ENDE, FLORESPOS.net-Dalam upaya mendapatkan gambaran tentang implementasi Kurikulum Merdeka pada pendidikan dasar dan menengah serta masukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran di Program Studi (Prodi) Pendidikan Keagamaan Katolik (PKK), Sekolah Tinggi Pastoral (Stipar) Ende, di Kabupaten Ende, NTT, menggelar webinar.
Berdasarkan rilis yang diterima Florespos.net, dari Tim Seksi Dokumentasi dan Publikasi Webinar Stipar Ende, Rabu (2/8/2023), menyebutkan, webiner mengusung tema “Implementasi Kurikulum Merdeka di Pendidikan Dasar dan Menengah dan Dampaknya bagi Prodi PKK”, berlangsung di lembaga pendidikan tersebut, Rabu (2/8/2023).
Webinar diikuti para dosen dan tenaga kependidikan Stipar Ende, para mahasiswa dan alumni Stipar Ende serta undangan lainnya dibuka oleh Ketua Stipar Ende, RD. Frederikus Dhedhu, Lic.
Webiner itu penting, mengingat subjek konsentrasi studi di Stipar Ende adalah calon-calon guru di tingkat dasar dan menengah di masa mendatang dan penyuluh Agama Katolik yang juga akan terjun dalam dunia pendidikan.
Ketua Panitia Webinar, Maria Yulita C. Age, S.Pd M.Pd, mengatakan, webinar itu menghadirkan tiga narasumber. Antonius N. Puskurbuk, B.Th (Staf Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP, Kemendikbud), Hibatun Wafiroh (Sekjen Ikatan Guru Indonesia) dan RD. Fransiskus Soda Betu, M.Pd (Dosen Stipar Ende).
Antonius Puskurbuk membahas tema “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Pendidikan Dasar dan Menengah”. Hibatun Wafiroh membedah gagasan tentang “Skenario Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka Belajar” dan RD.Fransiskus meneropong tema “Pendidikan Katolik dan Tantangan Kurikulum Merdeka”.
RD Frederikus dalam sambutannya, menegaskan berhadapan dengan Kurikulum Merdeka Belajar, para guru dan calon guru perlu memahami filosofi dan makna dasar Kurikulum Merdeka Belajar.
Hadirnya Kurikulum Merdeka menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dalam Kurikulum Merdeka, katanya, siswa tidak hanya dibentuk menjadi cerdas. Namun, juga berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau yang disebut sebagai wujud Profil Pelajar Pancasila.
RD Frederikus mengatakan, Profil Pelajar Pancasila, adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama.
Ciri tersebut, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis, dan kreatif.
Melalui Profil Pelajar Pancasila, kata RD. Frederikus, pelajar Indonesia memiliki kompetensi yang demokratis untuk menjadi manusia unggul serta produktif di abad ke-21 di era teknologi semakin canggih dan globalisasi.
Selain itu, pelajar Indonesia diharapkan bisa berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta kuat menghadapi tantangan dalam kehidupan yang akan datang.
RD Frederikus mengatakan, Profil Pelajar Pancasila menjadi tujuan jangka panjang dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah untuk membentuk kompetensi serta karakter yang penting bagi setiap warga sekolah.
Pelajar Pancasila juga menjadi benang merah yang bisa mempersatukan segala praktik yang dapat dijalankan di sekolah.
RD Frederikus berharap agar seminar nasional ini dapat memberikan pencerahan kepada para peserta. *
Editor: Wentho Eliando