LABUAN BAJO, FLORESPOS.net – Anak oknum aparat di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT) dikabarkan ada yang stunting (gagal tumbuh anak). Disinyalir karena pola asuh orang tua tak maksimal.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Mabar, Rafael Guntur, tidak menampik kabar tersebut ketika dimintai tanggapan di Labuan Bajo belum lama ini.
P2KB salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar yang tangani stunting di daerah itu.
Kasus gagal tumbuh anak (stunting) di Labuan Bajo, kata Kadis Guntur, tidak banyak. Dan di seluruh kecamatan di Mabar ada kasus stunting, ujarnya.
Menurutnya, kasus stunting tidak melulu terjadi pada anak orang miskin/keluarga yang ekonomi pas-pasan. Tetapi bisa juga dialami anak orang kaya dan anak orang pintar/berpendidikan tinggi. Itu terjadi karena polah asuh yang tidak maksimal, tak terkecuali di Labuan Bajo ibu kota Mabar.
Soal pola asuh, Kadis Guntur menduga bahwa anak oknum aparat yang alami stunting, hal itu terjadi karena faktor masa bodoh atau tidak perduli pada nasib masa depan anaknya. Pada saat Posyandu, kuat dugaan yang membawa anak mereka (anak orang kaya, pintar/berpendidikan tinggi) ke Posyandu adalah pembantu. Alasan mereka sibuk.
Begitu sampai di rumah, lanjut Kadis Guntur, ketika ditanyai sang majikan/nyonya rumah, si pembantu tidak menjelas utuh penjelasan dari petugas yang ia dapat di Posyandu. Hasilnya tidak sempurna. Sehingga bisa saja terjadi stunting terhadap anak yang diasuhnya itu.
Masih Kadis Guntur, secara nasional ada 7 kementerian yang menangani stunting. Dan di tingkat Mabar melibatkan sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah), termasuk Dinas P2KB.
Khusus P2KB, interfensinya lebih pada edukasi. Dan pola pendekatan yang dilakukan P2KB yakni sejak seseorang usia remaja dan seterusnya. Pada umur-umur tersebut, yang perempuannya akan diberi vitamin tambah darah, ini terkait siklus mensturasi.
Tentang ini berhubungan erat dengan 1000 hari kehidupan pertama anak dari remaja putri bersangkutan manakala dia melahirkan kelak nanti. Seribu hari pertama itu adalah masa perkembangan otak.
“Kita dampingi mulai remaja dan seterusnya, termasuk di dalamnya masa pra nikah, masa hamil, melahirkan, pasca melahirkan dan seterusnya,” ujar Kadis Guntur.
Blasius Apen, Kepala Bidang KB setempat menambahkan, kasus stunting di Kecamatan Komodo Mabar termasuk yang tertinggi di Mabar. Labuan Bajo ibu kota Mabar adalah bagian dari Kecamatan Komodo.
Namun, lanjut Kabid Apen, kasus stunting di Kecamatan Komodo lebih dominan terjadi pada penduduk pesisir dan kepulauan.
Masyarakat pesisir atau yang di pulau-pulau itu, menurut dia, tiap hari konsumsi makanan yang mengandung protein, yaitu ikan, tetapi belum tentu makan makanan bervitamin seperti sayur, buah-buahan dan lain-lain, katanya.
Seperti diwartakan media ini sebelumnya, P2KB Manggarai Barat Terus Beredukasi, Labuan Bajo Banyak Kasus Stunting. *
Penulis: Andre Durung I Editor:Anton Harus