BAJAWA, FLORESPOS.net-Uskup Keuskupan Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden menahbiskan 13 Imam Baru, di Paroki Salib Suci Soa, Kevikepan Bajawa, Senin (30/9/2024).
Iman yang ditahbiskan terdiri dari 8 orang Imam Diosesan masing-masing RD. Yeremias Wogo Gado, RD. Vinsensius Sele, RD. Viktor Dan, RD Rupertus Bhido, RD. Lukas Novrid Logo Suka, RD. Koirinus Moda Wawa, RD. Gerald Chrislay Rato dan RD. Albertus Deu Djanggo.
Sisanya Imam dari Ordo Karmel, masing-masing Pater Wilbrodus Irenius Sebho, O.Carm, Pater Hironimus Muga Wio, O.Carm, Pater Arnold Reban, O.Carm, Peter Alexander Raymond Dhena, O.Carm dan seorang dari Ordo Carmel Tak Berkasut yakni Pater Kristoforus Leba, OCD.
Perayaan ekaristi pentabisan berlangsung meriah dan hikmat diikuti ratusan Imam, biarawan dan biarawati, keluarga imam baru, Penjabat Bupati Ngada, Hildegardis Bria Seran serta undangan lainnya..
Uskup Agung Ende, Mgr.Paul Budi Kleden dalam Homilinya mengatakan, setiap Tabhisan Imam adalah pernyataan bahwa Tuhan masih mengasihi Gereja-Nya.
Karena Tuhan mengasihi Gereja dan Tuhan mengetahui kelemahan umatnya untuk hidup sesuai dengan ajaranNya. Tuhan mengutus para Imam untuk berjalan bersama umatnya, membangun persekutuan kasih agar bersama-sama memelihara kasih persaudaraan dalam semangat Yesus.
Diungkapkannya, keyakinan Gereja Katolik bahwa setiap imam yang dihabiskan mengambil bagian dalam tiga tugas Yesus. Tiga tugas tersebut yaitu mewartakan sabda Tuhan dan mengajarkan umat sebagai nabi.
Sabda Tuhan yang adalah sabda penyembuhan, mengandung rekonsiliasi dan sabda yang inspiratif. Untuk menjadi pewarta sabda, hal yang utama adalah menjadi pendengar sabda.
Pendengar sabda Tuhan yang akrab dengan Kitab Suci, yang membaca dan merenungkan Kitab Suci tetapi juga mendengar sabda Tuhan yang berbicara melalui tradisi lain di luar Gereja.
Melalui orang-orang lain dari kelompok kita yang juga berbicara tentang Tuhan dan mewartakan kehendak Tuhan. Mendengar suara Tuhan yang berbicara di luar konteks kita juga penting termasuk tradisi agama lain. Hal yang utama adalah mendengar suara Tuhan yang berbicara melalui umat kita.
Hal kedua, adalah Tuhan memimpin sebagai Gembala. Tugas kepemimpinan dalam Gereja dijelaskan bahwa hal utama adalah tugas untuk mempersatukan sehingga semua merasa mendapat tempat dalam Gereja.
Tugas kegembalaan berarti mendengar semua dan memberikan ruang kepada semua agar dapat mengartikulasikan bakat dan talenta yang telah Tuhan berikan demi membangun jemaatnya.
Hal ini agar jangan ada kelompok orang tertentu yang karena kepandaian intelektual, kekuasaan atau karena kekayaannya dapat memonopoli seluruhnya.
“Mendengar suara Tuhan, menggembalakan umatnya, mempersatukan agar semua merasa menjadi bagian dan bertanggung jawab untuk pembangunan Gereja,” katanya.
Tugas seorang imam yang ketiga adalah menguduskan. Menguduskan berarti meningkatkan dan mengingatkan kehadiran Tuhan yang Kudus dalam hidup setiap pribadi di tengah dunia.
Hidup masing-masing orang adalah Kudus karena setiap orang diciptakan oleh Allah yang Kudus. Hidup adalah Kudus, karena Tuhan memanggil semua orang menjadi Kudus dan dunia diciptakan oleh Tuhan umatnya dapat mengikuti jejak Allah yang Kudus.
Sakramen sakramen adalah perayaan kehadiran Tuhan dalam hidup setiap pribadi baik dalam hidup Gereja maupun dunia.
Karena hidup setiap orang adalah Kudus dan bumi adalah suci untuk itu menjadi Imam ditugaskan menguduskan yang berarti memperhatikan dan bekerja sama dengan semua orang agar mutu dan kualitas hidup umat semakin baik.
Berjuang bersama agar tidak lagi terjadi pelanggaran atas hak-hak hidup orang lain dan berjuang bersama agar keadilan semakin diperhatikan. Berjuang bersama agar yang kecil tidak merasa ditinggalkan.
Imam dipanggil untuk menjadi pelayan agar yang paling kecil didengar dan sikap batin seorang pelayan haruslah membuka hati agar mereka yang paling kecil juga turut didengar. Berjuang bersama agar yang sudah susah hidupnya jangan dibuat semakin susah lagi.
Perayaan Tabhisan bertepatan dengan pesta Santo Hironimus yang mana Santo Hironimus sangat berjasa dalam menerjemahkan Kitab Suci.
Seorang Imam juga menjadi terjemahan hidup dari sabda Tuhan agar sabda Tuhan sungguh nyata dan menyapa setiap orang dalam situasi apapun. *
Penulis : Wim de Rozari
Editor : Anton Harus