MAUMERE, FLORESPOS.net-Indonesia merupakan negara kaya karena memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dikelola untuk kemajuan bangsa dan membuat masyarakatnya hidup sejahtera.
Selama 27 tahun umur reformasi di negeri ini namun negara Indonesia belum mengalami kemajuan yang pesat dan masih menghadapi berbagai macam tantangan yang muncul.
“Kalau negara maju politiknya untuk kemajuan bangsa tapi di Indonesia politiknya untuk survival.Apalagi politiknya electoral,” sebut Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, Jumat (1/7/2025).
Zulhas sapaan akrabnya mengaku prihatin melihat kondisi masyarakat saat ini yang dididik untuk bermental peminta-minta, mengharapkan bantuan dan tidak seperti dahulu dimana meski miskin namun rakyat bisa memberi.
Dia mencontohkan saat jaman perjuangan kemerdekaan dan setelah Merdeka dimana rakyat berjuang, memiliki nilai juang tinggi dan memiliki semangat gotong royong yang tinggi.
“Di pusat uang ribuan triliun tapi berputar-putar di pengusaha bukan ke masyarakat.Di Cina perusahaan besar bersaing ke luar negaranya tapi di Indonesia pengusaha minta konsesi,” ucapnya.
Zulhas menegaskan, ini yang ingin diperbaiki Presiden Prabowo dimana presiden ingin agar uang yang banyak bisa mengalir ke masyarakat dan ekonomi di desa bergeliat.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menambahkan,kalau mau maju maka rakyatnya harus kreatif, produktif dan pekerja keras. Kemiskinan sekarang ini banyak ada di desa.
“Kita melatih rakyat kita jangan jadi dhuafa, lemah atau tidak berdaya sebab rakyat kita adalah pejuang, pekerja keras. Makanya yang diperlukan adalah pemberdayaan dan keberpihakan,” tegasnya.
Untuk NTT papar Zulhas, pemerintah ingin agar provinsi ini menjadi pusat garam dan pemerintah akan membangun industri garam dan menghasilkan kualitas garam yang bagus.
Dalam kunjungan ke Maumere, Menko Pangan melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung Gedung Djazman Alkindi Kampus Universitas Muhammadiyah Maumere (Unimof).
Zulhas juga menjadi keynote speaker Seminar Nasional di aula kampus Universitas Muhammadiyah Maumere bertema “Pengelolaan Lahan Kering dan Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Ketahanan Pangan di NTT”.
Saat di Maumere dirinya menyumbang dana Rp200 juta untuk pembangunan gedung di Kampus Unimof serta memberikan dana Rp5 juta bagi para penari dan pemain musik kampung yang tampil dalam kegiatan kunjungan kerja ini.
Dirinya pun hanya sekitar 3,5 jam berada di Maumere dan terbang ke Kupang bersama rombongan dengan menggunakan pesawat khusus karena memiliki agenda kerja di ibukota Provinsi NTT. *
Penulis : Ebed de Rosary
Editor : Wentho Eliando











