Festival Golo Curu Keuskupan Ruteng Perkokoh Devosi kepada Bunda Maria

- Jurnalis

Selasa, 30 September 2025 - 19:19 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RUTENG, FLORESPOS.net-Keuskupan Ruteng menggelar Festival Golo Curu (FGC) yang rangkaian perayaan puncaknya akan dimulai sejak sejak 1 hingga 7 Oktober 2025. Rangkaian FGC ini semakin memperkokoh devosi umat Katolik Keuskupan Ruteng kepada Bunda Maria dan memperkuat spiritualitas keimanan warga Manggarai kepada Yesus Kristus.

Demikian saripati pesan yang disampaikan Ketua Umum Panitia Festival Golo Curu (FGC) Th. Yosefus Nono didampingi Ketua Pelaksana RD. Pepy Bora, Direktur Puspas Keuskupan Ruteng RD. Marthin Chen, dan Kadis Pariwisata Kabupaten Manggarai dalam jumpa pers dengan awak media di Aula Puspas Keuskupan Ruteng, Selasa (30/9/2025).

Yosefus Nono pada kesempatan ini menyampaikan enam hal penting terkait FGC.

Pertama, sejak tanggal 1 Oktober 2025 berlangsung meriah rangkaian kegiatan Festival Golo Curu yang ditandai dengan misa di Gereja Paroki Ka-Redong dan dilanjutkan dengan prosesi ke setiap Paroki dalam Kota Ruteng.

Sebelumnya tanggal 25 September 2025 Bunda Maria Ratu Rosari diarak dengan meriah dari Paroki Karot menuju Paroki Ketang Rejeng selanjutnya ke Paroki Cancar, Wangkung, Ngkor dan Kuwu. Rangkaian prosesi ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 7 Okober 2024 dalam prosesi akbar dari Gereja Katedral Ruteng menuju Bukit Golo Curu.

Jadi Festival Golo Curu pertama-tama adalah kegiatan spiritual untuk memperteguh dan merayakan iman umat kepada Yesus Kristus SangPenebus melalui Bunda-Nya Perawan Maria.

Kedua, . Iman Katolik yang membentuk spiritualitas umat Manggarai perlulah dirayakan. Dan justru dalam dan melalui festival Golo Curu, iman itu dapat diselebrasi dengan meriah, mengena dan partisipatif.

Lebih dari itu, iman juga harus meresapi seluruh aspek kehidupan manusia. Iman perlu mendorong kesejahteraan hidup umat dan masyarakat seluruhnya. Hal ini terungkap dalam pekan pameran UMKM festival yang dibuka resmi pada tanggal 3 Oktober 2025.

Demikian juga iman mesti bertumbuh dan berkembang dalam akar budaya lokal. Maka selama pekan festival diselenggarakan berbagai pentas seni yang menyajikan keindahan dan keunikan kultural Manggarai yang berpadu dengan atraksi kultural nusantara.

Tak kalah pentingnya iman juga harus merawat dan melestarikan “ibu bumi”. Untuk itu pada tanggal 5 Oktober 2025 akan dirayakan ibadat ekologi, pembersihan lingkungan hidup maupun penanaman pohon.

Akhirnya dalam kegiatan sosial karitatif  terungkap iman yang peduli dan bersolider melalui pembagian sembako kepada kelompok rentan (kelompok Renceng Mose). Jadi Festival Golo Curu sejatinya ingin mengejawantahkan pariwisata religi yang holistik.

Ketiga, Devosi rakyat kepada Bunda Maria Ratu Rosari telah menyatu dengan suka duka hidup sehari-hari orang Manggarai, termasuk perjuangan mencari nafkah. Karena itu, Maria disebut juga “Ende Pati Mose Nai” (Ibu yang peduli dan terlibat dengan pergumulan hidup anaknya). Alam Manggarai sangat cocok menghasilkan kopi yang nikmat, dan kopi sejak lama menjadi sumber mata pencaharian hidup masyarakat.

Baca Juga :  Dalam Pastoral Ekologis, Keuskupan Ruteng Ingin Kembangkan Juga  Ekonomi Ekologis

Festival Golo Curu ingin mengekspresikan kehidupan religi kultural orang Manggarai yang dibangun dalam devosi kepada Bunda Maria dan tradisi mengolah kehidupan khususnya melalui budaya kopi.

