BAJAWA, FLORESPOS.net-Kasrem (Kepala Staf Korem) 161/Wira Sakti Kupang Kolonel. Cpl . Simon Petrus Kamlasi memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Pertanian-Flores Bajawa (STIPER-FB ), di Bajawa, Kabupaten Kabupaten Ngada, Provinsi NTT pada Rabu (1/5/2024.
Kasrem Simon Kamlasi memberikan kuliah dengan judul ‘Pemantapan Wawasan Kebangsaan, Bela Negara dan Cinta Tanah Air, Prespektif Peran Aktif Pemuda Mahasiswa dalam Pembangunan NTT’.
Moderator Romo Dr. Rofinus Neto Wuli, S.Fil., M.Si (Han) yang juga dosen tetap dan Kepala LPMAI STIPER-FB. Kuliah umum diikuti ratusan mahasiswa, dosen dan pegawai dilaksanakan Aula Yasukda, Kampus Utama STIPER-FB.
Dalam pemaparannya, Kolonel Simon Kamlasi yang memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) juga rekor MURI untuk pemasangan Pompa Hidram terbanyak di Indonesia mengatakan kondisi Nasional Indonesia di samping proses Pemilu Presiden dan Legislatif yang baru dilewati namun persoalan lain seperti perbatasan, terorisme, bencana alam juga pro kontra pemindahan ibukota Negara.
Menurutnya, bila tidak hati-hati maka akan masuk pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa Indonesia.
Saat ini teknologi berkembang maju. Dimana tatanan kehidupan banyak yang berubah termasuk dengan perkembangan internet. Situasi ini berkaitan erat dengan wawasan kebangsaan termasuk generasi muda terhadap rasa cinta terhadap NKRI.
Manifestasi rasa cinta terhadap tanah air terus diuji dan kekuatan utama sekarang ada pada generasi muda dan generasi milenial.
“Kondisi ini apakah generasi milenial menjadi malapetaka atau kekuatan,” ungkapnya retoris.
Kata Kasrem Simon Kamlasi, apabila tidak hati-hati dalam menyikapi perkembangan zaman maka rasa cinta terhadap tanah air dan semangat bela negara maka bisa saja menjadi malapetaka.
Kasrem Simon Kamlansi berharap, dari Sabang sampai Merauke yang memiliki potensi dan kekayaan alam yang banyak harus terus berjuang agar Indonesia dari negara berkembang perlu menyiapkan diri secara baik menjadi negara maju.
Realita menunjukkan, bahwa tambang-tambang ataupun kekayaan lainnya dimiliki oleh negara lain namun berada di Republik Indonesia.
Kasrem Simon Kamlasi juga meminta generasi muda bahwa hal yang penting ditanamkan adalah kerohanian karena dengan akhlak yang baik maka semangat bela negara dan cinta tanah air akan tetap terpelihara.
Generasi saat ini berinteraksi lebih banyak dengan dunia maya menjadi persoalan tersendiri diikuti dengan penguasaan teknologi yang tinggi, kritis juga ada insan yang mudah menyerah harus dibentengi dengan moral dan etika yang baik.
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan internet generasi muda saat ini antara 5 sampai 10 jam setiap hari. Walaupun internet merupakan sumber informasi namun apabila tidak digunakan secara baik akan menjadi persoalan tersendiri.
“Gerakan radikal juga bisa terjadi akibat pemanfaatan internet. Dasar-dasar untuk membuat bahan peledak dan lainnya juga dapat diperoleh dengan mudah,” kata Kasrem Simon Kamlasi.
“Hal ini berarti pemanfaatan teknologi bisa menjadi hal yang sangat rawan di mana bisa merupakan sebuah kelebihan namun juga tantangan. Jaringan internet yang terbuka diikuti dengan berita-berita yang palsu sangatlah berbahaya. Pembentukan opini publik dan menghakimi orang merupakan fakta yang terjadi,” tambahnya.
Wakil Ketua II Bidang Sumber Daya dan Pengembangan STIPER-FB Geradus Reo mengatakan civitas akademika berbahagia dengan kehadiran Kolonel Simon Petrus Kamlasi yang terkenal memberikan kuliah umum tersebut.
Hadir pula pada kesempatan tersebut, Dandim 1625 Ngada Letkol CZI Deni Wahyu Setiyawan serta sejumlah perwira pada Kodim 1625 Ngada. *
Penulis: Wim de Rozari I Editor: Wentho Eliando