ENDE, FLORESPOS.net-Danau Kelimutu adalah salah satu magnet pariwisata yang berada di Kabupaten Ende, Pulau Flores, NTT. Danau dengan tiga kawah yang memiliki keunikan warna air berbeda dan sering berubah warna sudah terkenal di seluruh dunia.
Perubahan warna air pada setiap kawah sudah terjadi ratusan kali sejak Danau Kelimutu pertama kali ditemukan pada tahun 1915 lalu.
Berdasarkan kajian ilmiah perubahan warna air pada ketiga kawah yaitu Kawah 1 Tiwu Ata Polo, Kawah 2 Tiwu Koofai Nuwamuri dan kawah 3 Tiwu Ata Bupu disebabkan karena aktivitas G. Api Kelimutu meningkat. Gunung Api Kelimutu adalah salah satu gunung api aktif di Pulau Flores, NTT.
Namun masyarakat adat penyangga Gunung Kelimutu dan Kawasan Taman Nasional Kelimutu (TNK) memiliki keyakinan dan mempercayai bahwa perubahan warna air di Danau Kelimutu adalah tanda alam yang dikaitkan dengan peristiwa besar yang akan terjadi di kehidupan manusia.
Masyarakat adat berkeyakinan demikian karena beberapa kali peristiwa besar seperti bencana alam, bencana kelaparan, politik baik dalam skala lokal, nasional maupun internasional terjadi setelah danau Kelimutu berubah warna.
Ketua komunitas adat Kelimutu, Yohanes Don Bosco Watu kepada Florespos.net, Rabu (12/6/2024) mengatakan masyarakat adat setempat percaya Danau Kelimutu memiliki kekuatan alam.
Masyarakat adat yang bermukim di kawasan itu dari generasi ke generasi meyakini danau Kelimutu yang memiliki tiga kawah itu sebagai tempat bersemayamnya arwah leluhur.
Sehingga masyarakat adat meyakini perubahan warna air di danau Kelimutu itu adalah tanda alam yang mengisyaratkan ada peristiwa besar baik bencana alam, bencana kelaparan dan situasi politik dan sosial yang akan terjadi setelah perubahan warna.
“Terkait dengan perubahan warna itu saya ingin sampaikan bahwa fenomena ini sudah terjadi ratusan kali. Banyak kalangan yang mengatakan perubahan warna itu karena iklim, cuaca dan aktivitas gunung api tetapi kami masyarakat di kawasan penyangga meyakini tanda alam ini ada kaitannya dengan kehidupan manusia. Ini tanda ada peristiwa besar yang akan terjadi seperti bencana alam, kekurangan bahan makanan dan situasi politik,” katanya.
Dikatakannya masyarakat adat setempat percaya dengan tanda alam di Kelimutu yang ditandai dengan perubahan warna air danau berkaitan erat dengan siklus kehidupan manusia.
“Kami percaya itu tanda alam yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia karena Kelimutu memiliki kekuatan alam. Setelah perubahan warna air danau ada peristiwa besar yang akan terjadi dan itu sudah beberapa kali terjadi,” katanya.
Don Watu mengatakan saat ini perubahan warna air terjadi dalam jarak waktu yang sangat dekat sejak 24 Mei 2024 lalu. Fenomena ini menjadi salah satu daya tarik dan satu keajaiban.
Namun ia berkeyakinan perubahan warna ini menjadi tanda alam bahwa akan ada peristiwa besar yang terjadi baik dalam skala lokal, nasional dan internasional.
“Saat ini kita dalam tahun politik, mungkin ini tanda alam ada peristiwa besar uang terjadi dalam dunia politik, entah di daerah, nasional atau internasional,” katanya.
Ia mengatakan masyarakat tak perlu takut dan cemas dengan fenomena ini karena sudah terjadi ratusan kali.
Ia mengingatkan kepada pengunjung agar ramah dengan alam dan menjaga kelestarian lingkungan saat berkunjung ke kawasan Taman Nasional Kelimutu (TNK).
“Mari kita jaga alam dan kelestarian lingkungan alam di sana dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat dan tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan alam,” katanya.
Berdasarkan laporan dari Pos Pemantau Gunung Api Kelimutu Rabu 12 Juni 2024 kawah 1 Tiwu Ata Polo air danau berwarna coklat dan teramat ada bualan air di permukaan kawah.
Kawah 2, Tiwu Koofai Nuwamuri air danau kawah berwarna biru muda teramati ada endapan belerang berwarna kuning keemasan dan kuning muda bertebaran pada permukaan air danau kawah.
Kawah 3, Tiwu Ata Bupu air danau kawah berwarna hijau tua dan nampak tenang.
Air danau yang terjadi perubahan warna sejak 24 Mei 2024 lalu yaitu Kawah Tiwu Ata Polo. Sebelumnya berwarna biru dan berubah jadi warna hitam dan pada tanggal 10 Juni 2024 berubah dari warna hitam ke warna coklat.
Sejak 24 Mei 2024 lalu status kegempaan Gunung Api Kelimutu dinaikkan dari Level I normal ke Level II Waspada.
Sejak status kegempaan naik ke level II Waspada diberlakukan pembatasan bagi pengunjung di kawasan Taman Nasional Kelimutu (TNK). Masyarakat dan pengunjung tidak berada di area kawah dalam radius 250 meter. *
Penulis: Willy Aran I Editor: Wentho Eliando