Tarian kolosal yang menjadi puncak karnaval budaya pada tanggal 6 Oktober akan memamerkan dengan memukau lingkaran biji rosario yang memantulkan kesatuan orang Manggarai dengan yang Ilahi, dengan komunitas adatnya serta dengan alam semesta.

Ritus tuk kopi (tumbuk kopi) dan inung kopi weru (menikmat seduhan kopi yang baru) mengungkapkan suka cita perjuangan hidup orang Manggarai, yang berakar dalam hadiah kehidupan Sang Khalik yang dilakoni dalam kebersamaan dan persaudaraan (nai ca anggit, tuka ca leleng).

Ritus kopi dalam tari kolosal Maria Ratu Rosari kemudian dibingkai dalam momentummenikmati seribu cangkir kopi yang diikuti oleh aneka kelompok etnis, agama, utusan paroki, dan representasi masyarakat dari segala kelompok usia.

Keempat, Dalam tahun 2025 Keuskupan Ruteng berfokus pada program Ekaristi Transformatif yang sekaligus membingkai lingkaran 10 tahun implementasi Sinode III Keuskupan Ruteng, 2016-2025. Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan umat beriman Kristiani.

Dalam Ekaristi orang menimba kekuatan rahmat ilahi yang menginspirasi dan menggerakan seluruh dinamika kehidupannya, sekaligus dalam Ekaristi orang menemukan kebahagiaan hidupnya yang sejati dalam perjumpaan dengan Kristus, dan Maria, sang Tabernakel Ekaristi. Ekaristi yang menjiwai dan menggerakan pergumulan nyata umat beriman dalam segala aspek kehidupannya yang ingin dirayakan dan diwartakan dalam festival Golo Curu.

Kelima, Festival Golo Curu ini diselenggarakan dalam kerja sama yang erat dan harmonis antar Gereja dan Pemda Kabupaten Manggarai, serta melibatkan berbagai stake holder lainnya. Kerja sama jejaring inilah yang kiranya menjadi model kebersamaan Gereja dan Pemerintah serta masyarakat dalam mewujudkan tanah Nuca Lale yang makmur dan bahagia.

Keenam, kami mengharapkan partisipasi insan pers untuk mempublikasikan Festival Golo Curu demi mewujudkan kehidupan iman umat Allah Keuskupan Ruteng yang semakin utuh (holistik), dinamis dan transformatif. Melalui festival Golo Curu kiranya komunitas iman Gereja semakin rekat berpadu (nai ca anggit, tuka ca leleng), kehidupan ekonomi umat semakin sejahtera, keunikan dan kekayaan kultural Manggarai semakin tersebar indah, dan keutuhan ciptaan semakin bersemi di tanah Nucalale tercinta ini. Dalam dekapan Bunda Maria Ratu Rosari kita mempersembahkan seluruh harapan dan kecemasan serta suka duka umat Allah keukuskupan Ruteng (bdk. GS, 1).

Baca Juga :  SMAS St. Gregorius Reo Selaras Zaman, Ini Terobosan dan Inovasi Lembaga Pendidikan

Kegiatan Festival Golo Curu

Inilah rundown Festival Golo Curu.Pertama, tanggal 26 hingga 30 September dilangsungkan prosesi Maria Ratu Rosari di lima paroki di luar Kota Ruteng

Kedua, tanggal 1-4 Oktober prosesi Maria Ratu Rosari di 7 Paroki Kota Ruteng yakni Paroki Redong, Golodukal, Cewonikit, Kristus Raja, Karot, Kumba, dan Katedral.

Ketiga, tanggal 3 Oktober pembukaan pameran, kuliner dan pentas seni yang dipusatkan di pelataran Parkir Katedral Ruteng.

Keempat, tanggal 4 Oktober pentas budaya dan sosial karitatif dengan beberapa item kegiatan yakni teater budaya dan pentas caci dilangsungkan di pelataran parkir Katedral dari pukul 08.—hingga pukul 13.00 Wita, kegiatan sosial karitatif di Renceng Mose Leda pukul 10.00 Wita, dan pameran & Pentas seni di pelataran parkir Katedral dari pukul 18.00 hingga 23.00 Wita.

