Kebijakan Tutup Air Irigasi Mbay Ciptakan Konflik Sosial

- Jurnalis

Kamis, 15 Mei 2025 - 10:43 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MBAY, FLORESPOS.net-Keputusan Komisi Irigasi Kabupaten Nagekeo untuk melakukan penutupan air Irigasi Mbay dengan skema 10 hari basah dan 7 hari kering telah memicu kemarahan para petani di Mbay. Skema ini dinilai tidak mensejahterakan petani, melainkan menciptakan konflik sosial.

Hal itu disampaikan Seravinus Mena, politisi PDI-Perjuangan kepada Florespos.net, Kamis (15/5/2025).

Seravinus menegaskan, penutupan air Irigasi Mbay akan menyebabkan saling rampas air untuk mengairi bedeng, yang dapat memicu konflik sosial di masyarakat.

Selain itu, kebijakan ini juga akan berdampak negatif pada ekonomi petani yang saat ini sudah sulit.

Baca Juga :  Ganjar dan Mahfud Hadiri Upacara Harla Pancasila di Ende, Warga Berebut Foto dengan Ganjar

“Apa urgennya tutup air yang di lakukan Komisi Irigasi Kabupaten Nagekeo? Kalau hanya sekadar PH tanah dan memberantas hama, itu pemikiran sangat dangkal. Seharusnya pengambil kebijakan lihai untuk memutuskan itu,” tegas Seravinus yang juga seorang aktivis tahun 1998 itu.

Sebab kata Seravinus, pengambil kebijakan harus melihat dulu kondisi riil para petani di lapangan. Selain itu harus melihat dengan kebijakan pusat.

“Masa kebijakan Komisi irigasi Kabupaten Nagekeo tidak menghiraukan Instruksi Menteri Pertanian. Ini sangat kacau,” tegas Seravinus.

Baca Juga :  Digelar Workshop Pemetaan Aksi Pokja Pengembangan Kopi Berkelanjutan di Ngada 

Seravinus menilai bahwa skema 10 hari basah dan 7 hari kering tidak memiliki nilai positif untuk mengembalikan pH tanah dan memberantas hama.

Justru, kebijakan ini kata dia, akan memperkeruh persoalan sosial di tengah masyarakat.

Seravinus menambahkan kebijakan ini juga bertentangan dengan Instruksi Menteri Pertanian yang meminta agar petani melakukan penanaman padi di bulan Mei 2025.

Dia berharap agar kebijakan ini dapat ditinjau ulang dan dicarikan solusi yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan petani.*

Penulis : Arkadius Togo

Editor : Wentho Eliando

Berita Terkait

Insan Bumi Mandiri Kembangkan Program Ekonomi Pesisir di Golo Mori, Manggarai Barat
Pemda Sikka Bentuk Koperasi Merah Putih di 194 Desa dan Kelurahan
Sepuluh Pesan Romanus Woga Agar Kopdit Bisa Meraih Sukses
Manager Puskopdit Swadaya Utama Paparkan Tantangan dan Harapan Agar Kopdit Bisa Bertahan
Temui Ombudsman NTT Dirut PT. Flobamor Paparkan Masalah Perusahaan
Polres Ende Terjunkan Anggota ke Rumah Ibadah, Ternyata Ini yang Dilakukan
Songsong Festival Seni Pertunjukan, Dispar Flores Timur Gelar Workshop
Ini Komitmen PT Banera Hadirkan Apotek Pelengkap di Kompleks RSUD Ende
Berita ini 517 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 12:18 WITA

Insan Bumi Mandiri Kembangkan Program Ekonomi Pesisir di Golo Mori, Manggarai Barat

Sabtu, 14 Juni 2025 - 08:39 WITA

Pemda Sikka Bentuk Koperasi Merah Putih di 194 Desa dan Kelurahan

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:55 WITA

Sepuluh Pesan Romanus Woga Agar Kopdit Bisa Meraih Sukses

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:49 WITA

Manager Puskopdit Swadaya Utama Paparkan Tantangan dan Harapan Agar Kopdit Bisa Bertahan

Jumat, 13 Juni 2025 - 16:56 WITA

Temui Ombudsman NTT Dirut PT. Flobamor Paparkan Masalah Perusahaan

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Sepuluh Pesan Romanus Woga Agar Kopdit Bisa Meraih Sukses

Jumat, 13 Jun 2025 - 19:55 WITA

Nusa Bunga

Temui Ombudsman NTT Dirut PT. Flobamor Paparkan Masalah Perusahaan

Jumat, 13 Jun 2025 - 16:56 WITA