wentho Eliando

Berita Terkait

Dari Aspirasi ke Aksi: Suara Rakyat dalam Pilkada
Puncak Pesta Intan, SDK Larantuka IV St. Cornelius Tandai dengan Tanam Pohon Cinta
Menjamah yang Terluka
Pesta Intan, SDK St. Cornelius Larantuka IV Gelar Napak Tilas dan Aneka Kegiatan
Selamat Datang Paus Fransiskus di Bumi Bhineka Tunggal Ika
Dari Abu Dhabi Menuju Asisi dan Dari Roma Menuju Indonesia
Komunitas Syuradikara Kembali Gelar Parade Kitab Suci di Kota Ende
Pentingnya Pelatihan Bagi Kader Kesehatan Dalam Penanganan Korban Henti Jantung
Berita ini 62 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 10 September 2024 - 18:48 WITA

Dari Aspirasi ke Aksi: Suara Rakyat dalam Pilkada

Sabtu, 7 September 2024 - 19:29 WITA

Puncak Pesta Intan, SDK Larantuka IV St. Cornelius Tandai dengan Tanam Pohon Cinta

Sabtu, 7 September 2024 - 08:38 WITA

Menjamah yang Terluka

Selasa, 3 September 2024 - 20:59 WITA

Pesta Intan, SDK St. Cornelius Larantuka IV Gelar Napak Tilas dan Aneka Kegiatan

Selasa, 3 September 2024 - 12:15 WITA

Selamat Datang Paus Fransiskus di Bumi Bhineka Tunggal Ika

Berita Terbaru

Petani Lando Lomes Manggarai Timur Tanam Porang Seluas 50 Ha

Nusa Bunga

Petani Lando Lomes Manggarai Timur Tanam Porang Seluas 50 Ha

Kamis, 12 Sep 2024 - 15:37 WITA

Tim Melki-Johni di Ngada Siap Berjuang untuk Kemenangan

Nusa Bunga

Tim Melki-Johni di Ngada Siap Berjuang untuk Kemenangan

Kamis, 12 Sep 2024 - 15:12 WITA