Festival Golo Koe 2025: Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan yang Sinodal dan Inklusif

- Jurnalis

Rabu, 25 Juni 2025 - 16:34 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Festival Golo Koe adalah event tahunan. Ritus Katolik ini kembali digelar Agustus mendatang di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT yang populer disebut kota super premium atas alasan pariwisata.

Pada 2025 event ini telah memasuki tahun keempat penyelenggaraannya. Tema yang akan diusung: “Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan Yang Sinodal dan Inklusif”.

Pemilihan tema ini untuk menegaskan semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo dan Flores, serta memperkuat peran Gereja Katolik dalam kehidupan sosial dan budaya setempat.

Untuk diketahui, pertama kali festival Golo Koe diselenggara 2022. Saat itu Labuan Bajo masih bagian dari wilayah Keuskupan Ruteng. Inti kegiatan yakni menggaungkan semangat kebersamaan dan harmoni dalam keberagaman.

Ritus ini adalah prosesi akbar perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara Golo Koe yang merupakan ikon utama Festival Golo Koe.

Ada dua prosesi perarakan yang dilakukan, yaitu prosesi darat mengelilingi Labuan Bajo dari Gereja Stella Maris menuju Gua Maria Golo Koe dan prosesi laut, dimana Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara Golo Koe diarak melewati Dermaga Biru, Pantai Pede, dan Waterfront Marina Labuan Bajo.

Rangkai kegiatan yakni prosesi misa dilaksanakan di kawasan Marina Waterfront, diikuti umat Katolik. Prosesi ini menjadi ajang masyarakat dan pengunjung untuk dapat beribadah bersama.

Inkulturasi antara Gereja Katolik dan budaya Manggarai adalah perpaduan dan harmonisasi religiusitas yang mendalam tentang bagaimana peran Gereja Katolik di tengah masyarakat, bukan untuk meniadakan budaya atau adat istiadat setempat yang telah ada sebelum hadirnya Gereja Katolik di Pulau Flores, tetapi secara sinodal (berjalan bersama) mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keberagaman, hidup berdampingan, dan bergandengan tangan.

Baca Juga :  Bersama Pemkab, Keuskupan Ruteng Kembali Gelar Festival Golo Koe di Labuan Bajo

Festival Golo Koe menjadi inisiator tentang bagaimana Gereja Katolik merayakan religiusitas dalam keberagaman iman dan pengembangan pariwisata Pulau Flores yang sejalan dengan semangat ekopastoral.

Golo Koe adalah bagian dari ziarah spiritual yang menghidupi jiwa, dan pariwisata adalah ruang yang berpadu dengan semangat kebersamaan, bagaimana inkusifitas dan keberlanjutan menjadi semangat untuk merayakan segala bentuk kolaborasi.

Melalu event ini mengajak umat Katolik sekaligus masyarakat yang turut hadir dan terlibat dalam perayaan untuk menyelami jejak Allah dalam perjumpaan antar manusia, budaya, dan keindahan alam ciptaan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Keuskupan Labuan Bajo, RD Frans Nala dalam Siaran Pers yang di-publish Tim Publikasi Festival Golo Koe menjelaskan, tema Festival Golo Koe 2025 disesuaikan dengan arah dasar karya pastoral keuskupan, khususnya terkait pembangunan pariwisata di wilayah ini.

Keuskupan Labuan Bajo baru terbentuk menjadi sebuah gereja lokal dengan kekayaan sosial, keragaman etnis/ budaya, dan pluralitas agama.

Dengan profil kemajemukan, Keuskupan Labuan Bajo ingin menjadi sebuah rumah kebangsaan yang ramah dan mozaik persaudaraan yang harmonis. Hal ini diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan Festival Golo Koe yang pada tahun 2025 yang tahun ini memasuki tahun ke-4.

Dalam penyelenggaraan 2025, Keuskupan Labuan Bajo ingin menegaskan kembali karakteristik festival ini yang bercorak religi-budaya dan merangkul kemajemukan dan keanekaragaman sosial, paparnya.

Festival Golo Koe salah satu event religi dan budaya unggulan di Pulau Flores yang masuk Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) 2025.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2022, Festival Golo Koe menjadi ruang ekspresi budaya, iman, dan kreativitas masyarakat Flores yang dikemas secara profesional dan menarik bagi masyarakat, wisatawan domestik pun internasional.

