LABUAN BAJO, FLORESPOS.net – Salah satu sebab terjadinya stunting (gagal tumbuh anak) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT) karena kesulitan air bersih dan MCK (Mandi, Cuci, kakus).
Kasus stunting di kabupaten ujung barat Flores itu (Mabar) juga ditengarai dominan terjadi pada masyarakat yang tinggal di kepulauan, antara lain nusa- nusa dalm wilayah Kecamatan Komodo, termasuk pulau Papagarang.
Wakil Bupati (Wabup) Mabar Yulianus Weng mengatakan itu menanggapi media ini belum lama berselang di Labuan Bajo.
Sebelumnya diberitakan media ini bahwa anak aparat di Labuan Bajo ibu kota Mabar derita stunting.
Menurut Wabup Weng, faktor penyebab stunting masyarakat Mabar di kepulauan antara lain karena kesulitan air bersih dan MCK, walau proteinnya aman karena mereka kuat makan ikan. Bahwa terkait stunting, air bersih, MCK, protein, vitamin dan sebagainya adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan, katanya.
Sehubungan dengan persoalan yang satu ini, demikian Wabup Weng, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar berupaya mencari solusi, mengatasinya.
“Yang penting masalahnya sudah tahu, mungkin minta bantuan LSM,” ungkap Wabup Weng yang eks Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai tersebut.
Lanjutnya, terkait kasus anak oknum aparat di Labuan Bajo dikabarkan terkena stunting, kalau benar, itu merupakan kasuistik. Orang tuanya mesti malu, ujar Wabup Weng.
Namun demikian, Wabup Weng mengingatkan, bahwa orang yang bertubuh pendek belum tentu stunting. Tetapi stunting itu pasti pendek.
“Pendek itu belum tentu stunting, tapi stunting itu sudah pasti pendek,” komentar Wabup yang kental disapa dokter Weng tersebut.
Secara terpisah Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Mabar, Saverinus Kurniadi ungkapkan, di pulau Papagarang tidak ada sumber air tawar.
Selama ini banyak pihak yang terlibat penanganan masalah air bersih dan lain-lain di pulau Papagarang, Desa Papagarang, termasuk intervensi dilakukan Pemkab Mabar melalu Dinas Cipta Karya.
Upaya yang dilakukan para pihak di antaranya melalu program desalinasi. Teknologi mengola air laut menjadi tawar itu tak bertahan lama karena kesulitan biaya operasional. Ini salah satu soal penanganan stunting di Papagarang, kata Kadis Kurniadi.
Direktur Perumda Wae Mbeliling Mabar yang khusus bergerak di usaha air bersih, Aurelius Endo, pada tempat berbeda di Labuan Bajo, juga senada.
Diungkapkan, mungkin salah satu jalan keluar mengatasi persoalan air bersih dan MCK di pulau Papagarang mesti ditangan Bumdes Papagarang, berarti bisnis.
Nasip masyarakat Papagarang, kata dia sama seperti warga di Pulau Mesa Desa Pasir Putih, Kecamatan Komodo. Dua desa tersebut sama-sama tak punya sumber air tawar. Kedua pulau sama-sama dikelilingi laut.
Belakangan penduduk pulau Mesa sudah punya air tawar sendiri, dibantu Pemerintah Jepang dengan teknologi merubah air laut jadi airawar.
Seblum penanganan air bersih itu lepas ke masyarakat Mesa untuk urus sendiri, Pemerintah Jepang terlebihdahulu melatih/ mendidik/mengedukasi warga setempat sampai mahir terkait bantuan dimaksud.
Kemudian Pemdes Pasir putih mendorong Bumdes setempat mengelola air bersih tersebut dan kini hasilnya luar biasa.
Mungkin terkait kesulitan air bersih di Pulau Papagarang, Pemdes Papagarang buat seperti di Pulau Mesa. Atau dorong Bumdes Papagarang bekerja sama dengan Pemdes/Bumdes Desa Pasir Putih/pulau Masa untuk suplai air bersih ke Papagarang demi mengatasi kesulitan air bersih di pulau Papagarang. Ini juga secara tidak langsung dapat meminimalisir kasus stunting setempat, tutup Direktur Endo. *
Penulis: Andre Durung I Editor:Anton Harus