Petani Kopi dan Praktik Ijon di Lembah Colol (1)

- Jurnalis

Senin, 26 Juni 2023 - 19:21 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petani Kopi di Lembah Colol sedang mengiling kopi yang baru dipetik untuk jemur sebelum di jual.

Petani Kopi di Lembah Colol sedang mengiling kopi yang baru dipetik untuk jemur sebelum di jual.

BORONG, FLORESPOS.net-Lembah Colol terdiri dari lima desa, yakni Colol, Ulu Wae, Ngkiong Dora, Wejang Mali dan Rende Nao.

Desa-desa ini merupakan wilayah penghasil kopi terbesar di Provinsi NTT yang pada tahun 1937 pernah memenangkan kontes kebun yang diadakan Pemerintah Kolonial Belanda.

Sebagai bukti, kemenangan Keboen Bapak Bernadus Odjong yang kalah itu keluar sebagai juara dan dihadiahi bendera tiga warna berukuran 160 centi meter x 200 centi meter.

Saat ini bendera tersebut disimpan di rumah Bapak Aloysius Lesin, warga Kampung Biting, Desa Ulu Wae, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur.

Kehidupan masyarakat Lembah Colol,  yang sebagian besar adalah petani kopi sejak dahulu sangat dinamis.

Kopi adalah salah satu sumber penghasilan terbesar untuk menunjang berbagai kebutuhahan hidup.

Kopi menghidupkan ekonomi masyarakat, dari hasil kopi bisa melahirkan banyak Sarjana, kopi untuk memenuhi kebutuhan sosial. bahkan kopi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan warga di Lembah Colol.

Cerita kopi dari Lembah Colol sampai ke telinga wisatawan lokal maupun mancanegara, sehingga ada begitu banyak wisatawan yang datang ke Lambah Colol.

Baca Juga :  Uskup Maumere Titip Tiga Pesan Penting di Hari Disabilitas Internasional 2023

Berbagai jenis kopi yang ditanam petani Lembah Colol. Jenis kopi Arabika, Robusta, Juria, Yellow Catura, Red Catura, dan beberapa jenis kopi lainnya.

Berkat perjuangan para petani, grup asosiasi Asnikom dan para pencinta kopi yang terus melakukan berbagai promosi, kolaborasi lintas sektor.

Sehingga kopi Lembah Colol kini mendunia dan Pada tahun 2015 Kopi Robusta dan Kopi Arabika Lembah Colol  dinobatkan sebagai kopi terbaik di Indonesia.

Cerita tentang  Kopi Colol tidak pernah berhenti, lalu bagaimana dengan nasib petani kopi Lembah Colol?

Praktik ijon kopi sudah menjadi rahasia umum bagi Petani Kopi Lembah Colol, praktik ijon dari dulu hingga sekarang.

Ijon oleh para pemilik modal dilakukan pada bulan Januari- April. Uang untuk kebutuhan ekonomi rumah tangga, ongkos pembersihan lahan dan kebutuhan lainnya.

Menurut Marsel Kari Nani warga Desa Wejang Mali Senin, (20/6/2023) praktik ijon belum bisa dihilangkan dari petani kopi Lemba Colol.

Baca Juga :  Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur Diterima Secara Adat 

Hal ini karena petani tidak ada pilihan lain untuk talangi kebutuhan rumah tangga. Satu-satunya cara tercepat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi adalah melalui para tengkulak dengan sistem ijon.

Para pengepul kopi dan untuk di desa belum ada lembaga perbankan yang bisa memberikan kemudahan bagi petani pada musim paceklik.

Kata Marsel, pengambilan uang dengan sistem ijon sebenarnya sangat merugikan petani karena pada musim paceklik petani mengambil uang di pengusaha kopi dengan harga di bawah standar.

Misalnya harga kopi Rp15 ribu per liter pada saat pengambilan uang dan harga saat panen seperti sekarang Rp23 ribu per liter berarti petani mengalami kerugian Rp8.000 per liter.

Dia berharap ada lembaga keuangan yang bisa membantu petani kopi di Lembah Colol sehingga tidak ada lagi cerita Ijon. Saat ini ada koperasi mingguan itu yang banyak diikuti oleh kaum ibu, namun bunga mingguan sangat tinggi. *

Penulis: Albert Harianto / Editor: Anton Harus

Berita Terkait

Pater Thias Ajak Umat Onekore Refleksikan Perannya dalam Penyaliban Yesus
Oktavianus Tiza, Wasit Futsal NTT yang Dipanggil PSSI Persiapan Pro Futsal League 2025
Lima Ribuan Umat Paroki Onekore Hadiri Misa Kamis Putih
Perkokoh Toleransi di Mimbar Pengimbasan Metode GASING SMPN Reok Raya
Penjualan Tiket Angkutan Lebaran di Pelni Kacab Ende 3 Ribu Lebih, Masih Banyak yang Beli di Loket
Dorong Pemkab Manggarai Barat Tindak Tegas Investor Yang Langgar Aturan Investasi
Mebeler SMPN 3 Satap Tonggurambang Dipasang Kembali Setelah Tunggakan Lunas
700 Dosen CPNS Mengundurkan Diri, Ada Apa?
Berita ini 77 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 23:18 WITA

Pater Thias Ajak Umat Onekore Refleksikan Perannya dalam Penyaliban Yesus

Jumat, 18 April 2025 - 17:21 WITA

Oktavianus Tiza, Wasit Futsal NTT yang Dipanggil PSSI Persiapan Pro Futsal League 2025

Jumat, 18 April 2025 - 10:03 WITA

Lima Ribuan Umat Paroki Onekore Hadiri Misa Kamis Putih

Kamis, 17 April 2025 - 19:56 WITA

Perkokoh Toleransi di Mimbar Pengimbasan Metode GASING SMPN Reok Raya

Rabu, 16 April 2025 - 18:17 WITA

Penjualan Tiket Angkutan Lebaran di Pelni Kacab Ende 3 Ribu Lebih, Masih Banyak yang Beli di Loket

Berita Terbaru

Upacara pembasuhan kaki pada Misa Kamis Putih di Gereja Santo Yosef Onekore, Kamis (17/4/2025).

Nusa Bunga

Lima Ribuan Umat Paroki Onekore Hadiri Misa Kamis Putih

Jumat, 18 Apr 2025 - 10:03 WITA