LARANTUKA, FLORESPOS.net-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta warga terdampak khususnya yang domisili dalam radius 4 kilometer (km) atau zona rawan dari puncak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, mau direlokasi ke tempat aman.
Permintaan itu disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat tata muka dan dialog dengan warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang mengungsi di posko terpusat, Desa Lewolaga, Desa Bokang dan Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Selasa (5/11/2024).
“Hari ini saya datang untuk kedua kalinya. Pada Januari 2024 lalu, saya datang melihat langsung kondisi bapak, ibu, dan anak-anak semua. Saat itu tidak ada korban jiwa. Kali ini Gunung Lewotobi Laki-laki meletus lagi dan ada 9 orang korban dan lainnya luka berat, ringan dan sedang. Rumah-rumah rusak,” kata Letjen Suharyanto.
“Kita tidak bisa pastikan kapan gunung api meletus. Bapak, ibu dan semua kita bisa lihat. Kemarin disarankan radius 4 km tapi saat meletus justru kita rasakan. Kali ini radius 7 km. Saya minta, ini hak bapak, dan semua agar mau direlokasi ke tempat yang lebih aman,” sambungnya.
Diketahui, Gunung Lewotobi Laki-laki terletak di antara Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur,
Gunung ini meletus dahsyat menyemburkan lahar panas, belerang, pasir, kerikil dan bebatuan besar terjadi pada Minggu (3/11/2024) pukul 23.57 Wita hingga Senin dini hari.
Dalam peristiwa malam mencekam itu, 9 orang warga meninggal dunia, 63 orang lainnya mengalami luka ringan, sedang dan berat serta puluhan rumah termasuk 4 sekolah dan 1 biara susteran rusak parah.
Data sementara, sedikitnya 10.295 jiwa terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dengan perincian 9.479 jiwa Kecamatan Wulanggitang, 816 jiwa Kecamatan Ilebura.
Dari data warga terdampak itu, 2.472 jiwa mengungsi di tiga lokasi, yakni 647 jiwa di Posko Desa Lewolaga, 606 di Posko Desa Bokang dan 1.219 di Posko Desa Konga. Belum termasuk warga yang mengungsi secara mandiri ke rumah keluarga dan ke perbatasan Kabupaten Sikka.
Letjen Suharyanto menyakinkan warga terdampak khususnya yang berdomisili dalam radius 4 km dari puncak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki bahwa Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah tidak akan menutup mata.
Pemerintah, kata Letjen Suharyanto memastikan akan membangun rumah bagi warga di lokasi yang direlokasi dan warga lainnya yang rumahnya rusak ringan, sedang maupun rusak berat.
“Kami tidak memaksa, tapi kita bisa lihat sendiri dengan kondisi saat ini. Kita tidak bisa pastikan kapan gunung ini meletus seperti kemarin. Pemerintah membantu membangun rumah, dan kebutuhan lainnya. Skema bantuan akan diatur secara baik. Pemda punya lokasi sekitar 60 hektar. Diatur baik agar bisa direlokasi,” katanya.
Pada kesempatan itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meninjau warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di posko-posko pengungsian. Posko Pengungsian yang ditinjau, yakni di Desa Lewolaga, Desa Bokang dan Desa Konga.
Letjen Suharyanto saat meninjau didampingi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hadi Wijaya berdialog langsung dengan warga terdampak. Sementara Kepala PVMBG Hadi Wijaya menjelaskan secara singkat kondisi geologi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Saat itu, Letjen Suharyanto juga meminta warga terdampak tetap tenang dan tidak perlu merasa kuatir karena negara selalu hadir ketika warga mengalami bencana. BNPB turun langsung ke lokasi untuk memastikan situasi dan kondisi serta kebutuhan warga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Kepala BNPB juga membawa logistik kebutuhan warga seperti alas tidur, makanan, selimut dan lainnya untuk didistribusikan kepada warga terdampak Erupsi Lewotobi Laki-laki.
“Kami datang ini juga membawa logistik kebutuhan warga terdampak seperti makanan, alas tidur, selimut, genset dan lainnya. Saya juga akan ada di sini beberapa hari ke depan untuk memastikan kebutuhan warga terpenuhi,” kata Letjen Suharyanto.
Saat mengunjungi warga terdampak, Kepala BNPB Letjen Suharyanto didampingi Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri H.I. Rasyid dan Forkompinda. *
Penulis : Wentho Eliando
Editor : Wall Abulat