ENDE, FLORESPOS.net-Pasangan Bakal Calon Gubernur Provinsi NTT, Simon Petrus Kamlasi (SPK) dan Adrianus Garu atau yang dikenal dengan Paket SIAGA melalukan lawatan politiknya ke Ende, kota rahim Pancasila, Minggu (8/9/2024) sore.
Saat datang di Kabupaten Ende, tepatnya di Desa Nuamuri, Kecamatan Kelimutu keduanya disambut hangat oleh warga dan relawan SIAGA.
Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu saat tiba di Desa Nuamuri, Kecamatan Kelimutu disambut oleh tokoh adat dan sesepuh masyarakat serta relawan.
Keduanya diajak masuk rumah adat, mengenakan pakaian adat Ende – Lio sebelum ke tempat tatap muka. Saat masuk di arena tatap muka SPK dan Adrianus Garu disambut dengan tarian.
Bacalon Gubernur NTT dari Paket SIAGA, Simon Petrus Kamlasi (SPK) saat menyapa relawan dan warga Ende yang hadir mengatakan terkesan dengan penyambutan di Ende.
“Saya yakin menang karena sudah masuk rumah adat dan disambut oleh tokoh adat lalu masuk rumah adat,” katanya.
SPK mengatakan Ende memiliki karisma tersendiri karena kota dan kabupaten ini memiliki sejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Ende menjadi rahim pancasila yang telah diakui secara nasional.
“Ende punya karisma tersendiri maka saya harus datang menyapa bapak mama dan masyarakat di sini,” katanya.
Dihadapan warga Ende yang hadir, SPK mengatakan ia adalah jenderal bintang satu yang memutuskan mundur dari TNI dan maju di Pilgub NTT karena cinta NTT.
Jika terpilih maka Paket SIAGA sudah berkomitmen membangun NTT bersama rakyat dan menjadikan rakyat sebagai subjek pembangunan bukan objek pembangunan.
“Saya akan melakukan pembangunan dengan rakyat sebagai subjek pembangunan bukan objek pembangunan. Kita harus paham rakyat butuh apa”.
“Peran serta masyarakat harus diutamakan dalam swakelola, kontraktual harus dikurangi. Kita bangun dengan cara kita. Ende dibangun dengan cara Ende. Kami siapkan jiwa raga kami untuk bangun NTT,” katanya.
Bacalon Wakil Gubernur NTT, Adrianus Garu mengatakan ia terpanggil maju di Pilgub karena ingin bangun NTT yang selalu dicap ketiga terakhir dari belakang. Provinsi NTT memiliki banyak orang pintar namun tidak semua mempunyai hati untuk bangun NTT.
“Mari kita sama-sama bangun NTT agar tidak lagi dicap ketiga dari belakang,” katanya. *
Penulis : Willy Aran
Editor : Wentho Eliando