Flores: Dari Pulau Bunga Menuju Pulau Panas Bumi

- Jurnalis

Kamis, 23 Januari 2025 - 08:34 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RD. Reginald Piperno

RD. Reginald Piperno

Sampai pada titik ini, masih yakinkah kita bahwa proyek panas bumi mensejahterakan masyarakat ? Apakah kita mau Flores sebagai pulau bunga menjadi pulau panas bumi ?

Ketika bapak Uskup Agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD dengan tegas menolak geothermal itu tidak berarti bahwa bapak uskup sedang melawan proyek atau sedang melawan pemerintah.

Pernyataan tegas bapa uskup ini sesungguhnya menunjukkan sikap gereja yang selalu berpihak pada korban. Baik korban itu berupa alam lingkungan atau korban ekologis maupun korban manusia dengan adat dan budayanya. Bapak uskup Agung Ende, tidak menghendaki Flores sebagai pulau bunga kemudian menjadi pulau panas bumi.

Bapak Uskup sungguh menyadari bahwa pembangunan apa pun pada prinsipnya adalah baik. Namun jika sebuah pembangunan diawali dengan proses-proses yang penuh dengan rekayasa dan manipulasi, sehingga memporakporandakan tatanan sosial masyarakat, merusakkan alam dan lingkungan hidup, mengorbankan mereka yang miskin, kecil dan tertindas, maka gereja harus bersikap tegas yakni menolak.

Baca Juga :  KPU Ende Tetapkan DPS Pilkada, Jumlahnya Berkurang dari DPT Pileg

Secara jujur kita musti mengatakan bahwa banyak mega proyek pemerintah yang menyebar di berbagai wilayah di Indonesia saat ini sudah ditunggangi oleh para kapitalis untuk kepentingan diri, keluarga dan kelompok.

Masyarakat kecil yang tidak punya akses hanya bisa menerima dalam diam dan pasrah menerima remah-remah yang tersisa meskipun hak-hak mereka diabaikan. Mereka tidak tahu kemana mereka harus mengaduh nasib mereka. Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD telah menjadi suara dari kaum tak bersuara (voice of the voiceless)

Baca Juga :  Pilkada Nagekeo, Ini Syarat Harus Dipenuhi Bakal Calon Bupati dan Wabup

Karena itu sebagai masyarakat Flores, jangan kita biarkan bumi Flores yang indah ini akhirnya rusak karena ulah manusia-manusia serakah yang ingin menggerogoti kekayaan bumi kita ini dengan mengatasnamakan pembangunan.

Jangan pernah biarkan keakraban, persaudaraan dan rasa kekeluargaan kita akhirnya hancur karena kepentingan-kepentingan tertentu. Tanah Flores tidak pernah akan bertambah, sementara manusia akan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Janganlah kita mewarisi anak cucu kita bumi Flores yang sudah hancur. Kita tentu masih bisa hidup tanpa proyek geothermal. Alam kita masih sangat kaya untuk memberikan kehidupan.

Berita Terkait

Berlaga di ETMC Ende, Persami Maumere 100 Persen Gunakan Pemain Lokal
Persoalan RS TC Hillers Maumere, Framing Berita Buruk, Akun Palsu dan Kenyamanan Bekerja
Direktur RS TC Hillers Maumere Sudah Ajukan Pengunduran Diri Sejak Juni 2025, Apa Alasannya?
Besok, Jenazah Korban Penganiayaan di Ende Diautopsi, Kapolres: untuk Perjelas Penyebab Kematian
NasDem NTT Anjangsana ke Lima Panti Asuhan
Anggota Polisi Pelaku Penganiayaan di Ende Dijemput Ikut Sidang Kode Etik di Polda NTT
Kapolres Ende Beberkan Kronologis Penganiayaan Oleh Anggota Polisi Hingga Tewaskan Seorang Warga
Forum Rakyat Resah dan Gelisah Sikka Persoalkan Pelayanan Kesehatan dan Dana Pokir DPRD Sikka
Berita ini 7,973 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 12:13 WITA

Berlaga di ETMC Ende, Persami Maumere 100 Persen Gunakan Pemain Lokal

Sabtu, 1 November 2025 - 10:46 WITA

Persoalan RS TC Hillers Maumere, Framing Berita Buruk, Akun Palsu dan Kenyamanan Bekerja

Sabtu, 1 November 2025 - 09:30 WITA

Direktur RS TC Hillers Maumere Sudah Ajukan Pengunduran Diri Sejak Juni 2025, Apa Alasannya?

Jumat, 31 Oktober 2025 - 19:31 WITA

Besok, Jenazah Korban Penganiayaan di Ende Diautopsi, Kapolres: untuk Perjelas Penyebab Kematian

Jumat, 31 Oktober 2025 - 17:39 WITA

Anggota Polisi Pelaku Penganiayaan di Ende Dijemput Ikut Sidang Kode Etik di Polda NTT

Berita Terbaru

Bentara Net

Batu-Batu yang Menggugat Nurani

Sabtu, 1 Nov 2025 - 09:17 WITA