ENDE, FLORESPOS.net-Universitas Flores (Uniflor) Ende melakukan terobosan baru untuk penguatan kapasitas pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Ende, Provinsi NTT.
Direktur Pasca Sarjana Uniflor, Dr Avianita Rachamawati saat konferensi pers dengan media di ruang kuliah pasca sarjana, Selasa (3/9/2024) mengatakan program ini adalah kolaborasi program studi magister manajemen program pascasarjana dengan LP2M.
Melalui program tersebut Uniflor menggandeng para pakar dari akademisi, trainer dan dari Kementrian Desa melakukan kegiatan Training of Trainers penguatan kapasitas manejerial pengelola keuangan bagi pendamping BUMDes dan pengurusnya di Kabupaten Ende.
Sebanyak 16 BUMDes dari ratusan BUMDes di Kabupaten Ende akan mengikuti pelatihan dan akan dilanjutkan dengan pendampingan.
Kegiatan Training of Trainers akan diberikan oleh para pakar diantaranya Dr. Dyah Purwanti, Ketua LP3M PKN STAN, Dr. Ali Sofyan, S.E., M.Si., CADE, CAP, Ketua BUMDes Jepara, Provinsi Jawa Tengah dan Dahlan, S.E dari BPPSDM DPS-Kemendes PDTT.
Kegiatan Training of trainers ini akan diikuti dengan Launching Sekolah BUMDes Kabupaten Ende yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 September 2024.
Penyelenggaraan TOT dengan Judul Penguatan Kapasitas Manajerial dan Pengelola Keuangan bagi BUMDes dan Pengelola Operasional Bumdesa merupakan cikal bakal program kerja dibawah Sekolah BUMDes Uniflor di Kabupaten Ende.
Sekolah BUMDes Uniflor memiliki ranah pekerjaan pendampingan pada penguatan SDM BUMDes seperti pelatihan pelaporan keuangan, dan juga assessment yang akan bekerjasama dengan Kemendes PDTT, Pemerintah daerah Kabupaten Ende dan juga.
Dr. Imaculata Fatima, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan mengatakan perguruan tinggi adalah incubator gagasan keilmuan yang mesti mengambil peran itu.
Dikatakannya, bahwa kegiatan seperti ini adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat dari lembaga pendidikan tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dari desa melalui BUMDes.
Dr Fatima menegaskan sekolah BUMDes yang dimaksud bukan seperti sekolah formal tetapi merupakan sebuah program pendampingan dan penguatan pengelola BUMDes di desa-desa agar bisa mengelola badan usaha ini menjadi roda perekonomian di desa.
Alasan Uniflor menggandeng dan menghadirkan para pakar di dalam kegiatan agar bisa membagi ilmu dan pengetahuan tentang pengelolaan BUMDes kepada pengelola di Ende.
Kegiatan ini juga dilaksanakan atas kolaborasi dengan lembaga mitra seperti pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas PMD dan pemerintah desa terkait.
Dr. Ali Sofyan, Ketua BUMDes Jepara, Jawa Tengah mengatakan pihaknya mengapresisasi Uniflor yang telah menginisiasi dan menggagas program ini.
“Kami apresiasi dan akan membagi pengalaman pengelolaan BUMDes di Jepara untuk pengelola di Ende,” katanya.
Tercatat pada tahun 2023 terdapat 196 BUMDes di Kabupaten Ende. Setelah muncul regulasi baru yakni Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 terdapat penyaringan BUMDes dari 196 BUMDes menjadi 115, yang teregistrasi nama terdapat 78 BUMDes dan 16 BUMDes telah memiliki sertifikası badan hukum.
Persoalan BUMDes di tiap desa pada seluruh kecamatan di Kabupaten Ende, antara lain, ketidaksiapan para pengurus BUMDes, mengakibatkan manajemen BUMDes berjalan di tempat. Macetnya dana pinjaman pada warga desa, pada program simpan pinjam dan BUMDes belum memanfaatkan asset dan potensi desa secara penuh. *
Penulis : Willy Aran
Editor : Wentho Eliando