MAUMERE, FLORESPOS.net-Peredaran pupuk bersubsidi di petani saat ini tengah langka, termasuk di Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Kabupaten Sikka melakukan evaluasi terhadap distribusi pupuk bersubsidi di wilayah tersebut.
Evaluasi dilakukan sebagai tindak lanjut instruksi dari Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir dalam Zoom Meeting Pengendalian Inflasi pada 2 Juli 2024.
Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir, menginstruksikan seluruh Kepala Daerah di Indonesia untuk menangani masalah kelangkaan pupuk bersubsidi.
Kepala Dinas Pertanian Yohanes Emil Satriawan, Kamis (4/7/2024), di Ruang Rokatenda, Lt. 2 Kantor Bupati Sikka, melaporkan berbagai kendala yang dihadapi di lapangan yang menyebabkan kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Sikka.
Menurut dia, kelangkaan disebabkan karena kurangnya jumlah pengecer, proses perijinan yang rumit, serta absennya pengecer di beberapa kecamatan seperti Paga, Mego, Tanawawo, dan Magepanda menjadi faktor utama yang diungkapkan.
“Pemerintah Kabupaten Sikka perlu mendalami lebih dalam masalah ini untuk menemukan solusi yang tepat,” ungkap Penjabat Bupati Sikka Adrianus Firminus Parera.
Penjabat Bupati Adrianus Parera juga menekankan perlunya dukungan dari kepolisian dan kejaksaan dalam proses penyelesaian masalah ini.
Adapun alokasi pupuk bersubsidi di Sikka mencakup 3.126,32 ton untuk jenis urea, 2.155,61 ton untuk NPK, dan 142,61 ton untuk NPK Formula Khusus.
Harga eceran tertinggi untuk pupuk bersubsidi di Sikka bervariasi, dengan harga mencapai Rp 2.250 per kg untuk urea, Rp 2.300 per kg untuk NPK, dan Rp 3.300 per kg untuk NPK Formula Khusus.
Kabupaten Sikka juga memiliki beragam alat pertanian (Alsintan), termasuk mesin pompa air dan traktor, yang tersedia untuk mendukung kegiatan pertanian di daerah ini.
Dengan adanya evaluasi ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mengatasi kendala-kendala yang ada sehingga distribusi pupuk bersubsidi dapat berjalan lancar dan memadai untuk mendukung produktivitas pertanian di Kabupaten Sikka. *
Penulis: Wall Abulat I Editor: Wentho Eliando