LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Ratusan hektare (ha) tanaman jagung di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) terserang belalang kembara.
Serangan ini sudah dilaporkan kepada Pemerintah Pusat (Pempus) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar karena sudah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) sembari berharap intensitas hujan tinggi agar serangan berkurang.
Laurensius Halu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Mabar, mengatakan, instansinya sudah dan sedang melakukan gerakan pengendalian (gerdal) atas serangan hama belalang tersebut, stok obat-obatan cukup tersedia, aman.
Menanggapi media ini di Labuan Bajo, Senin (22/1/2024) Kadis Halu mengungkapkan, area tanaman jagung yang terserang belalang kembara tersebut tersebar di sejumlah lokasi di Kecamatan Welak dan Kecamatan Lembor Selatan. Umur tanaman lebih kurang 1 bulan, intensitas serangan kategori ringan.
Khusus di Wol Kecamatan Welak luas serangan 30 ha dan sudah dilakukan gerdal. Persediaan obat-obatan untuk sementara cukup.
Di Kecamatan Lembor Selatan ada lokasi tanaman jagung yang sudah dilakukan gerdal, lainnya menyusul.
“Besok kita gerdal di beberapa titik di Kecamatan Lembor Selatan,” kata Kadis Halu.
Koordinator POPT-PHP Dinas TPHP Mabar, Vitalis Anselmus Syukur, pada kesempatan yang sama menambahkan, saat ini luas area tanaman jagung di kabupaten itu yang terserang hama belalang kembara sekitar 500 ha dan berstatus KLB. Hal ini sudah dilaporkan kepada Pempus, yaitu Kementerian Pertanian.
“Kita berharap curah hujan terus berintensitas tinggi. Dengan begitu serangan bisa berkurang, bisa saja belalangnya lari ke hutan,” kata Kadis Halu.
“Intinya Pemkab Mabar melalu Dinas Pertanian Tanaman Pangan (TPHP) sudah dan terus melakukan tindakan pengendalian hama-hama itu, belalang kembara. Stok obat- obatan cukup, masih kategori serangan ringan,” sambung Syukur.
Ketika disinggung efek serangan belalang tersebut apa dapat berpengaruh hasil/produktifitas jagung setempat, Halu menegaskan tidak.
“Itu tidak berpengaruh” tandasnya. *
Penulis: Andre Durung I Editor: Anton Harus