Kelima, tanggal 5 Oktober kegiatan ekologis dengan beberapa item kegiatan yakni ibadat ekologis kreatif, penanaman pohon dan bersih lingkungan di Mbaru Wunut Ruteng dan wilayah Kota Ruteng pukul 10.00 Wita; lomba paduan suara yang dilangsungkan di Aula Assumpta Katedral Ruteng pukul 15.00 Wita; dan pameran dan pentas seni di pelataran Parkir Katedral Ruteng pukul 18 hinggga 23.00 Wita.

Keenam, tanggal 6 Oktober 2025 digelar karnaval budaya, selebrasi cultural Maria Ratu Rosari dan ritus kopi yang dipusatkan di Natas Labar dengan rincian kegiatan persiapan defile dan karnaval budaya pukul 07.30; defile dan karnaval budaya dari Natas Labar menuju Pelataran Parkir Katedral pukul 08.00 hingga 10.00.

Tarian kolosal Maria Ratu Rorasi dan Ritus Kopi yang dilangsungkana di Pelataran Parkir Katedral pukul 10.00 hingga 11.00 Wita; Lomba paduan suara yang dipusatkan di Aula Assumpta Katedral Ruteng dari pukul 15.00 hingga selesai; dan pameran & pentas seni yang dipusatkan di pelataran parkir Katedral dari pukul 18.00 hingga pukul 23.00 Wita.

Ketujuh, tanggal 7 Oktober 2025 prosesi akbar dan misa Agung Maria Ratu Rosari dengan beberapa item kegiatan misa puncak yang dilangsungkan di Gereja Katedral pukul 07.30 Wita; prosesi akbar Maria Ratu Rosari dari Gereja Katedral Ruteng menuju Golo Curu dari pukul 09.00 Wita; dan penutupan festival dan konser penutupan Festival Golo uru yang dipusatkan di Pelataran Parkir Katedral dari pukul 18.00 hingga pukul 23.00 Wita.*

Penulis : Walburgus Abulat

Editor : Anton Harus

Berita Terkait

Viral Video ASN Nagekeo Joget: Itu Kegiatan Ice Breaking untuk Menghilangkan Kejenuhan
Meriahkan HUT ke-61, Partai Golkar Flores Timur Gelar Pasar Murah
Bupati Yoseph Bocorkan Kriteria Calon Sekda, Bisa dari Luar Ende
Pemcat Komodo Segera Tertibkan Adminduk Warga di Kota Labuan Bajo
Ketua Umum Bhayangkari Salurkan 5.000 Paket Bantuan ke 3 Kabupaten di NTT
Nagekeo Siap Gelar Festival One Be, Angkat Isu Kemanusiaan, Ekososbud dan Lingkungan
Bupati Ende Rotasi Tiga Pejabat Eselon II
Semua Koperasi Desa Merah Putih di Manggarai Barat Segera Beroperasi
Berita ini 333 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 2 Oktober 2025 - 19:10 WITA

Viral Video ASN Nagekeo Joget: Itu Kegiatan Ice Breaking untuk Menghilangkan Kejenuhan

Kamis, 2 Oktober 2025 - 17:11 WITA

Meriahkan HUT ke-61, Partai Golkar Flores Timur Gelar Pasar Murah

Kamis, 2 Oktober 2025 - 12:22 WITA

Bupati Yoseph Bocorkan Kriteria Calon Sekda, Bisa dari Luar Ende

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:57 WITA

Ketua Umum Bhayangkari Salurkan 5.000 Paket Bantuan ke 3 Kabupaten di NTT

Rabu, 1 Oktober 2025 - 16:58 WITA

Nagekeo Siap Gelar Festival One Be, Angkat Isu Kemanusiaan, Ekososbud dan Lingkungan

Berita Terbaru

Opini

Kala Indonesia Krisis Keteladanan

Kamis, 2 Okt 2025 - 20:29 WITA

Nusa Bunga

Bupati Yoseph Bocorkan Kriteria Calon Sekda, Bisa dari Luar Ende

Kamis, 2 Okt 2025 - 12:22 WITA

Steph Tupeng Witin

Oring

Hermien Kleden dan Jurnalisme “Tutu Koda”

Kamis, 2 Okt 2025 - 11:45 WITA