RUTENG, FLORESPOS.net-Krisis air dalam masyarakat bisa menjadi sumber konflik dalam kehidupan sehari-hari. Konflik bisa teratasi jika kebutuhan airnya bisa terpenuhi secara baik.
Dalam upaya menyikapi dan mengatasi krisis air itu, belakangan ini, TNI AD menggalakkan Program TNI Manunggal Air.
Kasrem 161/Wira Sakti Kupang, Kolonel (Cpl) Simon Petrus Kamlasi dalam materinya pada momen kegiatan Binkom Cegah Konflik Sosial yang diadakan Kodim 1612/Manggarai di Ruteng, Selasa (14/5/2024) mengatakan, dalam kehidupan ini, semua membutuhkan air.
“Karena itu, air harus selalu tersedia. Kalau tidak, maka bisa menimbulkan soal yang berakhir dengan konflik,” katanya.
Isu air ini sudah sifatnya global. Kalau di Afrika masalah air menjadi penyebab peperangan. Air dijaga Tentara.
Di NTT, selalu terjadi krisis air. Krisis air sering juga menimbulkan konflik sosial dalam masyarakat.
Karena itu, TNI AD berupaya mencari solusi untuk mengatasi krisis air lewat program TNI Manunggal Air. Program ini sangat cocok untuk masyarakat NTT juga.
Praksis dalam mengatasi masalah air, bisa dilakukan dengan empat metode yang sesuai dengan kesulitan mengakses air dalam masyarakat.
Pertama, bila sumber air letaknya lebih tinggi dari perkampungan, maka metodenya menggunakan gravitasi.
Kedua, sumber air letaknya jauh di bawah perkampungan, maka teknologi yang digunakan adalah pompa hidran.
Di Indonesia, sudah ada 3.000 titik pompa air hidran yang dilaksanakan TNI. Di NTT ini juga sudah banyak, termasuk di Manggarai raya.
Malah, TNI mendapat rekor Muri karena menghasilkan pompa hidran air terbanyak di dunia.
Ketiga, kalau sumber di atas dan di bawah kampung tidak ada, maka yang harus dipakai adalah sumur bor.
Di TNI ada alatnya untuk bor. Silakan melapor ke Kodim bila ingin masalah airnya teratasi. Peralatan dipakai gratis.
“Saya sejak tahun 2013 urus soal air ini,” katanya.
Keempat, kalau semua air tidak ada, maka perlu intervensi yang lebih besar dari pemerintah untuk dibuat waduk, embung, atau apalah namanya dalam mengatasi masalah air tersebut.
Bagaimana mengurus air secara baik? Pasti tidak bisa kerja sendiri. Semua harus bekerja sama agar tidak terjadi krisis air dan tidak terjadi konflik akibat masalah air.
Ketersediaan air yang cukup ini juga penting sekali ketahanan pangan. Sawah membutuhkan air. Maka bila sawah kesulitan air, maka bisa diatasi dengan pompanisasi dan pipanisasi.
Ketika Tentara asal TTS itu mengatakan, menangani apapun soal dalam masyarakat tidak bisa ditangani satu orang.
Siapapun sesuai dengan porsinya bisa berperan untuk mencegah dan mengatasi konflik-konflik masalah apa saja, termasuk yang bersumber dari masalah air.
Seorang peserta Damianus Garut mengatakan, apa yang dibicarakan ini praktis karena berkaitan dengan masalah hidup orang banyak, dan makhluk hidup lainnya, yakni air.
“Program pengadaan air untuk masyarakat dari TNI sangat baik. Kita di Manggarai, banyak kampung yang masih sulit mendapatkan air, apalagi air bersih,” katanya. *
Penulis: Christo Lawudin I Editor: Wentho Eliando