LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (KP2) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT terus berupaya mendongkrak penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) itu/Dinas KP2 tahun 2024, walau tidak mudah.
Kepala Dinas KP2 Mabar, Fatinci Reynilda, kepada FloresPos. Net di Labuan Bajo belum berselang, mengatakan hingga 12 November 2024 realisasi sementara PAD dinasnya (KP2) baru mencapai Rp.438.664.500 atau 44% dari target Rp1 miliar.
“Kita terus berupaya supaya PAD kita naik, setidaknya lima puluh persen, itu butuh kerja keras dan tidak mudah,” kata Kadid yang akrab disapa In itu.
Penyebab belum maju-majunya realisasi PAD dimaksud, kata Kadis In, karena sejumlah hal. Di antaranya, untuk BBI Ngorang Dinas KP2 sedang melakukan proses pendroping benih dan pakan ikan ke kelompok masyarakat, setelah hal itu baru proses PAD-nya.
Kedua, untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kampung Ujung kendalanya ada penurunan biaya sewa kios dan lapak, tahun lalu lebih besar dari tahun ini, 2024, sesuai luas kios atau lapaknya.
Kemudian cuaca kurang bagus sehingga berpengaruh pada hasil tangkapan nelayan menurun, ikan masuk ke TPI jadi sedikit. Hal ini juga berdampak pada penurunan penerimaan retribusi.
Tidak hanya itu, praktek kurang jujur nelayan, antara lain mereka menghindar bongkar ikan di TPI di luar jam kerja petugas (KP2). Bongkar ikan antara jam 5 sampai jam 10 pagi Wita, tetapi nelayan bongkar tengah malam, sehingga lolos dari pungutan retibusi Rp.10 ribu/kilogram (kg), sesuai Perda pajak dan retribusi daerah, kata Kadis In.
Masih Kadis In, Dinas KP2 terus mendorong para pihak supaya membuka industri pengalengan ikan atau pabrik tepung ikan di Mabar. Ikan tertentu di Mabar tidak banyak yang beli/kurang peminat karena tulangnya banyak.
Juga mendorong masyarakat untuk industri rumahan/UMKM, seperti abon ikan, bakso ikan, sambal ikan dan lain-lain. Juga mendorong perbanyak pengepul ikan. Hal-hal ini untuk mengatasi surplus ikan pada musim-musim tertentu.
Sebagai misal pas musim cumi, atau sencara atau ikan lamari dan lain-lain, itu hasilnya berlimpah. Hal ini bisa mengakibatkan harga turun tajam. Tetapi kalau banyak pengepul, itu bisa dibawa jual ke daerah lain seperti ke Jawa Timur dan lain-lain setelah dikeringkan. Karena di sana banyak industri pengalengan ikan, pabrik tepung ikan dan lain-lain, kata Kadis In yang saat itu ditemani Hari pegawai setempat *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus