LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Perusahan Umum Daerah (Perumda) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT akan melakukan reviu terhadap perencanaan pengelolaan air bersih 2019 di Labuan Bajo dan sekitar.
Pasalnya perencanaan 2019 tidak sesuai lagi perkembangan Labuan Bajo sekarang. Pertumbuhan penduduk dan infrastruktur hotel, restoran serta lain-lain di Labuan Bajo dan sekitar terlalu cepat dan amat signifikan, magnetnya pariwisata.
Demikian diungkapkan Direktur Perumda Wae Mbeliling, Eurelius Hubertus Endo menanggapi Florespos.net di Labuan Bajo baru-baru ini.
Ia diminta tanggapan terkait blueprint Perumda Wae Mbeliling menuju Indonesia emas 2045. Di sisi lain, Mabar daerah pariwisata super prioritas, akan ada korelasi/hubungan dengan ketersediaan air baku di Mabar ke depan. Air kebutuhan dasar manusia.
Menurut Endo, kebutuhan akan air bersih di Labuan Bajo dan sekitar tahun-tahun terakhir dipenuhi oleh SPAM Wae Mese I dan SPAM Wae Mese II, total kapasitas terpasang 140 liter/detik. Kapasitas Wae Mese I sebesar 40 liter/detik dan sisanya Wae Mese II.
Diungkapkan, sampai sekarang kesiapan air baku di Mabar masih tergolong aman, masih sesuai perencanaan 2019, khususnya di Labuan Bajo dan sekitar. Tetapi ke depannya, sepertinya tidak lagi sesuai, akan terjadi pergeseran.
Hal itu dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang kian meningkat, dan pertumbuhan infrastruktur perhotelan, restoran dan lain-lain juga semakin banyak, signifikan, spektakuler.
“Saya punya kekewatiran akan terjadi pergeseran perencanaan. Itu mengacu pada pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan infrastruktur,” kata Endo.
Sekarang, katanya, pertumbuhan penduduk dan perluasan permukiman warga di Labuan Bajo dan sekitarnya semakin spektakuler. Ada persawahan/lahan pertanian/perkebunan di Labuan Bajo dan sekitar banyak yang beralih fungsi menjadi area permukiman.
Contohnya antara lain kawasan persawahan Losbaba dan Sernaru yang telah beralih fungsi menjadi area permukiman. Kedua lokasi persawahan tersebut bagian dari Labuan Bajo, ibu Kota Mabar.
Sehubungan dengan hal ini, kata Endo, Perumda Wae Mbeliling berkewajiban untuk rencanakan ulang terkait blueprint air bersih kota Labuan Bajo dan sekitar.
“Kita hitung ulang terkait ini,” kata Endo.
Lanjut Endo, mengacu pada Manggarai Barat dalam angka 2019, bahwa populasi penduduk Mabar saat itu 2,32%, sekarang 6,6% dalam kota Labuan Bajo, naik tajam.
Masih Endo, dengan adanya Perpres tentang KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) Labuan Bajo beberapa waktu lalu, pertumbuhan tersebut sudah ada pergeseran, semakin meningkat.
Karenanya Perumda Wae Mbeliling lakukan reviu terhadap hasil perencanaan 2019 tentang kebutuhan air bersih di Labuan Bajo dan sekitarnya.
Perlu dilakukan perhitungan kembali terhadap eksisting sekarang untuk proyeksi 2045. Hitung kembali untuk proyeksi persiapan air baku. Semua potensi harus dihitung dalam bentuk bisnis.
“Yang ini khusus air laut, karena konsumennya kelas atas semua, seperti hotel-hotel,” ujar Endo.
Ketersediaan air baku di Mabar semakin menurun, maka air laut dipakai, ada teknologinya. Air laut untuk bisnis, sehingga SPAM Wae Mese I dan II untuk permukiman. Sekarang pertumbuhan Labuan Bajo per Juli 2024 sebesar 6,6% dari sebelumnya 2,32% di 2019, magnetnya pariwisata.
Perhitungan ulang harus sejak dini, jangan tunggu masalah, jangan tunggu guncangan, dan jangan stagna berpikir. Reviu jangka pendek 2025-2029, tetapi berkelanjutan sampai 2045. Petakan mitigasi resiko, kata Endo. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Wentho Eliando