Baca Juga :  Pemkab Manggarai Barat Diminta Aspal Jalan Menuju Lambur

Baru-baru ini Plt. Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Xaverius Teguh mengatakan, Festival Golo Koe menjadi momentum penting bagi kolaborasi multi pihak untuk semakin memperdalam semangat persaudaraan.

“Festival ini bukan sekedar ajang perayaan keagamaan dan budaya, tetapi sebuah platform untuk membangun narasi kebangsaan yang mengakar pada nilai-nilai kearifan lokal. Dengan semangat sinodalitas, Festival Golo Koe menjadi sarana  mempererat persaudaraan lintas agama, etnis, dan generasi, sekaligus mendukung pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Frans Teguh pun menegaskan komitmen BPOLBF dalam mendukung Festival Golo Koe sebagai bagian dari upaya memajukan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang inklusif.

“BPOLBF berkomitmen untuk terus memfasilitasi kolaborasi antar pemangku kepentingan agar Festival Golo Koe dapat memberi manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat setempat, sejalan dengan pengembangan Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan,” katanya.

Tema Festival Golo Koe 2025 mencerminkan semangat sinodalitas, yaitu berjalan bersama dalam keberagaman untuk mencapai tujuan bersama.

Festival ini akan menjadi ruang bagi umat Katolik, masyarakat lokal, wisatawan, serta seluruh pemangku kepentingan untuk membangun kesadaran akan pentingnya pariwisata yang memberdayakan masyarakat setempat serta menjaga harmoni dengan nilai-nilai agama dan budaya.

Pada festival Golo Koe 2025 akan menampilkan berbagai agenda utama seperti Prosesi Akbar Bunda Maria Assumpta Nusantara, proses budaya, misa syukur, parade budaya lintas etnis, pentas seni musik dan tari tradisional, pameran UMKM, serta berbagai aktivitas edukatif lainnya yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif masyarakat lokal.

BPOLBF mengundang seluruh masyarakat di Pulau Flores, wisatawan, dan seluruh stakeholder pariwisata untuk bersama-sama merayakan Festival Golo Koe 2025 dengan semangat kebersamaan, keberagaman, dan keberlanjutan. *

Penulis : Andre Durung

Editor : Wentho Eliando

Berita Terkait

Menang Atas BMU, Mikael Badeoda Sebut Perse Sudah Bangkit dan Kembali Jalurnya
Kata Wabup Sikka, Tahun 2026 Dokter Spesialis Ada Tambahan Insentif dari Kemenkes
Wabup Sikka Paparkan Kondisi Awal Hingga Tersedianya Dokter Anestesi
STIE Karya Gelar Wisuda ke-VI, Lahirkan 56 Sarjana Siap Bangun Ekonomi Lokal
Tenaga Kesehatan Didorong Aktif Perkuat Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kota Ende
Meski Tiket 16 Besar Sudah di Tangan PSN Tetap Bermain Fight di Laga Terakhir
Apa Saja Prestasi Bidang Kesehatan di Sikka Jelang Akhir Tahun 2025 dan Tantangannya
Ketua DPRD Sikka Bicara Soal Kebijakan Kesehatan, Fasilitas, Pelayanan dan Insentif Saat Hari Kesehatan Nasional
Berita ini 44 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 20:59 WITA

Menang Atas BMU, Mikael Badeoda Sebut Perse Sudah Bangkit dan Kembali Jalurnya

Sabtu, 15 November 2025 - 20:28 WITA

Kata Wabup Sikka, Tahun 2026 Dokter Spesialis Ada Tambahan Insentif dari Kemenkes

Sabtu, 15 November 2025 - 20:08 WITA

Wabup Sikka Paparkan Kondisi Awal Hingga Tersedianya Dokter Anestesi

Sabtu, 15 November 2025 - 17:36 WITA

STIE Karya Gelar Wisuda ke-VI, Lahirkan 56 Sarjana Siap Bangun Ekonomi Lokal

Jumat, 14 November 2025 - 21:34 WITA

Meski Tiket 16 Besar Sudah di Tangan PSN Tetap Bermain Fight di Laga Terakhir

Berita Terbaru

Bentara Net

Olahraga sebagai Jalan Menuju Keutamaan

Sabtu, 15 Nov 2025 - 10:33 WITA