LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Mahasiswa Politeknik eLBajo Commodus menggelar acara kuliner sebagai upaya melestarikan gastronomi lokal Flores yang terancam punah akibat arus globalisasi.
Acara bertajuk “Local Flavors, Local Stories” itu berlangsung di restoran kampus tersebut di Lancang, Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT, Rabu (11/6/2025).
Kegiatan yang dibuka Diretur Politeknik elBajo Commodus Labuan Bajo, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M. Si itu merupakan Ujian Akhir Semester bagi mahasiswa semester IV Program Studi Pengelolaan Perhotelan untuk mata kuliah Event Management.
Peserta kegiatan 120 orang lebih. Perwakilan pelajar dan pemerintah hadir dalam pameran kuliner, demonstrasi masak, hingga sesi talkshow.
Pada sesi talkshow menghadirkan 2 narasumber yaitu Chef Michael dan Pater Theribius Gurung, SVD.
Chef Michael Irawan Wahyu Agung menyatakan kekuatan kuliner lokal tidak hanya pada rasa, tetapi pada narasi di baliknya.
“Cerita memiliki kekuatan emosional yang mampu membangun koneksi dengan wisatawan,” ujarnya.
Sementara rohaniwan Katolik Pater Theribius Gurung, SVD, menyoroti ancaman kepunahan resep tradisional akibat minimnya dokumentasi dan kesadaran generasi muda.
“Di mana ada alam, di situ ada cerita,” katanya merujuk pada pentingnya memahami hubungan manusia dengan alam melalui pangan.
Pater Teri diketahui aktif mengarsipkan kuliner lokal Flores untuk menjaganya dari kelupaan.
Kepala Program Studi DIV Pengelolaan Perhotelan, Akib Hehanussa, menyebut acara ini sebagai bentuk nyata pembelajaran mahasiswa.
“Ini awal yang baik untuk eksplorasi lebih jauh terkait gastronomi, khususnya di Flores,” kata Akib.
Pada kesempatan yang sama Direktur Industri Kelembagaan BPOLBF, Fery Suprato, menegaskan bahwa gastronomi adalah potensi besar pariwisata.
“Perlu terus digali tidak hanya dari sisi rasa, tetapi juga dari sisi cerita,” katanya.
Pada acara itu mahasiswa juga mendemonstrasikan cara memasak hidangan khas Flores, Tibu Daging Pelepah Manuk. Melalui “Local Flavors, Local Stories”, mahasiswa politeknik ini menunjukkan peran mereka sebagai agen pelestari warisan budaya di tengah industri pariwisata yang terus berkembang. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus











