RUTENG, FLORESPOS.net – Indeks nilai literasi dan numerasi secara kabupaten di Manggarai, NTT masih sangat buruk. Indeks dua aspek itu masih berada pada titik merah.
Ketika berbicara pada momen sosialisasi kurikulum merdeka yang diinisiasi anggota DPR RI, Andreas Hugo Parera dan bekerja sama Pusat Kurikulum Kementerian Dikbud, Riset dan Teknologi di Hotel Revayah Ruteng, Senin (24/7/2023), Bupati Hery Nabit mengatakan, banyak hal yang harus dilakukan agar pendidikan menjadi lebih baik.
“Untuk itu, kita harus lihat data tentang kondisi pendidikan di Manggarai ini. Kita lihat rapor pendidikan sekolah dan lalu rapor daerah,” katanya.
Dikatakan, untuk rapor pendidikan daerah, situasinya buruk. Untuk dua mata penilaian, yakni literasi dan numerasi masih berada pada titik merah. Titik merah berarti sangat rendah.
Berada ada pada titik merah berarti buruk. Apakah kalangan pendidikan menyadari keadaan yang tidak baik itu?
Level merah, aku Bupati Hery, memang tidak semua sekolah. Ada yang sudah bagus penilaiannya. Tetapi secara keseluruhan di daerah ini untuk indeks nilai literasi dan numerasi masih merah.
Karena itu, demikian Bupati Hery, semua sekolah harus lihat baik-baik rapor pendidikannya. Semua harus tahu sudah pada level mana sekolahnya.
Menurutnya, kalau semua sudah tahu soal, maka harus didesain program perbaikan untuk tahun depan di Manggarai ini. Semua sekolah harus mendesain agar Indeks nilai bisa berubah warna menjadi lebih baik.
Dengan adanya data yang ada, demikian Bupati Hery, maka dana BOSP untuk tahun depan bisa difokuskan pada upaya mengubah warna indeks nilai literasi dan numerasi.
Sedangkan anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Parera mengatakan, masalah indeks nilai dalam dunia pendidikan seperti disampaikan Bupati Hery tidak hanya di Manggarai.
“Ada daerah lain yang lebih buruk. Kalau mau ubah, maka semua harus bergerak dalam koridor yang sama,” katanya. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor:Anton Harus