KUPANG, FLORESPOS.net-Kendaraan truk ekspedisi dengan tujuan Pulau Adonara dan Lembata sering menumpuk di Pelabuhan Feri Waibalun, Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur akibat ketidakpastian jadwal kapal feri.
Selain itu, penumpukan kendaraan juga diakibatkan oleh rusaknya kapal fery KMP Ile Mandiri yang melayani rute Pelabuhan Feri Waibalun, Pelabuhan Feri Deri Pulau Adonara dan Pelabuhan Feri Waijarang Kabupaten Lembata.
Kepala Ombudsman Perwakilan NTT Darius Beda Daton dalam rilisnya mengatakan, untuk mengatasi masalah ini maka Kamis (15/5/2025) telah diadakan diskusi antara Bupati Flores Timur bersama GM ASDP NTT, Kepala Balai Transportasi Darat (BPTD dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT.
Darius menyebutkan,dalam diskusi yang juga dihadiri olehnya, dibahas keluhan Komunitas Truk Ekspedisi Lintas Flores yang telah disuarakan sejak akhir tahun 2024 namun belum mendapat penyelesaian.
“Saat diskusi ini berlangsung, Komunitas Truk Ekspedisi Lintas Flores sedang melakukan aksi damai di Pelabuhan Waibalun untuk menyampaikan beberapa tuntutan yang mesti segera direspon,” tutur Darius Beda Daton, Jumat (16/5/2025).
Darius menjelaskan, Komunitas Truk Ekspedisi Lintas Flores mengeluh terkait penumpukan Truk Ekspedisi di Pelabuhan Very Waibalun Larantuka, Kabupaten Flores Timur dengan tujuan penyeberangan Adonara dan Lembata hingga dua sampai tiga minggu.
Ia mengatakan, penumpukan kendaraan tersebut disebabkan tidak pastinya jadwal pelayanan kapal dan kerusakan KM Ile mandiri milik ASDP dengan tujuan Larantuka-Adonara-Lembata.
“Akibatnya, truk ekspedisi mengalami banyak kerugian karena bertambahnya biaya operasional sopir dan kemungkinan kerusakan muatan barang seperti buah-buahan, sayur atau telur,” ucapnya.
Selain itu, tambah Darius, penumpukan kendaraan tersebut menyebabkan terganggunya kelancaran distribusi logistik antar pulau yang berpotensi mengganggu kestabilan harga barang di tingkat masyarakat.
“Langkah cepat Bupati Flores Timur menginisiasi pertemuan bersama ini sangat tepat dan membantu kelancaran distribusi logistik antar pulau,” ungkapnya.
Darius menambahkan, pertemuan bersama ini menghasilkan beberapa kesepakatan yakni, kapal-kapal milik ASDP Kupang yang melayani rute komersial Kupang-Larantuka akan melayani penyeberangan Larantuka-Adonara-Lembata dan kembali lagi ke Kupang melalui Larantuka sebanyak dua kali seminggu.
Dia menyebutkan, pelayanan penyeberangan rute ini diharapkan tidak lagi menimbulkan penumpukan kendaraan di pelabuhan Larantuka, Adonara dan Lembata.
Kesepakatan berikutnya, kata dia, penyebarangan rute ini juga akan dilayani KM Ile Mandiri jalur subsidi pusat yang melayani hingga Alor.
“Kesepakatan berikutnya, pelayanan kapal untuk rute yang menyinggahi Pulau Solor akan diupayakan kemudian setelah usulan kebutuhan tambahan kapal dari Kabupaten Flores Timur dan Lembata disampaikan kepada Menteri Perhubungan melalui Gubernur NTT,” ungkapnya.
Darius mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang selau menyampaikan komplain terkait hal ini kepada Ombudsman NTT terkait layanan ASDP, layanan pelabuhan dan penumpukan kendaraan untuk penyeberangan Larantuka-Adonara-Lembata.
“Komplain anda sekalian membantu pemerintah memperbaiki layanan sehingga menjadi lebih baik lagi. Jangan berhenti melapor, karena dengan melapor anda sekalian telah berpartisipasi memajukan daerah ini,” ungkapnya. *
Penulis : Ebed de Rosary
Editor : Wentho Eliando