ENDE, FLORESPOS.net-Keberagaman agama dan budaya jadi warna tersendiri yang terus ditampilkan oleh panitia dalam rangkaian peristiwa iman tahbisan Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden.
Tampilan Keberagaman agama dan budaya pada peristiwa iman ini mau menunjukkan bahwa masyarakat Pulau Flores, Ende khususnya sangat kental dengan toleransi dan kerukunan.
Keberagaman dan toleransi itu kembali ditampilkan pada Gala Dinner di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Ende bersama para uskup se-Indonesia, Rabu (21/8/2024) malam.
Selepas Vesper Agung di Gereja Paroki St Yosef Onekore, Pemkab Ende menggelar acara Gala Dinner bersama para uskup baik dalam negeri maupun luar negeri yang hadir mengikuti tahbisan Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden, Kamis (22/8/2024) pagi.
Pada kesempatan itu, ada yang unik. Doa pengantar atau pembuka Gala Dinner bersama para uskup dibawakan dalam agama Islam dan dalam bahasa Arab.
Doa ini dibawakan oleh Gadir Dean, Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, Provinsi NTT. Ia tampil dengan pakaian khas pria Muslim saat membawakan doa dihadapan para uskup.
Gadir Dean, mengatakan awalnya ia sempat keberatan saat di minta oleh Penjabat Bupati Ende, Dr Agustinus Ngasu untuk membawakan doa.
“Pertama saat diminta oleh bapak Penjabat Bupati, saya agak keberataan karena doa dihadapan para uskup yang mulia baik dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.
Gadir mengatakan, sebelum menyatakan bersedia, jantungnya berdebar-debar. Namun setelah merenung sesaat ia menerima permintaan dari Penjabat Bupati untuk toleransi dan keberagaman di daerah ini.
“Awalnya saya berdebar-debar, tapi terakhir saya berpikir inilah toleransi dan keberagaman kita maka saya siap untuk tampil,” katanya.
Dia mengatakan, doa yang dibawakannya pada malam itu dalam bahasa Arab. Ia mengakui mendoakan keselamatan yang mulia Uskup Agung Ende dan semua uskup yang hadir. Ia yakin, doa yang dibawakannya dalam bahasa Arab tersebut dimengerti oleh para uskup.
“Saya doa dalam bahasa Arab karena saya yakin sembilan puluh persen uskup bisa bahasa Arab. Dalam pandangan kami uskup itu ahli kitab dan belajar semua agama maka saya yakin dalam bahasa Arab juga tidak masalah,” katanya.
Setelah tampil membawakan doa, kata Gadir, ia terharu karena langsung disapa oleh para uskup yang hadir. Bahkan ada uskup yang mengambil makan untuknya pada jamuan makan malam bersama tersebut.
“Saya terharu, uskup ambil nasi buat saya. Saya juga bangga membawakan doa dalam agama Islam dihadapan para yang mulia,” katanya.
Kata Gadir Dean, makna yang paling menonjol dari momen ini, “yaitu kita ingin menunjukkan kepada dunia melalui para uskup yang hadir bahwa Ende adalah Rahim Pancasila dan kental dengan semangat toleransi”.
“Kita tunjukkan kepada dunia melalui para uskup yang hadir bahwa Ende sangat kuat dengan toleransi. Kita perliahatkan keberagaman ini kepada dunia,” kata Gadir Dean.
Gadir Dean menambahkan, ia sudah terbiasa dengan keberagaman dan toleransi seperti ini karena pernah menimbah ilmu di sekolah pertanian milik yayasan Katolik di Timor Leste. *
Penulis : Willy Aran
Editor : Wentho Eliando