LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menghimbau para pelaku Parekraf (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengutamakan keamanan dan keselamatan berwisata.
Demikian disampaikan Frans Tegu, Plt. Direktur Utama BPOLBF di Labuan Bajo, Rabu (7/2/2024).
Menurutnya, koordinasi dan kolaborasi lintas stakeholder diperlukan dalam rangka memperkuat mitigasi bencana kepariwisataan di Labuan Bajo.
Sebagai satu dari 5 Destinasi Pariwisata Superprioritas (DPSP), kata Frans Tegu, saat ini Labuan Bajo adalah salah satu destinasi yang mengalami pergerakan wisatawan cukup signifikan. Di 2023 tercatat sebanyak 408,151 jumlah kunjungan wisatawan dari total 800,074 pergerakan kunjungan wisatawan di Labuan Bajo.
Dari total pergerakan itu, Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) sendiri mencatat sebanyak 300.488 wisatawan melakukan kunjungan ke Taman Nasional Komodo (TNK) sepanjang 2023.
Dengan arus pergerakan wisatawan ke Labuan Bajo dan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kawasan TNK untuk melakukan aktivitas bahari, maka aktivitas kapal wisata di perairan TNK juga meningkat, sehingga jaminan keamanan dan keselamatan wisatawan saat melakukan perjalanan di perairan Labuan Bajo perlu menjadi perhatian khusus dan prioritas bagi otoritas setempat dan seluruh pemangku kepentingan.
Kata Frans Tegu, ada 3 hal yang harus cermati terkait penanganan kegiatan berwisata yang berisiko tinggi yang harus dikelola dengan baik. Pertama terkait informasi terpadu yang berkenaan dengan civitas manajemen, sehingga wisatawan tahu kemana mereka bisa memboking TA/TO yang resmi.
Kedua terkait Safety dan Security yang sesuai standar keamanan kapal seperti tersedianya life vest jacket, tabung hydrance, sekoci, dan perlengkapan keamanan lainnya.
Ketiga kolaborasi terpadu, baik untuk memitigasi atau mengurangi risiko. Lalu jika misalnya kejadian yang tidak diinginkan itu terjadi, ada penanganan dan sejauh ini penanganan tersebut responnya sangat cepat.
Frans Tegu mengungkapkan, kasus kecelakaan kapal yang terus berulang di perairan Labuan Bajo seperti yang terjadi pada KLM Carpe Diem yang membawa 2 wisatawan asing asal Kanada yang mengalami insiden kebakaran di sekitar perairan Pulau Siaba, TNK pada Sabtu (3/2/2024) sore lalu menjadi perhatian serius yang membutuhkan perencanaan mitigasi kebencanaan yang diharapkan dapat meminimalisir kecelakaan di kawasan perairan.
Masih Frans Tegu, sebagai Satuan Kerja Kemenparekraf yang berkantor di Labuan Bajo, BPOLBF terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan lintas pemangku kepentingan, baik dengan otoritas setempat mulai dari Syahbandar, Basarnas, Polair, BTNK, Dispar, Lanal Labuan Bajo, Satpamobvit, dan instansi pemerintah lainnya maupun asosiasi kapal wisata yang selama ini siap sedia berkoordinasi dan berkolaborasi, serta merespon cepat segala kejadian darurat demi mengantisipasi agar musibah serupa tidak terjadi karena akan berdampak pada citra pariwisata Labuan Bajo.
Koordinasi lintas stakeholder ini merupakan bentuk kesiapan command center yang kami harapkan dapat meminimalisir potensi kebencanaan.
“Kami juga mengimbau para pelaku industri parekraf di Labuan Bajo termasuk BPOLBF sendiri untuk mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan,” ungkap Frans Tegu.
Terkait ini, lanjut Frans Tegu, salah satunya dengan menyediakan fasilitas keselamatan sesuai standar dan selalu mengecek kelaikan kapal sebelum berlayar, dan wajib mengurus clearance sebelum berlayar agar tetap berada dalam pemantauan otoritas pelabuhan, jelasnya.
Demi keamanan dan kenyamanan wisatawan, Frans Tegu mengingatkan para pelaku perjalanan wisata untuk mencari referensi legalitas operasional travel agent, tour operator, kapal wisata yang terdaftar resmi. Melakukan cek dan recek terkait kondisi iklim yang tepat untuk berlibur ke pulau.
Kemudian memastikan kondisi badan fit dan mampu beraktivitas dengan baik. Apabila ada keluhan segera melaporkan ke guide atau bisa mengecek kondisi di fasilitas kesehatan puskesmas maupun rumah sakit. Memberikan informasi riwayat kesehatan kepada operator wisata sehingga dapat diantisipasi perlakuan kesehatan khusus apabila diperlukan.
Juga menyimpan nomor kontak darurat agar tau harus menghubungi siapa saat mengalami musibah selama dalam perjalanan atau dapat menghubungi layanan PPID BPOLBF di nomor whatsapp 081138794555, ujar Frans Tegu. *
Penulis: Andre Durung I Editor: Wentho Eliando