MAUMERE, FLORESPOS.net-Kekerasan terhadap anak harus benar-benar diputus mata rantainya agar anak-anak bisa terlindungi dan kasus kekerasan termasuk pelecehan seksual terhadap anak bisa hilang.
Forum anak pun melibatkan anak-anak dalam membicarakan berbagai permasalahan yang mereka alami dan mendorong berbagai pihak untuk lebih peduli terhadap hak anak.
“Kalau ada kasus kekerasan termasuk kasus pelecehan seksual terhadap anak kita jangan tabu untuk melaporkan demi menjaga nama baik keluarga,” pesan Reny Rebeka Haning, Spesialis Perlindungan Anak dan Advokasi Child Fund Indonesia,Rabu (9/4/2025).
Reny mengatakan, perlu perlindungan terhadap anak sehingga kalau ada kekerasan harus berani melaporkan ke aparat penegak hukum dan keluarga harus berani mendampingi sampai di proses hukum.
Ia menyebutkan, anak-anak harus mendapatkan pertolongan apabila mengalami kasus kekerasan sehingga mereka bisa melanjutkan sekolah dan hidupnya kedepan dengan lebih baik.
“Kami melakukan kegiatan pertemuan forum anak secara berkelanjutan selain musrembang dan kami ingin anak-anak muda di NTT membangun dialog dengan pemerintah,” harapnya.
Reny menyebutkan, dialog bersama pemerintah harus dilaksanakan sehingga pemerintah bisa mendapatkan isu yang kontekstual dari perspektif anak dan mengawal agar ada solusi yang baik untuk mengatasi persoalan anak-anak.
Pihaknya juga mendorong supaya pendidikan kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual bukan hal tabu untuk dibicarakan kepada anak.
Fungsional Perencana Ahli Muda Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappelitbang Kabupaten Sikka, Karolus Saga menyebutkan, dalam upaya pemenuhan hak anak Pemda Sikka selama ini membuka ruang.
Karolus mengakui forum anak Sikka terlibat aktif dalam siklus perencanaan mulai dari Musrembang Desa hingga Kabupaten termasuk ruang konsultasi publik dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah RPJPD 20 tahun kedepan.
“Empat isu penting telah disampaikan anak-anak terkait pendidikan, kesehatan, pemberdayaan disabilitas dan kekerasan terhadap anak yang meningkat di kabupaten Sikka,” tuturnya.
Karolus menegaskan, empat isu penting dari anak ini akan menjadi referensi bagi kami dalam Menyusun RPJMD dan diintervensi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melalui Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan rencana kerja OPD.
Child Fund Indonesia bersama Yayasan Flores Children Development (FREN) sejak Senin (7/4/2025) hingga Jumat (11/4/2025) melaksanakan kegiatan dialog antara Forum Anak Sikka dan Forum Voice Now di Maumere.
Kegiatan mengusung tema partisipasi anak dan orang muda dalam dialog kebijakan pemenuhan hak anak dengan melibatkan anak-anak dari berbagai wilayah di Provinsi NTT.
Selain anak-anak dari Kabupaten Sikka, kegiatan ini juga dihadiri anak-anak dari berbagai wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). *
Penulis : Ebed de Rosary (Kontributor)
Editor : Wentho Eliando