MAUMERE, FLORESPOS.net-Mahasiswa GMNI Sikka menggelar demo di DPRD Kabupaten Sikka, NTT, mempersoalkan ketiadaan dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere yang mengakibatkan kematian ibu hamil dan bayi dalam kandungannya.
Aksi ini sempat ricuh saat mahasiswa hendak mendobrak masuk ruang sidang paripurna DPRD Sikka. Saat itu rapat paripurna DPRD dan pemerintah yang dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Sikka.
“Kita sungguh menyayangkan terjadinya kericuhan ini sehingga menyebabkan seorang kader kita tangannya keseleo,” sesal Yohanes Maro, Ketua Dewan Pimpinan Cabang GMNI Sikka, Jumat (11/4/2025).
Yohanes mengatakan, para mahasiswa terlalu lama menunggu di luar gedung DPRD sehingga berupaya masuk ke dalam ruang sidang namun dihalang-halangi oleh aparat kepolisian dan Satpol PP.
Ia menyebutkan ,ada aksi saling dorong ini didorong keinginan mahasiswa untuk bisa segera masuk ke ruang rapat DPRD Sikka untuk bisa berdialog bersama pihak pemerintah dan anggota DPRD Sikka.
“Kami meminta Kapolres Sikka untuk melakukan evaluasi semua anggotanya yang menyebabkan adanya tindakan kekerasan.Kami ingin masuk dan berdialog dengan pemerintah dan anggota dewan karena menunggu terlalu lama di luar ruangan,” ungkapnya.
Dalam pernyataannya, Yohanes selaku Ketua DPC GMNI Sikka mengatakan, RSUD TC. Hillers Maumere sebagai rumah sakit tipe C, secara terang-terangan melanggar hukum dengan tidak menyediakan dokter anestesi.
Padahal kata dia, Permenakes No.56 tahun 2014 dan UU No. 44 tahun 2009 mewajibkannya sehingga ketidakhadiran tenaga rnedis kritis ini menunjukan pembiaran sistematis oleh pemerintah daerah Kabupaten Sikka.
“Pelanggaran ini bukan hanya administrasi tetapi berpotensi mengancam nyawa, seperti kematian ibu dan anak yang seharusnya bisa dicegah,” tegasnya.
Yohanes menyebutkan janji Bupati Sikka untuk menghadirkan dokter Anestesi adalah manuver politik tanpa integritas.
Kata dia, kegagalan kewajibannya ini mencerminkan ketidakseriusan dalam memprioritaskan kesehatan masyarakat, bahkan setelah nyawa menjadi taruhan.
Hal ini sebutnya. bertentangan dengan prinsip Good Government dan melanggar amanat penderitaan rakyat.
Lanjutnya, ketidakmampuan pemerintah dalam hal ini melalui RSUD Dr. TC Hillers Maumere untuk memberikan pelayanan dasar seperti persalinan aman melanggar konstitusi pasal 28H UUD 1945 tentang Hak Hidup Sejahtera dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Hak Atas Kesehatan.
“Upaya merujuk almarhumah Maria Yunita ke rumah sakit lain yang gagal akibat tarik ulur waktu membuktikan sistem rujukan darurat yang amburadul,” tuturnya.
Yohanes mengakui kondisi ini cerminan buruknya koordinasi antara instansi dan ketiadaan protokol darurat yang jelas dan tanpa rujukan yang responsive masyarakat akan terus menjadi korban.
Oleh karena itu GMNI Sikka mendesak pemerintah pusat dan daerah wajib merekrut dokter anestesi ke RSUD TC Hillers Maumere dalam waktu 3X24 jam melalui skema darurat.
Yohanes mengatakan, Bupati Sikka dan Direktur RSUD TC Hillers harus diproses hukum atas dugaan pelanggaran UU N0. 44 tahun 2009 dan kelalaian mengakibatkan kematian (pasal 359 KUHP).
GMNI Sikka juga mendesak dilakukan Investigasi alokasi APBD Kabupaten Sikka untuk kesehatan dan publikasikan hasilnya kepada masyarakat.
“Agar dibangun sistem rujukan darurat terintegrasi berfasilitas Iengkap dan koordinasi antara rumah sakit,” harapnya.
Sementara itu Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago dalam rapat dengar pendapat menjelaskan pemerintah telah meloby 2 dokter anestesi yang pernah bertugas di RS TC Hillers namun tidak ada titik temu.
Juventus mengakui, kedua dokter tersebut meminta insentif yang besar selain itu ada hal-hal yang tidak disepakati padahal sebelumnya sudah ada kesepakatan saat rapat dengan dinas Kesehatan NTT dan Kementrian Kesehatan tidak ada titik temu.
“Saya sudah minta dua dokter dari Kementrian Kesehatan dan sudah disetujui dan sedang diproses agar bisa ditempati di Sikka. Kita juga meminjam dokter anestesi dari Pemda Nagekeo,” ujarnya.
Juventus juga mengakui pihaknya sudah berbicara dengan dokter anestesi dan manajemen RS St.Gabriel Kewapante dan telah disepakati dokter anestesinya bisa membantu sementara di RS TC Hillers Maumere. *
Penulis : Ebed de Rosary (Kontributor)
Editor : Wentho Eliando